Memakan Nyawa, Sejumlah LSM Kritik Operasi Pengamanan Asian Games 2018
INDOSPORT.COM - Pihak kepolisian terus melakukan peningkatan keamanan jelang bergulirnya pesta olahraga terakbar se-Asia, Asian Games 2018 yang rencannya dimulai pada 18 Agustus 2018 mendatang.
Bahkan, polisi tak segan bertindak tegas terhadap pelaku kriminal guna menghindari tercorengnya event tersebut seperti yang baru-baru ini dilakukan, dimana seorang terduga pelaku kejahatan jalanan ditembak mati oleh petugas.
Namun tindakan tersebut rupanya mendapat kritik salah satunya datang dari Peneliti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat, Ma'aruf Bajammal.
Menurutnya, pihak kepolisian tak seharusnya bertindak gegabah dengan melakukan penambakan yang menyebabkan kematian untuk mengurangi angka kriminal jelang Asian Games 2018.
"Kalau itu dilakukan untuk mencegah tindakan kriminal, polisi seharusnya melakukan tindakan yang efektif. Makanya kalau penegakan hukum dilakukan dengan cara yang efektif seharusnya tidak perlu dengan cara seperti ini ( tembak mati)," kata Ma'ruf seperti dikutip dari Kompas.
1. Melanggar HAM
Lebih lanjut, ia mengatakan tindakan tersebut juga melanggar Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan hukum HAM internasional.
"Karena penegakannya pun harus sesuai dengan aturan hukum. Ada prosedur hukum yang harus dijalani," ujar Ma'ruf.
Seperti diketahui, jelang bergulirnya Asian Games 2018, Polda Metro Jaya melakukan pengamanan dengan nama operasi kewilayahan mandiri di beberapa titik di wiliayah DKI Jakarta, yang diselenggarakan pada 3 hingga 12 Juli 2018.
Berdasarkan catatan Koalisi Masyarakat Sipil dilansir dari Kompas, dalam operasi tersebut polisi melakukan penembakan terhadap 52 pelaku kejahatan dan 11 di antaranya tewas.