Beda 180 Derajat, Nasib Amerika Serikat 'Kembaran Indonesia' yang Dulu Berkuasa di Piala Uber
INDOSPORT.COM - Dalam sejarahnya, Piala Uber ternyata menjadi bagian dari sejarah Amerika Serikat di kancah bulutangkis dunia. Negeri Paman Sam ternyata pernah meraih gelar juara dunia di ajang bergengsi tersebut.
Saat ini nama Amerika Serikat memang tidak menggaung lagi di kancah bulutangkis dunia, berbeda dengan masa lalu di mana mereka mampu membuktikan diri sebagai tim yang ditakuti.
Tepatnya pada tahun 1957, Amerika Serikat menorehkan tinta emas di kancah bulutangkis dunia dengan keluar sebagai juara di ajang Piala Uber. Tim Amerika Serikat yang dipimpin Judy Devlin membungkam Australia di babak final dengan skor 6-1.
Di ajang Piala Uber 1957 Denmark juga ikut menjadi korban keganasan tim Amerika Serikat. Dalam turnamen yang digelar di Inggris tersebut Amerika Serikat tak memberi ampun dan menggasak sang raksasa Eropa dengan skor 6-1.
Judy Devlin menjadi bintang Amerika Serikat dan menjadi nyawa dari tim saat final Piala Uber 1957 melawan Denmark. Dalam format turnamen Final Inter Zone,
Devlin menumbangkan Tonny Ahm 11-2 11-8 di nomor tunggal lalu ber-partner dengan adiknya Susan dan menumbangkan ganda campuran Kirsten Granlund/Anni Hammergaard Hansen.
Devlin juga memastikan klimaks yang memuaskan setelah menang dalam duel terakhir atas Aase Schiott Jacobsen / Birte Kristiansen. Amerika Serikat sendiri berhasil keluar sebagai juara sebanyak tiga kali yakni pada 1957, 1960, dan 1963.
Dilansir dari Beritagar, dalam sejarahnya, bulutangkis diperkirakan sudah masuk ke Amerika Serikat sejak era 1920-an. Persebaran bulutangkis meluas ke Eropa Utara, Amerika Utara, dan Asia, termasuk Malaysia (masa itu dikenal dengan Malaya) dan Indonesia.
Bahkan pada 1935, bulutangkis disambut penuh hangat di Amerika Serikat di awali dari New York. Lalu setelahnya menembus Holywood hingga lahir film klasik berjudul Good Badminton.
1. Amerika Serikat Jadi Kembaran Indonesia di Piala Uber
Sebagaimana diketahui, Piala Uber yang diambil dari nama legenda Inggris Betty Uber tercatat dikuasai lima negara sepanjang dihelat. Kelima negara tersebut adalah China, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Indonesia.
Sama seperti Amerika Serikat, Indonesia sukses meraih tiga gelar juara Piala Uber yakni pada 1975, 1994, dan 1996. Pada 1975, Indonsia sukses mengalahkan Jepang di partai final dengan skor 5-2 di Jakarta.
Dilansir dari laman PB Djarum, China mulai muncul sebagai ancaman Indonesia di Piala Uber semenjak tahun 1984. Baru pertama kali tampil di final mereka mengalahkan tuan rumah, Inggris, di partai puncak.
Meski China menjelma menjadi kekuatan bulutangkis dunia, Indonesia merasakan manisnya kemenangan atas tim asal Negara Tirai Bambu sebanyak dua kali pada 1994 dan 1996.
Pada tahun 1994, Mia Audina yang baru menginjak usia 14 tahun menjadi bintang kemenangan Indonesia di Piala Uber yang dihelat di Jakarta. Mia mengalahkan Zhang Ning di partai penentu final.
Lalu pada 1996, Susy Susanti dkk bersinar dan sukses mengalahkan China untuk merebut trofi Piala Uber yang kala itu digelar di Hong Kong. Sayang pada 1998, Indonesia menelan pil pahit kalah atas China di partai final Piala Uber.