3 Stadion Indonesia yang Terlantar Usai Jadi Venue PON
INDOSPORT.COM - Jelang dilangsungkannya Pekan Olahraga Nasional (PON 2021), ternyata ada tiga stadion di Indonesia yang nasibnya terlantar dan tak terurus usai jadi venue di gelaran sebelumnya.
PON merupakan ajang olahraga multievent nasional yang bergengsi. Tiap provisinsi akan berlomba-lomba mengirimkan talenta terbaiknya untuk merebut medali emas.
Akan tetapi setelah hingar-bingar itu berlalu, ada tiga stadion yang kini nasibnya terlantar dan tak terawat. Ketiga stadion yang dimaksud adalah Stadion Palaran, Stadion utama Riau, serta Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
1. Stadion Palaran
Stadion yang terletak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur itu sempat jadi venue PON Kaltim 2008. Sayangnya, beberapa tahun setelah itu kondisinya memprihatinkan. Ada berbagai sudut yang rusak sampai akhirnya diperbaiki lagi.
Pemprov Kaltim diketahui sempat menawarkan pengelolaan stadion ke pihak swasta. Tujuannya agar Stadion Palaran bisa lebih terawat.
2. Stadion Utama Riau
Stadion ini menjadi venue PON tahun 2012. Saat itu pemerintah harus merogoh anggaran dengan jumlah fantastis untuk melakukan pembangunan.
Akan tetapi kini stadion berkapasitas 40.000 penonton itu justru tidak terurus. Banyak aset barang yang terlantar serta tidak ada pihak yang serius mengurusnya,
Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi mengaku menyayangkan kondisi Stadion Utama Riau. Husaimi meminta Pemprov Riau untuk melakukan penyelamatan seluruh aset-aset tak terurus tersebut.
1. 3. Stadion Gelorra Bandung Lautan Api (GBLA)
GBLA menjadi venue PON Jawa Barat 2012. Setelah gelaran berakhir, stadion tersebut sempat menjadi kandang Persib Bandung.
Akan tetapi ada sejumlah kerusakan yang mulai ditemukan. Alhasil Persib memilih untuk kembali ke Stadion Si Jalak Harupat, Soreang.
Karena kondisinya belum memungkinkan, GBLA pun tidak terpilih menjadi venue Liga 1 musim ini. Kini justru Stadion Si Jalak Harupat lah yang digunakan untuk kompetisi tersebut.
Meski sudah dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung, GBLA ternyata belum 100 persen menjadi aset Pemerintah Kota Bandung. Hal itu sempat diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana pada 2019 silam.