Adriano Moraes Adalah Keajaiban Nyata, Tak Diinginkan Hidup Sejak Bayi tapi Kini Juara Dunia MMA
INDOSPORT.COM - Nama Adriano Moraes saat ini tengah jadi perbincangan di kalangan para pecinta olahraga bela diri campuran, Mixed Martial Arts (MMA).
Setelah ia jadi petarung satu-satunya sejauh ini yang mampu menang TKO atas Demetrious Johnson di ajang One Championship.
Demetrious Johnson sendiri bukan nama sembarangan di dunia MMA, ia adalah seorang legenda sekaligus salah satu petarung terbaik sepanjanga masa dengan rekor 30 kali kemenangan.
Tak heran jika Adriano Moraes langsung jadi sorotan ketika mampu mengalahkan Demetrious Johnson pada April lalu.
Kala itu, sang penguasa divisi flyweight, Adriano Moraes berhasil mengalahkan Johnson dengan TKO di pertemuan pertama.
Sengitnya pertarungan keduanya, membuat panitia One Fight Night 1 akan segera menggelar pertemuan kedua, pada 27 Agustus 2022 mendatang di Singapore Indoor Stadium.
Mighty Mouse, julukan Johnson, berharap meraih hasil berbeda dari pertemuan sebelumnya.
"Anda tahu, ini terasa luar biasa. Ini adalah platform yang hebat di mana saya berada dan mendapatkan kesempatan melawan Adriano Moraes yang merupakan atlet luar biasa," kata Johnson di laman resmi One Championship.
"Kami berlatih sangat keras dan berharap akan meraih kemenangan. Saya bersemangat," ujar Demetrious Johnson.
Sementara itu, Adriano Moraes berharap bisa melanjutkan tren positif, dengan meraih kemenangan kedua dan menahbiskan dirinya sebagai petarung terbaik dalam kelas ini.
"Saya bersyukur berada di barisan terdepan dari ajang terbesar di ONE Championship. Saya telah lama ada bersama organisasi ini dan merasa seperti diberkati (dengan kesempatan ini)," kata petarung asal Brasil itu.
Lantas seperti apa profil singkat Adriano Moraes sang juara dunia One Championship? berikut ulasannya:
1. Adriano Moraes Ditelantarkan Sejak Kecil
Di balik kesuksesan Adriano Moraes, ternyata petarung berusia 33 tahun menyimpan kisah pilu di masa lalu.
Namun berbagai keajaiban juga mewarnai perjalanan hidupnya. Adriano Moraes lahir di Brasil pada April 1988 lalu.
Masa kecilnya bisa dibilang kurang beruntung, karena kehadirannya seperti tak direstui oleh orang tuanya untuk hadir di dunia ini, usai ibu kandungnya menelantarkannya di jalan.
Beruntung ia diselamatkan hidupnya oleh seseorang yang membawanya ke panti asuhan. Dari sana ia mendapat orang tua angkat bernama Mirtes Moraes, saat berusia 3 tahun.
Hingga saat ini, Adriano hanya belum tahu siapa wanita yang telah melahirkannya dan hanya mengenal Mirtes Moraes sebagai sosok ibu.
Bersama orang tua angkatya, Adriano Moraes mendapat kehidupan yang layak. Ia diasuh dan diberi pendidikan seperti anak kandungnya sendiri.
“Ibu berarti segalanya bagi saya. Ia adalah idola, saya melakukan segalanya baginya, dan saya akan terus melakukan yang terbaik bagi beliau. Karena ini adalah cinta," ujar Moraes tentang malaikat yang telah memberinya kehidupan baru.
Saat menginjak remaja, Moraes tumbuh menjadi anak ceria yang penuh energi. Ia menghabiskan banyak waktu di jalanan, sampai-sampai terlibat dalam pergaulan gengster.
Kehidupan remaja terbilang cukup keras, karena ia sering berkelahi antar gengster. Ironisnya, hal itu justru yang mengantarkannya ke jalan kesuksesan.
Berawal dari suatu hari ia kalah dalam perkelahian jalanan, sehingga memutuskan ikut seni bela diri asal Brasil, Jiu-Jitsu.
Seiring waktu justru Adriano Moraes mulai lupa dengan kehidupan jalanannya.
Ia malah menekuni olahraga bela diri, hingga bergabung dengan sasana ternama di bawah pimpinan Erick Medeiros dan Ataide Junior di Brasil bernama Constrictor Team.
2. Adriano Moraes Menekuni MMA
Sejak bergabung dengan Constrictor Team, kebiasaan Adriano Moraes perlahan mulai berubah. Ia lebih disiplin olahraga dan raji berlatih.
Tak heran ia mulai menuai hasil manis dari kerja kerasnya itu, seperti meraih berbagai gelar dari ajang Brasil Jiu-jitsu beberapa tahun kemudian.
Puncaknya, ia menjuarai NAGA No-Gi Pro Division pada 2014 – sebuah turnamen bergengsi di Amerika Latin. Berselang satu tahun, ia menerima sabuk hitam yang menandai tingkatan tertinggi dalam olahraga ini.
Setelah meraih kesuksesan dalam disiplin yang disebut “the gentle art” itu, Adriano Moraes melanjutkan jejak langkah beberapa rekan satu timnya dan mencoba arena MMA.
Petarung asal Brazil itu menjalani debut profesionalnya dalam MMA pada 2011. Selama tiga tahun berikutnya, ia memenangi 12 dari 13 laga serta merebut gelar juara.
Dan meraih puncak karier dengan mengalahkan Geje Eustaquio untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight perdana pada 2014.
Setelah berhasil mempertahankan gelar pada Maret 2015, “Mikinho” kehilangan sabuk dari Kairat Akhmetov yang merupakan petarung asal Kazakhstan yang kala itu tak terkalahkan.
Saat itu, Adriano sempat terpuruk dan merasa mimpinya berakhir. Setelah pindah dari Brazil ke Florida, Adriano sukses bangkit yang ditandai oleh kemenangan atas Eugene Toquero.
Ia lanjut menang submission atas Tilek Batyrov via rear-naked choke dan merebut gelar Juara Dunia Interim ONE Flyweight.
Sejak saat itu, Moraes selalu berhasil mempertahankan gelarnya dan menjadi salah satu juara paling dominan di ONE Championship.
Pada 2021, Moraes mencetak sejarah dengan menjadi orang pertama yang menang KO atas Demetrious Johnson, salah satu petarung MMA terbaik sepanjang masa.
Setelah itu, Moraes juga sukses mempertahankan sabuknya dari Yuya Wakamatsu di gelaran akbar ONE X pada bulan Maret.
Kini, Moraes akan menghadapi tantangan kedua dari Demetrious Johnson dalam laga puncak ONE Fight Night 1: Moraes vs. Johnson II.