Liku-liku Fajar/Rian Tembus Ranking 3 Dunia: 'Diremehkan' Herry IP, Swiss Open Jadi Titik Balik
INDOSPORT.COM – Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, melalui lika-liku yang tidak mudah untuk bisa berhasil menembus peringat 3 dunia.
Mulai dari kritikan keras dari sang pelatih Herry Imam Pierngadi hingga gelar Swiss Open menjadi titik balik keduanya tampil konsisten di sepanjang 2022.
Seperti diketahui, update ranking BWF 2022 pekan depan menempatkan Fajar Alfian/Rian Ardianto tembus peringkat 3 terbaik dunia di sektor ganda putra.
Ini menjadi pencapaian pertama kalinya bagi Fajar/Rian untuk merasakan duduk di posisi tiga besar terbaik dunia setelah perhelatan Hylo Open 2022.
Selain itu, ini juga menjadi yang pertama kalinya di sepanjang karier, mereka menjadi pasangan ganda putra terbaik kedua Indonesia secara ranking.
Fajar/Rian mampu menggusur dominasi seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan siap mengancam Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang masih bertengger di peringkat 2 dunia.
Pencapaian Fajar/Rian ini tidak dicapai dengan cuma-cuma. Ada keringat dan air mata yang harus dikeluarkan pasangan yang berasal dari kota Bandung dan Yogyakarta tersebut.
Semuanya bermula dari catatan kelam Fajar/Rian setelah berhasil mempersembahkan trofi Piala Thomas untuk Indonesia pada 2021 silam.
Bukannya meningkat, Fajar/Rian justru menunjukkan penampilan yang inkonsisten. Mereka kerap terjegal di babak awal tiap kompetisi dan gagal meraih gelar.
Di sisi lain, generasi ganda putra Indonesia begitu melimpah, di mana para junior Fajar/Rian juga mampu unjuk gigi di berbagai kompetisi bulutangkis.
1. Herry IP Bandingkan Fajar/Rian dengan Juniornya
Tercatat sebelum All England 2022, Fajar/rian yang saat itu berperingkat 9 dunia selalu kandas sebelum babak semifinal dalam 14 dari 17 turnamen yang mereka ikuti.
Tepat pada 22 Maret 2022, pelatih ganda putra Herry Imam Pierngadi mengeluarkan kata-kata pedas menyoroti performa Fajar/Rian seusai tersingkir di babak pertama All England.
“Secara ranking, Fajar/Rian memang masih di atas. Tetapi secara kemampuan, teknik permainan, dan prestasi dua tahun terakhir, Fajar/Rian sejatinya telah disalip oleh para junior mereka,” tutur Herry IP.
Tentunya tidak mudah menghadapi kritikan pedas sang pelatih. Namun, Fajar/Rian menjadikan hal itu sebuah motivasi untuk bangkit dan membuktikan diri.
Pembuktian pun terjadi saat mereka tampil menawan hingga meraih gelar juara di ajang Swiss Open, hanya sepekan usai kandas di All England.
Keberhasilan Fajar/Rian menggenggam gelar perdana dalam dua tahun membuat Herry IP puas. Sang pelatih bahkan mendambakan gelar-gelar berikutnya dari pasangan ini.
Benar saja. Harapan Herry IP terwujud dengan Fajar/Rian mencatatkan hanya mencatat kalah sebelum semifinal dalam tiga dari tiga turnamen yang mereka jalani sampai saat ini.
Kepada Yuni Kartika di sesi Up Close akun YouTube Usee TV, Fajar Alfian mengungkapkan bahwa Swiss Open 2022 tidak hanya menjadi titik balik namun juga saksi perjuangan untuk bangkit.
Saat itu, Fajar Alfian mengaku dirinya dan Rian mendapatkan ‘peringatan’ dari sang pelatih sehingga membuat mereka tegang selama babak pertama Swiss Open.
“Ya yang pasti di Swiss sudah ada pernyataan dari pelatih sendiri dan semua, karena kita kalah di Jerman (German Open) dan All England, dan ini jadi titik balik kita ingin membuktikan dan terus mencoba,” ungkap Fajar Alfian.
2. Swiss Open Jadi Titik Balik: Nggak Bisa Main Saking Tegangnya!
“Bahkan di babak pertama Swiss Open, saya nggak bisa main sebenarnya, pegang raket aja kayak pegang kayu karena saking tegangnya. Ya namanya juga udah dikasih warning, terganung kita menanggapinya, tapi jujur saya nggak bisa main saat itu,” jelas Fajar Alfian.
Setelah melalui babak pertama dengan kemenangan, pelan-pelan Fajar/Rian mulai nyaman bermain dan berhasil mencapai final sebelum kemudian meraih gelar juara.
“Ketika juara, rasa ganjelan dalam hati plong, meskipun itu kelasnya Super 300 tapi kita bisa jadikan ini momen titik balik dan momen percaya diri lebih buat saya sama Rian,” lanjut Fajar.
Sejak saat itu prestasi Fajar/Rian mulai terlihat konsisten. Mereka bahkan menjadi pasangan ganda putra terbaik dunia di sepanjang 2022.
Setelah Swiss Open, mereka juga tiga gelar lainnya dari delapan kesempatan tampil final turnamen BWF World Tour sejauh musim ini.
Ketiga gelar itu di antaranya Indonesia Masters, Malaysia Masters, dan Denmark Open 2022. Mereka juga empat kali jadi runner-up di ajang Korea Open, Thailand Open, Malaysia Open, dan Singapora Open 2022.
Raihan tersebut paling banyak di antara ganda putra dunia lainnya, termasuk pasangan no.1 dunia Takuro Hoki/Hugo Kobayasi yang hanya memenangkan dua gelar (Thailand Open, Malaysia Open).
Tak mengherankan jika Fajar/Rian memastikan diri ganda putra unggulan pertama yang akan tampil di ke BWF World Tour Finals di Guangzhou (14-18 Desember).
Namun sebelum tampil di BWF World Tour Finals 2022, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto akan kembali ke lapangan untuk mengikuti ajang Australian Open 2022 pada 15-18 November mendatang.