Termasuk Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, 3 Raja Bulutangkis Termiris Sepanjang 2022
INDOSPORT.COM - Tiga atlet berlabel ‘raja’ bulutangkis ini alami nasib paling miris pada 2022, termasuk ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Selain Marcus/Kevin, ada dua atlet lainnya yang paling misis di musim ini, yakni Lee Yang/Wang Chi-lin ( (Chinese Taipei/ganda putra) dan Kento Momota (Jepang/tunggal putra).
Mereka menjadi tiga atlet bulutangkis bernasib miris lantaran belum sekalipun meraih satu pun gelar juara di tahun ini ditambah bumbu dramatis yang menyentuh.
1. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Raja bulutangkis yang tuai nasib miris pada 2022 yang pertama adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Sepanjang musim ini, ganda putra andalan Indonesia itu belum sekalipun juara.
Pencapaian terbaik Kevin/Marcus di musim ini hanyalah menjadi runner up Denmark Open serta mencapai semifinal All England dan Indonesia Masters.
Capaian yang cukup kontradiktif dibanding tujuh gelar yang dibawa pulang Kevin/Marcus pada 2017, delapan gelar pada 2018, dan delapan gelar pada 2019, dan tiga gelar pada 2020-2021.
Beberapa faktor pun disinyalir menjadi penyebab seretnya gelar bulutangkis bagi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di musim ini.
Alasan pertama disinyalir lantaran mental yang sempat goyah usai keduanya gagal membawa pulang medali Olimpiade Tokyo 2020.
Alasan kedua lantaran cederanya Marcus Fernaldi Gideon yang membuatnya harus operasi April 2022, sehingga total Kevin/Marcus hanya bermain kurang lebih delapan final turnamen.
Dengan kondisi itu, ranking dunia yang sudah dikuasai Kevin/Marcus sejak 16 Maret 2017 lalu, resmi lengser pada 13 September 2022 digantikan ganda putra Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
1. Lee Yang/Wang Chi-lin
Rival Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon asal Chinese Taipei, Lee Yang/Wang Chi-lin, menjadi ‘raja bulutanglis’ berikutnya yang bernasib miris sepanjang tahun 2022.
Pasangan paling mengejutkan pada 2021 lalu ini nyatanya belum meraih satu gelar pun usai meraih emas Olimpiade Tokyo, 24 Juli-2 Agustus 2021.
Secara statistik, Lee Yang/Wang Chi-lin gagal menembus babak final turnamen bulutangkis yang diikuti pada 2022. Sampai akhirnya mereka bisa ke final Taipei Open 2022.
Namun Taipei Open 2022 itu pun turnamen Super 300 yang di atas kertas memang harus mereka taklukkan mengingat para rival top dunia banyak yang absen di ajang ini.
Puncak dari rentetan kegagalan itu, Lee Yang/Wang Chi-lin dicerai sementara. Perceraian itu ditenggarai juga lantaran Wang Chi-lin mengalami cedera.
Jadi di tiga turnamen Eropa (Denmark Open, French Open, Hylo Open), Lee Yang bermain ganda putra dengan Lu Chen, sementara di ganda campuran dia dipasangkan dengan Lin Wan Ching.
Hasilnya pun sama-sama tak memuaskan. Bahkan ketika Lee Yang/Wang Chi-lin rujuk di Australian Open 2022, nasib miris masih tak bisa lepas.
Patut menantikan bagaimana persaingan sektor ganda putra antara dua pasangan pesakitan, Lee Yang/Wang Chi-lin dan Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon musim 2023 mendatang.
Apalagi di musim depan, perburuan poin kualifikasi Olimpiade 2024 akan dimulai pada Mei 2023, yang tentunya ada hasrat membuncah diusung kedua pasangan tersebut.
Lee Yang/Wang Chi-lin ingin berburu emas Olimpiade kedua, sementara Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon ingin menggapai medali perdana di Olimpiade.
2. Kento Momota Raja yang Pesakitan
3. Kento Momota
Sama seperti Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon dan Lee Yang/Wang Chi-lin, sosok Kento Momota juga jadi raja bulutangkis paling miris sepanjang 2022.
Kento Momota mengusai ranking satu dunia tunggal putra sejak 27 September 2018, namun harus lengser pada 23 November 2021 digantikan Viktor Axelsen.
Pada akhir 2022 ini, dia bahkan terdampar di posisi kesembilan ranking BWF. Hal itu menjadi penanda bahwa sang paduka asal Jepang itu memang sedang tidak baik-baik saja.
Kento Momota tidak baik-baik saja dengan kariernya diawali sejak dia mengalami kecelakaan tragis di Malaysia pada Januari 2020.
Sepanjang 2020-2022, alih-alih meraih gelar juara, Kento Momota bahkan lebih sering terdepak di babak pertama turnamen bulutangkis.
Sungguh hasil yang sangat kontradiktif jika mengingat keperkasaan Kento Momota menapaki tujuh final BWF World Tour 2018, dan sepuluh final BWF World Tour 2019.
Kondisi itu sempat membuat badminton lovers dilanda kekhawatiran tentang kemungkinan Kento Momota pensiun dari bulutangkis.
Apalagi melansir beberapa media, dalam sebuah wawancara, Kento Momota disebut ‘kehilangan gairahnya’ dalam bermain bulutangkis.
“Dua tahun lalu saya bilang saya siap meraih medali emas. Saya pikir telah melakukan semua yang saya bisa sebelum olimpiade,” sambung atlet pelatnas Nippon Badminton Association (NBA) tersebut.
“Namun kini rasanya menyakitkan, saya tak memiliki kebahagiaan namun harus bisa melakukannya dan saya tak bisa menang.”
“Jadi saya ingin Anda melihat saya benar-benar memainkan peran aktif sekali lagi. Saya akan melakukannya yang terbaik untuk memotivasi diri,” tutup Kento Momota.
Mari menantikan kebangkitan tiga raja bulutangkis di musim 2023, dari Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Lee Yang/Wang Chi-lin, dan Kento Momota.