Terbaru Pebulutangkis Lakshya Sen, Para Atlet Ini Terseret Dugaan Pemalsuan Umur
INDOSPORT.COM – Ada yang dicoret dari Piala Dunia 2022, hingga terbaru Lakshya Sen, sejumlah atlet dari beragam cabang olahraga pernah terlibat dugaan pemalsuan umur.
Mereka adalah pebulutangkis Lakhsya Sen, bintang sepak bola Timor Leste Gali Freitas, dan bintang timnas Ekuador di Piala Dunia 2022 Qatar, Byron David Castillo.
Berikut membahas satu per satu profil ketiga atlet yang diterpa kasus tidak menyenangkan tersebut, dimulai dari pebulutangkis Lakshya Sen.
1. Lakshya Sen (Bulutangkis)
Tunggal putra yang dijuluki bocah ajaib dari India, Lakshya Sen, dilaporkan ke polisi karena dugaan pemalsuan umur. Kabar itu sebagaimana melansir dari laman The Indian Express, Sabtu (3/12/22).
Dalam pemberitaan, dugaan pemalsuan umur Lakshya Sen tersebut dilaporkan oleh seorang pemilik Akademi Bulutangkis di Bengaluru, Nagaraja MG.
Polisi setempat langsung menyelidiki Lakshya Sen dan pelatihnya, Vimal Kumar serta ayah sang pemain, Dhirendra Sen, sang ibu yakni Nirmala Sen dan saudara laki-lakinya Chirag Sen atas tuduhan tersebut.
Lakshya Sen sendiri berlatih di Akademi Bulutangkis Prakash Padukone. Ayahnya adalah seorang pelatih di Otoritas Olahraga India dan Chirag Sen juga seorang pemain bulutangkis.
Pelapor Nagaraja MG mengklaim bahwa Viral Kumar, yang melatih di Akademi Padukone, bekerja sama dengan dengan orang tua Sen untuk memalsukan akta kelahiran pada tahun 2010 agar Lakhsya Sen dapat berpartisipasi dalam turnamen yang dibatasi usia.
Nagaraja MG mengklaim bahwa Lakshya Sen memalsukan umurnya menjadi dua tahun lebih muda, yakni kelahiran 2001.
Hingga saat ini pun publik mengetahui bahwa Lakshya Sen lahir pada 16 Agustus 2001 di India. Kasus ini sejauh ini masih dalam tahap penyeledikan otoritas India.
1. Gali Da Costa Freitas
Namun dilansir dari unggahan instagram terbarunya, Lakshya Sen nampak bersantai dengan aktivitasnya berlibur ke Dubai, Uni Emirat Arab.
Bahkan pelatih Lakhsya Sen, Viral Kumar, mengaku bahwa kasus pemalsuan umur itu tidak akan menganggu aktivitasnya sebagai pelatih bulutangkis.
“Saya bahkan tidak tahu tuduhan yang dibuat oleh pelapor. Saya tidak memiliki peran apa pun dalam hal ini. Lakshya datang ke akademi dan saya melatihnya dari tahun 2010, sama seperti anak lainnya,” kata Vimal Kumar.
“Saya telah mendengar bahwa orang tua melontarkan tuduhan untuk memfitnah citra akademi dan saya. Tapi itu tidak mengganggu kami sama sekali,” ucapnya, dilansir dari The Indian Express.
2. Gali Da Costa Freitas (Sepak Bola)
Pesepak bola timnas Timor Leste U-19, Gali Da Costa Freitas, sempat dituduh melakukan pencurian umur ketika tampil di ajang Piala AFF U-15 edisi 2019.
Isi pencurian umur muncul di tengah turnamen. Ketika tampil pada Piala AFF U-15, usia Gali Freitas dituduh sudah melebihi 15 tahun.
Melansir Transfermarkt dan situs resmi AFF, Paulo Gali Freitas lahir pada 31 Desember 1996. Namun di laman World Football, pesepak bola Timor Leste itu lahir pada 31 Desember 2004.
Salah satu skuat Myanmar yang juga satu grup dengan Timor Leste lantas melayangkan protes kepada Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF).
Namun setelah pihak AFF melakukan investigasi mendalam, pada akhirnya mereka tidak menemukan kasus pencurian umur terhadap Gali Freitas.
Karena dalam dokumen dirinya, Gali Freitas memiliki nama lengkap Paoulo Domingos Gali Da Costa Freitas yang lahir di Dili pada 31 Desember 2004 dengan kewarganegaraan Timor Leste.
2. Byron David Castillo
3. Byron David Castillo (Sepak Bola)
Senasib dengan Lakshya Sen (Bulutangkis) dan Gali Freitas (Sepak Bola), bek timnas sepak bola Ekuador di Piala Dunia 2022, Byron David Castillo Segura diduga terlibat dalam pemalsuan umur.
Byron Castillo diduga terlibat melakukan penipuan dokumen yang menyatakan bahwa dia lahir di Tumcao, Kolombia, bukan dari Ekuador.
Byron Castillo mengaku menggunakan akta kelahiran palsu dalam pengakuan tahun 2018 yang diduga ditutup-tutupi oleh Federasi Sepak Bola Ekuador (FEF).
Kasus tersebut diangkat kembali dan dibawa ke Komisi Banding FIFA setelah Chile dan Peru yang finis di bawah Ekuador dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Conmebol, langsung melayangkan protes.
Dari penyelidikan yang dilakukan, Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) memutuskan bahwa Byron David Castillo terbukti bersalah atas dugaan itu.
Dampaknya adalah Byron David Castillo didiskualifikasi dari skuad timnas Ekuador yang tampil ajang akbar sepak bola Piala Dunia 2022.
Tak hanya itu, CAS menghukumum Ekuador dengan mengurangi tiga poin dalam kualifikasi Piala Dunia berikutnya, hingga denda sebesar 100 ribu Swiss Franch (sekitar Rp1 miliar).
Demikian tiga atlet yang diduga melakukan pemalsuan umur, dimulai dari Lakhsya Sen (bulutangkis), Gali Da Costa Freitas (Sepak Bola), dan Byron David Castillo (Sepak Bola).
Dari tiga kasus tersebut, tentunya menjadi pembelajaran bagi atlet lain bahwa pemalsuan umur menjadi yang terlarang dalam semua cabor apapun.
Karena dampaknya pun tidak main-main, bisa berujung sanksi maupun maupun sanksi untuk federasi yang tentunya sangat merupakan.