5 Fakta Unik soal Medali Asian Para Games 2018
INDOSPORT.COM - INAPGOC secara resmi mengenalkan tiga medali yang akan diperebutkan oleh atlet disabilitas di Asian Para Games 2018, Jumat (05/10/18), sehari sebelum pembukaan ajang olahraga difabel terbesar Asia ini.
INAPGOC secara khusus, merancang medali yang akan diperebutkan, demi memuaskan para atlet.
Pasalnya, sebanyak 2.762 atlet dari 43 negara di Asia akan berpartisipasi pada 512 pertandingan dari 18 cabang olahraga, pertandingan-pertandingan di Asian Para Games 2018, tak kalah serunya dengan Asian Games 2018 lalu.
Alhasil, dengan banyaknya jumlah cabang olahraga yang dipertandingan. Perjuangan para atlit meraih medali-medali di Asian Para Games pun semakin sengit. Maka dari itu, INDOSPORT telah merangkum 5 fakta menarik mengenai medali Asian Para Games 2018.
1. Pembuatannya di China
Dalam jumpa persnya, Fanny menerangkan, pembuatan medali ini berlangsung di Guangzhou, China dan hanya memakan waktu empat bulan dalam pembuatannya. Hal ini, ia lontarkan ke awak jurnalis yang hadir saat pengenalan medali Asian Para Games 2018.
"Pembuatannya enggak terlalu lama, hanya sekitar empat bulan. Kami membuatnya di Guangzhou, China," tutur Fanny dilansir situs resmi Asian Para Games.
Didesain oleh Wakil Sekjen INAPGOC
Bila desain medali Asian Games 2018 lalu, dirancang oleh desainer-desainer muda. Pada kali ini, model medali Asian Para Games 2018 dipercayai kepada Wakil Sekjek INAPGOC, Ferry Kono.
"Desain medali merupakan ide Wakil Sekjen INAPGOC Ferry Kono dengan logo INAPGOC dan huruf braile kalimat 'Indonesia 2018'," ucap Fanny dilansir berita olahraga Antara.
2. Terinspirasi oleh Medali Paralimpiade Rio 2016
Paralimpiade Rio, nyatanya memiliki peran utama pada pembuatan medali Asian Para Games 2018. Hal ini, Fanny akui pada sesi jumpa pers. Ia menambahkan, berkat keberhasilan Ni Nengah Widiasih yang berhasil meraih medali perunggu di Paralimpiade 2016 lalu, INAPGOC dapat melihat secara langsung, bagaimana bentuk medali tersebut.
"Kami terinspirasi dari medali Paralimpiade Rio 2016 yang juga menghasilkan suara jika digoyangkan. Ide awal untuk mewujudkannya dari Tarek Souei. Kebetulan atlet powerlifting kita, Ni Nengah Widiasih, pernah meraih medali perunggu Paralimpiade Rio 2016. Kami ambil contoh dari medali milik Ni Nengah," kata Fanny.
Ada Bola-Bola Kecil di Dalamnya
Demi memudahkan para atlet difabel, terutama tuna netra yang berhasil meraih medali di Asian Para Games. INAPGOC pun memasukkan beberapa bola-bola kecil di dalam medali ini. Uniknya, setiap medali memiliki jumlah bola berbeda.
Medali emas memiliki 26 bola-bola kecil, 20 bola kecil di medali perak, dan 16 bola di medali perunggu. Hal ini, Fanny akui pula terinspirasi dari medali Paralimpiade Rio 2016 silam.
"Kami terinspirasi dari medali Paralimpiade Rio 2016 lalu di Brasil yang juga menghasilkan suara jika digoyangkan," ucapnya.
3. Terdapat Huruf Braille
Selain terdapat bola-bola kecil yang dapat membantu penyandang tuna netra. Pihak INAPGOC turut menyematkan tulisan-tulisan braile pada medali ini. Terdapat dua tulisan di bagian depan dan belakang medali ini.
Di bagian depan, terdapat sebuah logo Asian Para Games 2018 dan sebuah tulisan “The Inspiring Spirit and Energy Of Asia” yang merupakan slogan dari ajang olahraga disabilitas terbesar Asia ini. Sedangkan di bagian belakang, memiliki sebuah kalimat dan logo dari Asian Paralympic Committee (APC).
Penulis: Ridi Fadhilah Khan
Terus Ikuti Berita Olahraga Asian Para Games 2018 Lainnya Hanya di INDOSPORT