Menelisik Rencana Fatwa Haram MUI untuk Game eSport PUBG Mobile
INDOSPORT.COM - Penembakan tidak manusiawi oleh teroris bersenjata lengkap yang terjadi di Selandia Baru ternyata berdampak panjang. Salah satu game yang dikatakan masuk kategori eSports, PUBG terkena dampaknya.
Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) merupakan game perang online yang sedang banyak digandrungi oleh kaum milenial hampir di seluruh bangsa di dunia.
Namun, setelah aksi teroris di Masjid Selandia Baru beberapa waktu lalu, muncul isu pelarangan game PUBG di negara-negara tertentu seperti Malaysia.
Bahkan isu mengharamkan game PUBG ini juga menarik perhatian dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rahmat Syafei.
Menurutnya, sejauh ini MUI masih akan melakukan pengkajian terkait fatwa untuk game online.
Sebelumnya Lembaga Fatwa Negri Sembilan, Malaysia juga sedang mempertimbangkan rencana melarang game PUBG karena dianggap berdampak negatif pada anak-anak,
Selain itu game ini dianggap dapat membentuk pikiran generasi muda 'enjoy' dengan gaya perang yang ganas dan membunuh lawan.
"Pikiran generasi muda bisa terbentuk yaitu dengan menikmati perang, bertarung dan kegiatan ganas lainnya. Pemerintah Malaysia harus memperhatikan karena game ini dimasukkan sebagai bagian dari eSports," kata Mufti Negri Sembilan, Datuk Mohd Yusof Ahmad dilansir dari New Straits Times.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, PUBG sendiri baru-baru ini masuk sebagai salah satu eSports yang sekarang juga sedang mendunia.
PUBG meminta para pemainnya untuk bertahan hidup dalam pertempuran melawan ratusan lawan lainnya. Siapa yang bertahan hidup paling terakhir dari ratusan orang lainnya adalah pemenangnya.
Game buatan perusahaan China, Tencent Holding tersebut baru beruumur setahun belakangan namun telah memiliki pemain aktif lebih dari 30 juta pemain.
Game ini dimulai dengan para pemain yang terjun dengan parasut dari pesawat ke sejumlah lokasi. Ada zona bermain yang semakin lama semakin mengecil hingga area menjadi sempit dan makin terbukanya pertempuran. Pemain yang berada di luar zona bermain akan kehabisan darah dan mati.
Definisi eSports sendiri adalah kompetisi game yang bersifat internasional dan profesional dengan menggunakan berbagai perangkat elektronik seperti komputer, PlayStation, Xbox atau bahkan menggunakan ponsel.
eSports yang disebut-sebut sebagai jenis olahraga dan sudah diperkenalkan di Asian Games 2018 ternyata masih menjadi polemik, olahraga atau tidak.
eSports Bukan Olahraga? Klik Lihat Selanjutnya...
1. eSports Bukan Olahraga?
Perbedaan pendapat tentang eSports termasuk olahraga atau tidak sudah muncul di seluruh dunia. Bahkan bantahan pertama eSports bukan olahraga datang dari Presiden ESPN, John Skipper.
"Itu (eSports) bukan olahraga, itu hanya kompetisi. Catur adalah kompetisi. Saya tertarik melakukan olahraga yang nyata," ucap Skipper pada Recode.
Bahkan bantahan lebih keras lagi muncul dari salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff. Lewat institut yang didirikannya, dia mengeluarkan jurnal yang menjelaskan eSports bukanlah olahraga.
"Menurut definisi kamus, olahraga dipahami sebagai aktivitas fisik, apakah itu permainan atau kompetisi. Yang membutuhkan latihan dan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi.
"Artian kedua, olahraga adalah jenis aktivitas fisik yang bertujuan untuk kesehatan dan menghibur," tulis paragraf kedua dari jurnal tersebut.
Jurnal tersebut kembali menjelaskan bahwa menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer atau ponsel di tangan memainkan video games bukan sebuah aktivitas fisik yang menyehatkan.
E-Sport Termasuk Olahraga
Namun, ternyata bukan hanya bantahan yang datang. Beberapa juga ada yang membela, seperti yang dikatakan oleh Direktur Senior League Operasi Major League Games, Adam Apicella.
"Tujuan kami sama, me-presentasikan video game sebagai olahraga, bukan membantahnya. Dengan pemain-pemain kami, fan base di seluruh dunia, saya pikir kesamaannya dengan olahraga tak terbantahkan lagi," kata Adam beberapa waktu lalu.
Ada juga pembelaan dari Co-host Fox News, Soledad O'Brien yang membela eSports. Menurutnya model bisnis, hadiah dan level kompetisi yang ketat di eSports punya kesamaan dengan olahraga fisik lainnya.
Pernyataan O'Brien pun semakin benar. Pada 2016, eSports berhasil menarik perhatian sebanyak 292 juga penonton. Keuntungan seluruh dunia jika ditotal di industri eSports juga sangat besar.
Pada tahun 2014, industri eSports secara global mendapatkan keuntungan sebesar 194 juta dolar AS (Rp2,7 triliun). Dan dua tahun berselang, meningkat signifikan sebanyak 463 juta dolar AS (Rp6,5 triliun).
Dengan pendapatan yang terus menanjak di industri, eSports sudah menjelma jadi 'gula' manis yang datangkan semut dari segala penjuru.
Terlepas dari pro-kontra soal rencana fatwa haram salah satu game eSports dan polemik soal eSport bagian dari olahraga atau bukan, namun dipastikan kalau kebanyakan konsumsi gula juga tak bagus bagi tubuh.