Pulang dari Liga Bulutangkis China, Hendra Setiawan Beri 'Warning' untuk PBSI
INDOSPORT.COM - Sepulangnya dari Liga Bulutangkis China, pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memberi wanti-wanti untuk PBSI.
Beberapa waktu lalu, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melakoni tur ke China, disponsori oleh brand yang menaungi mereka, yaitu Victor.
Kemudian, Ahsan/Hendra juga membela salah satu klub, yakni Ruichang, dan ikut bertanding dalam Liga Bulutangkis China atau CBSL 2023.
Bukan sebagai pasangan, tetapi Ahsan berpartner dengan pebulutangkis China, demikian pula dengan Hendra Setiawan, yang dipasangkan dengan pemain lokal.
Hendra Setiawan sendiri sempat menjadi partner He Bingjiao dan bermain di sektor ganda campuran. Atlet berusia 38 tahun itu mengaku senang dengan atmosfer di China.
"Saya senang menjadi bagian tim Ruichang. Semua pemain sangat welcome dan sangat membantu kita selama di sana," ungkap Hendra dalam akun Daddies Archives.
"Saya senang bisa kembali bermain ganda campuran di turnamen ini, tapi mungkin karena He Bingjiao adalah pemain tunggal, jadi kebiasaannya masih suka ke belakang,
"Tapi itu tidak masalah. Paling tidak, saya merasakan melawan peringkat satu dunia," lanjut Hendra Setiawan sembari tertawa.
Benar saja, kala itu pasangan Hendra Setiawan/He Bingjiao menghadapi ganda campuran yang dijuluki sebagai 'tembok China', yakni Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Pasangan gado-gado Hendra/He Bingjiao akhirnya harus mengakui ketangguhan Zheng/Huang dengan skor 4-11, 8-11, 8-11.
1. Hendra Setiawan Waspada Kebangkitan China
Berbeda dengan Mohammad Ahsan yang bermain membela tim Ruichang sampai ke babak final, Hendra Setiawan memutuskan pulang lebih cepat ke Tanah Air.
Alasannya, anak kembar Hendra Setiawan, Richard Heinrich Setiawan dan Richelle Hillary Setiawan tengah merayakan ulang tahun yang ke-9 pada 19 Februari kemarin.
Meski singkat, namun Hendra mengaku memiliki kesan yang mendalam selama bertanding di Liga Bulutangkis China.
"Buat saya, CBSL kali ini lebih singkat waktunya, sekitar 10 hari saja. Kalau dulu bisa berbulan-bulan, tapi mainnya setiap weekend saja," ucap Hendra Setiawan.
"Paling berkesan karena ini pertama kali kembali ke China setelah Covid-19 dan cukup lama stay di China," imbuhnya.
Hendra Setiawan juga mengaku terkesan karena ajang ini menerapkan sistem poin 5 x 11. Artinya, pemain yang mencapai 11 poin lebih dulu akan menang di set tersebut.
"Saya tertarik ya, karena sistem ini lebih cepat selesainya, tapi pasti pemain harus lebih fokus dari awal. Permainan pun akan lebih mengandalkan kecepatan," kata Hendra.
Sepulangnya dari China, Hendra Setiawan blak-blakan mengungkapkan jika ia melihat banyak pemain muda potensial asal China. Ini menjadi 'warning' bagi atlet Indonesia.
PBSI harus bisa melakukan regenerasi semaksimal mungkin, agar di masa depan, sektor bulutangkis Indonesia tak tertinggal dari China.
"Saya lihat, banyak pemain muda China yang bagus. Saya harap pemain-pemain muda Indonesia tidak ketinggalan regenerasinya dengan China," tukas Hendra.
Sumber: Twitter/Daddies Archives