Catatan Unik Tiga Edisi Australian Open, Indonesia Peluang Lanjutkan Tradisi Juara
INDOSPORT.COM – Mari menyimak deretan fakta unik dalam tiga edisi terakhir penyelenggaraan Australian Open, salah satunya saat Indonesia gagal mengulang kisah manis 2019.
Australian Open menjadi salah satu turnamen bulutangkis yang diselenggarakan BWF sejak tahun 1975. Pada edisi 2011 lalu, turnamen ini ditingkatkan menjadi Grand Prix Gold.
Pada rentang tahun 2011-2017, Australian Open dikategorikan menjadi turnamen Super Series, sebelum akhirnya naik ke BWF World Tour dari 2018 hingga saat ini.
Sepanjang perhelatan Australian Open pada 1975-2019, ada tiga negara dengan perolehan gelar terbanyak, yaitu Australia, Indonesia, dan Jepang.
Indonesia dan Jepang memiliki gelar terbanyak kedua setelah tuan rumah Australia dengan perolehan 17,5 medali Australian Open 2022.
Kini, setelah vakum selama dua tahun pada edisi 2020-2021 karena pandemi Covid-19, Australian Open kembali digelar pada 15-20 November.
Hari ini, Sabtu (19/11/22), keseluruhan laga semifinal Australian Open 2022 telah selesai digelar. Jelang babak final yang akan berlangsung Minggu (20/11/22), deretan fakta menarik pun tercipta.
Menilik dari laman Federasi Bulutangkis, dalam tiga edisi terakhir Australian Open, ada fakta menarik terukir di mana selalu ada final sesama negara di sektor tunggal putra.
Dimulai pada tahun 2018, di mana Australian Open lalu tercipta All Chinese Final antara tunggal putra Lu Guang Zu vs Zhou Yeqi. Saat itu kemenangan dirauh Lu Guang Zu,
Kemudian berlanjut pada Australian Open 2019 di mana terjadi All Indonesian Final antara tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting vs Jonatan Christie. Saat itu Jonatan Christie sukses meraih kemenangan.
1. Deretan Fakta Unik Australian Open
Fakta berulang di tahun ini, di mana pada hajatan Australian Open 2022, tercipta kembali tunggal putra sesama negara di final antara Shi Yuqi vs Lu Guang Zu.
Badminton lovers pemilik twitter @idha**** pun menyoroti tiga fakta unik yang terjadi dalam tiga edisi terakhir penyelenggaran turnamen Australian Open.
Indonesia dengan 15 wakilnya, sebenarnya memiliki kans lebar untuk kembali menciptakan All Indonesian Final di Australian Open 2022, Semua sektor memiliki peluang termasuk tunggal putra.
Sayangnya, tanpa Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, tunggal putra Indonesia yang bertumpu pada Shesar Hiren, Chico Aura Dwi Wardoyo, Tommy Sugiarto, Christian Adinata, dan Ikhsan Leonardo, gagal mencapai misi,
Paling banter hanya Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay yang terhenti di perempat final dan Christian Adinata di babak 16 besar Australian Open 2022.
Sementara Chico Aura, Tommy Sugiarto, dan Shesar Hiren Rhustavito terdepak langsung di babak pertama Australian Open 2022.
Beruntung masih ada tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, yang melesat ke final usai menumbangkan pebulutangkis China, Han Yue.
Meski begitu, pada faktanya, Indonesia tetap gagal mengulang kisah manis di Australian Open 2019, di mana bisa mengirimkan setidaknya dua wakil di final.
Namun Indonesia masih memiliki asa untuk meneruskan tradisi apik sejak 2018 lalu, di mana selalu bisa menggondol gelar juara Australian Open. Harapan terakhir Indonesia hanya di Gregoria Mariska.
Sumber: BWF