Pelatih Beberkan Sikap Terpuji Zohri Hingga Menjadi Juara Dunia
INDOSPORT.COM - Nama Lalu Muhammad Zohri memang terus bergaung belakangan. Hal itu tidak lepas dari prestasi apiknya meraih gelar juara dunia lari U-20 di nomor 100 meter putra pekan lalu di Finlandia.
Akan tetapi, prestasi Zohri nyatanya memang tidak instan dan kebetulan semata. Pelatihnya, Eni Nuraini lantas mengungkapkan rahasia yang membuat sprinter asal Nusa Tenggara Barat itu bisa tampil maksimal di kejuaraan dunia.
Eni mengatakan Zohri adalah sosok pekerja keras dan paling menonjol serta tak melewatkan sedikitpun materi latihan yang diberikan. Bahkan, saat atlet lain sedang absen latihan, pemuda 18 tahun itu melakukan tanpa harus disuruh atau diawasi.
"Dia paling disiplin. Dia gak saya suruh saja tetap latihan. Saya sudah beritahu kekurangan dia apa, jadi tanpa saya suruh, selesai latihan dia lakukan latihan-latihan untuk memperbaiki kekurangannya. Di asrama dia tetap latihan," jelas Eni.
"Biasanya kan sebelum tidur, saya biasa memberi tahu semua atlet, ada senam-senam tertentu yang bisa dilakukan sebelum tidur. Atau begitu bangun tidur ada gerakan tertentu. Kalau yang lain kan kadang malas, tapi kalau dia yang paling rajin," imbuhnya.
Menurut Eni, Zohri baru bergabung bersama Pelatnas Atletik Indonesia pada akhir 2017 lalu. Dalam kurun waktu tersebut, serangkaian prestasi ciamik pun telah diukirnya di tingkat nasional. Hal itu pula yang membuat Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) yakin akan potensi Zohri.
"Dia sudah kita kirimkan ke SEA Youth dan Asian School Games. Dari situ kita lihat dia kemajuan waktunya. Terakhir dia di PPLP itu yang terbaik waktunya. Jadi baru kemudian kita panggil 2016 akhir dan 2017 akhir dia baru ke Pelatnas," tutup Eni.
Sebagai informasi, Zohri menjadi juara di Finlandia setelah mengalahkan salah satu unggulan terdepan, Anthony Schwartz dari Amerika Serikat yang bahkan memiliki catatan kecepatan personal best 10,09 detik. Namun, saat babak final, Zohri yang berlari di lintasan nomor delapan mampu finis lebih cepat dari Schwartz.
Pemuda asal NTB itu mencatatkan kecepatan 10,18 detik, nyaris menyamai rekornas yang dipegang oleh Suryo Agung Wibowo pada 2009 silam.