x

Nyesek! Inilah Daftar Orang Terakhir dari Indonesia yang Menjuarai Hylo Open

Senin, 31 Oktober 2022 08:55 WIB
Penulis: Martini | Editor: Isman Fadil
Maria Febe ketika aktif bermain bulutangkis.

INDOSPORT.COM - Berikut adalah daftar orang-orang terakhir dari Indonesia yang menjuarai turnamen Hylo Open, salah satu ajang bulutangkis terbesar di Benua Eropa.

Sebagai negara adidaya dalam olahraga bulutangkis, cukup miris saat mengetahui bahwa tak banyak wakil Indonesia yang bisa menjuarai ajang yang dihelat di Jerman itu.

Baca Juga

Hylo Open beberapa kali berganti nama, mulai BMW Badminton Cup, BMW Open, Bitburger Masters, Bitburger Open, lalu SaarLorLux Open, dan kini jadi Hylo Open.

Sejak pertama kali digelar di tahun 1988, tak banyak wakil Indonesia yang bisa menjuarai Hylo Open. Hanya delapan medali yang bisa diraih oleh wakil Merah Putih di Jerman.

Berikut INDOSPORT mengulas orang-orang terakhir dari Indonesia yang bisa menjuarai Hylo Open, dikupas dari setiap sektor.

Baca Juga

Tunggal Putri: Maria Febe Kusumastuti

Indonesia beruntung memiliki pebulutangkis tunggal putri yang tangguh, tak hanya jago bermain di Asia, tetapi juga piawai di Eropa.

Ia adalah Maria Febe Kusumastuti, tunggal putri Indonesia terakhir yang bisa menyabet medali emas di Hylo Open 2008, yang kala itu masih dikenal sebagai Bitburger Open.

Kemenangan itu akhirnya membuat Maria meraih prestasi demi prestasi pada tahun berikutnya, salah satunya medali perunggu di Piala Uber 2010 dan Asian Games 2010.

Baca Juga

Namun, setelah era Maria Febe, belum ada lagi wakil tunggal putri Indonesia yang bisa menjuarai Hylo Open. Tahun ini, Indonesia hanya mengirim Gregoria Mariska Tunjung.

Apakah Gregoria mampu membayarkan kepercayaan itu dengan medali emas Hylo Open, atau justru memperpanjang rekor puasa gelar tunggal putri Indonesia?


1. Tunggal Putra: Hargiono

Pasangan ganda putra Indonesia Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022. Foto: PBSI

Jika tunggal putri Indonesia terakhir telah meraih medali emas Hylo Open 2008 lalu, di sektor tunggal putra, Indonesia terlalu lama puasa gelar, tepat sejak tahun 90an silam.

Tunggal putra Indonesia terakhir yang menjuarai turnamen bulutangkis di Jerman itu adalah Hargiono, tepatnya di ajang Hylo Open 1993, 1994, dan 1995 berturut-turut.

Baca Juga

Hargiono boleh dikatakan sebagai wakil Indonesia paling sukses di ajang ini dengan tiga gelar tersebut, mengingat Merah Putih baru meraih total delapan medali emas.

Ganda Putra: Marcus Gideon/Kevin Sanjaya

Ganda putra Indonesia terakhir yang mampu meraih medali emas adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, tepatnya pada Hylo Open 2021 lalu.

Marcus/Kevin yang saat itu masih menjadi ganda nomor satu dunia, berhasil menjegal juniornya, yakni Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di final, dengan skor 21-14, 21-19.

Baca Juga

Namun tahun ini, Marcus/Kevin tidak ikut bertanding, sehingga mereka tak mungkin bisa mempertahankan gelar. Sementara Leo/Daniel terdaftar sebagai peserta.

Ganda Putri: Birgitta Lehnert/Monica Halim

Ganda putri terakhir yang menjuarai Hylo Open adalah Birgitta Lehnert/Monica Halim.

Fakta uniknya, Birgitta Lenhert adalah pebulutangkis asal tuan rumah, Jerman, sementara Monica Halim adalah pemain Indonesia. Ini adalah pasangan gado-gado.

Baca Juga

Birgitta Lehnert/Monica Halim terakhir kali menjuarai BMW Badminton Cup 1989, ini adalah tahun kedua turnamen itu digelar.

Dengan demikian, Monica Halim jadi orang Indonesia pertama yang menjuarai ajang ini, karena di edisi pertama tahun 1988, belum ada wakil Merah Putih yang menjadi juara.


2. Ganda Campuran

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti

Sepanjang sejarah Hylo Open yang pertama kali digelar di tahun 1988, belum pernah ada wakil ganda campuran Indonesia yang bisa berdiri di podium tertinggi turnamen ini.

Capaian terakhir dari Indonesia adalah lewat pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang berhasil tembus ke babak final turnamen Hylo Open 2021 lalu.

Namun, di partai final, Praveen/Melati takluk dari ganda campuran Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor menyesakkan, 22-20, 21-14.

Bahkan, di akhir tahun, Praveen/Melati akhirnya degradasi dari PBSI, dan cedera Praveen membuat ganda binaan PB Djarum itu belum kembali ke turnamen level dunia.

Tahun lalu, pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari bisa mencapai babak semifinal. Apakah mereka bisa tampil lebih baik dan melaju ke final Hylo Open 2022?

Maria Febe KusumastutiMarcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya SukamuljoMaria Febe\In Depth SportsPraveen Jordan/Melati DaevaBulutangkisBerita BulutangkisHylo Open