Balap Karung: Warisan Penjajah Belanda, 'Simbol' Ekonomi dan Semarak Kemerdekaan
INDOSPORT.COM - Balap karung menjadi salah satu lomba yang ada di perayaan HUT RI. Balap karung ternyata tak hanya sekadar permainan, namun menyimpan sejarah dan sarat pesan.
Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia, setiap tahunnya tak hanya diisi dengan upacara dan pengibaran bendera merah putih di Istana Merdeka, instansi pemerintah dan pendidikan, atau di lingkungan masyarakat. Perayaan HUT RI juga dimeriahkan dengan berbagai lomba dan permainan tradisional.
Salah satu permainan tradisional yang tak pernah absen dari perayaan kemerdekaan adalah Balap Karung. Balap karung selalu menjadi salah satu lomba yang dipertandingkan di tengah perayaaan HUT RI, mulai dari desa hingga ke kota.
Selain sebagai permainan, Balap Karung juga menjadi olahraga tradisional di Indonesia. Aktivitas fisik yang cukup intens seperti melompat dan adu kecepatan bisa didapatkan dalam Balap Karung.
Tapi di balik keseruan olahraga Balap Karung, juga tersimpan makna dan kaitannya dengan sejarah Bangsa Indonesia di zaman penjajahan.
1. Warisan Belanda
Sejarah permainan Balap Karung tak lepas dari zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Seperti diketahui, saat zaman penjajahan Belanda, banyak yang diwariskan oleh para penjajah kepada bangsa Indonesia.
Salah satu 'warisan' tersebut adalah lomba balap karung. Pada zaman penjajahan di sekolah-sekolah yang didirikan misionaris Belanda, diadakan lomba balap karung pada perayaan hari ulang tahun kerajaan Belanda. Setelah itu, lomba balap karung menjadi populer hingga ke kampung-kampung.
Terlebih lagi, karung bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia. Saat Belanda sudah pergi dari Indonesia, tradisi lomba balap karung tersebut tetap berlanjut.
Bedanya, lomba balap karung digelar saat HUT Republik Indonesia, bukan HUT negeri Belanda.
2. 'Simbol' Ekonomi
Selain sebagai permainan dan olahraga tradisional, Balap Karung juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Karung menjadi simbol dari keadaan ekonomi rakyat Indonesia pada masa penjajahan.
Orang-orang pribumi pada masa itu menjadikan karung goni sebagai pakaian. Lomba balap karung juga menjadi pengingat akan kerja keras dan ekonomi yang sulit saat masa penjajahan.
Permainan balap karung juga mengandung filososi yang tergambar dalam permainannya.
- Peserta lomba dapat merasakan sulitnya berlari ketika kedua kaki terkungkung, hal itu menggambarkan bangsa Indonesia dalam genggaman penjajah.
- Berlomba menuju titik akhir menunjukkan bahwa Indonesia tak akan pernah berhenti berusaha mencapai tujuan akhir perjuangan meskipun kaki terbelenggu dan kesulitan saat melangkah.
- Menunjukkan semangat perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan, ditunjukkan dengan semangat peserta lomba mencapai garis finish.
3. Semarak Kemerdekaan
Perayaan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus selalu identik dengan berbagai perlombaan. Salah satunya adalah lomba balap karung.
Keseruan, kelucuan, dan canda tawa saat lomba balap karung, membuat perayaan kemerdekaan semakin semarak. Keriuhan para peserta lomba dan juga penonton, dapat kita saksikan dan menggambarkan suka cita masyarakat menyambut HUT RI.
Selain itu, lomba balap karung juga bisa menumbuhkan nilai sportivitas, kerja sama kekeluargaan, dan kebersamaan.
Ikuti terus Berita Sport dan Bola Indonesia hanya di INDOSPORT.COM