Profil Elnaz Rekabi, Atlet Iran yang Tuai Kontroversi Usai Berkompetisi Tanpa Hijab

INDOSPORT.COM - Atlet panjat tebing Iran, Elnaz Rekabi, belakangan menjadi buah bibir usai terlihat tidak memakai hijab saat berkompetisi.
Belum lama ini, Elnaz Rekabi memang membuat publik Iran terkaget-kaget karena tampil tanpa penutup kepala/rambut di sebuah kompetisi di Korea Selatan.
Atlet berusia 33 tahun tersebut tampil di Seoul, Korea Selatan, pada hari Minggu (16/10/2022), ketika ia tidak menggunakan penutup rambut yang diwajibkan bagi para perempuan Iran.
Setelah penampilannya tersebut menjadi isu besar yang diperbincangkan, Elnaz Rekabi pun sempat dikabarkan ‘menghilang’ setelah mendarat di Teheran beberapa waktu lalu.
Kekhawatiran terhadap keselamatan sang atlet pun sempat mencuat tidak lama usai ia meninggalkan Korea Selatan menggunakan pesawat.
Apalagi, seperti pernah diwartakan The Guardian, sang kawan sempat tidak dapat menghubunginya sepulang dari kompetisi di Korea Selatan.
Pengakuan Elnaz Rekabi
Situs berita Iran Wire mengatakan, kepala federasi panjat tebing Iran telah menjanjikan perjalanan yang aman ke Iran jika bersedia menyerahkan telepon dan paspornya.
Seampainya di Teheran, Elnaz Rekabi pun meminta maaf atas apa yang terjadi dan bersikeras bahwa penutup rambutnya terlepas secara tidak sengaja.
“Saya sibuk memakai sepatu dan alat-alat saya. Itu menyebabkan saya lupa dengan hijab saya dan kemudian pergi berlomba,” ucapnya seperti diwartakan ESPN.
Masaih dalam laporan yang sama, pihak Elnaz Rekabi juga memastikan sang atlet saat itu berada di ruang tunggu khusus perempuan saat menanti gilirannya.
1. Setelah Kejadian di Korea Selatan
Ia pun mengaku kembali ke Iran dengan pikiran yang tenang walaupun ada beban berupa stres dan ketegangan.
Di bandara, Elnaz Rekabi pun disambut oleh banyak orang yang berbondong-bondong menyampaikan ucapan semangat setelah apa yang terjadi di Korea Selatan.
Setelahnya, ia dibawa masuk ke sebuah van yang melaju entah ke mana - yang kemudian dikabarkan menuju ke pertemuan dengan menteri olahraga.
Meski yang bersangkutan sudah meminta maaf, para aktivis memiliki kekhawatiran tersendiri, bahwa pernyataannya itu mungkin dibuat di bawah tekanan dari pihak berwenang Iran.
Respons Federasi Internasional
Menyusul isu ini, Federasi Panjat Tebing Internasional pun turut buka suara. Namun alih-alih memberi komentar lebih jauh, mereka mengaku lebih fokus dengan keselamatan sang atlet.
“Yang kami pahami, dia kembali ke Iran dan kami akan terus memonitor situasinya. Penting untuk ditekankan, bahwa keselamatan atlet adalah yang terpenting,
“Kami pun mendukung apa pun langkah yang diambil, selama bisa melindungi orang-orang berharga kami di tengah situasi seperti ini,” demikian bunyi pernyataan federasi, masih dari laporan ESPN.
Panduan Berbusana Perempuan Iran
Perempuan di Iran sendiri memang diwajibkan untuk menutupi rambut mereka dengan hijab, berikut lengan dan kaki mereka juga harus dibalut dengan pakaian longgar.
Sementara itu, para atlet perempuan juga wajib mematuhi aturan berpakaian alias dress code ketika secara resmi mewakili Iran dalam kompetisi-kompetisi di luar negeri.
Sebelum Elnaz Rekabi, dunia juga sempat diguncang kabar heboh Mahsa Amini, yang meninggal usai ditangkap polisi karena dianggap tidak melaksanakan ketentuan berpakaian sesuai aturan pemerintah.
2. Bukan Atlet Iran Pertama yang Kontroversial
Elnaz Rekabi merupakan atlet panjat tebing Iran yang pernah mengikuti ajang IFSC Climbing World Championships 2021, dan meraih medali perunggu untuk kategori women's combined event.
Selain itu, ia juga pernah naik podium tiga kali di ajang IFSC Climbing Asian Championships, dengan raihan satu medali perak dan dua perunggu.
Termasuk salah satu atlet yang aktif bermedia sosial, Elnaz Rekabi kerap membagikan kegiatan yang ia lakukan baik saat berolahraga maupun yang lainnya.
Di Korea Selatan sendiri, ia berlaga di kompetisi IFSC Asia - Continental Championships. Di ajang ini, ia terjun ke kategori lead women di mana ia finis di peringkat 9.
Kemudian untuk boulder women ia finis di peringkat 8, sedangkan untuk boulder & lead women ia berakhir di peringkat 4.
Terlilit isu kontroversial pada 2022, Elnaz Rekabi sejatinya bukan atlet perempuan Iran pertama yang mengalami masalah ini.
Sebelumnya, seorang atlet petinju Iran bernama Sadaf Khadem yang berhasil mengalahkan Anne Chauvin di sebuah kompetisi di Prancis pada tahun 2019.
Selama bertarung di ajang tersebut, Sadaf Khadem tidak menutupi rambut maupun tubuhnya sesuai aturan pemerintah Iran.
Kabar pun sempat menyeruak bahwa ada surat perintah penahanan yang dikeluarkan untuk Khadem saat ia mendarat di Iran - yang kemudian dibantah oleh otoritas terkait.
Setelah kejadian tersebut, sang petinju pun dikabarkan lebih memilih menetap di Prancis.