Ferry Sonneville, Maestro Tunggal Putra Indonesia yang Rajai German Open
INDOSPORT.COM – Mengenal sosok Ferry Sonneville, sang maestro tunggal putra asal Indonesia yang berhasil rajai turnamen bulutangkis German Open.
Dalam hitungan hari, gelaran German Open 2023 akan segera bergulir dan mempertemukan sederet atlet bulutangkis top dari berbagai belahan dunia.
Indonesia sendiri hanya mengirimkan dua wakilnya saja di ajang ini, yakni dua pasangan ganda campuran asal PB Djarum, Dejan Ferdinansyah/Gloria Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva.
PBSI tak mengirimkan satu pemain Pelatnas Cipayung, karena akan difokuskan untuk ajang All England 2023 dan turnamen di Tur Eropa lainnya.
Bergulir pada 7 Maret 2023 mendatang, German Open yang masih berada di level Super 300 memang kurang begitu menarik para atlet bulutangkis.
Meski begitu, dengan total hadiah mencapai 210 ribu dolar Amerika serta tambahan poin yang cukup besar buat ranking BW, membuat German Open masih jadi turnamen yang layak disaksikan.
Dalam sejarahnya, Indonesia punya sejarah cukup manis di turnamen German Open dan terbukti sudah ada 16 gelar juara yang berhasil diraih para wakil Tanah Air.
Tunggal putra jadi nomor yang paling sering dimenangkan Indonesia sepanjang sejarah gelaran German Open yang telah bergulir sejak tahun 1955 silam.
Dari sekian banyak pemenang, Ferry Sonneville menjadi tunggal putra Indonesia yang punya prestasi paling mentereng dengan menyabet tiga gelar juara pada tahun 1958, 1960 serta 1961.
Selain ajang German Open, nama Ferry Sonneville sempat mencuri perhatian pecinta bulutangkis dunia lantaran berhasil meraih gelar juara di berbagai ajang BWF.
Untuk lebih mengenal Ferry Sonneville, berikut INOSPORT mengulas profil singkat sang tunggal putra kebanggaan Indonesia tersebut:
1. Profil Ferry Sonneville
Ferry Sonneville yang memiliki nama asli Ferdinand Alexander Sonneville, lahir pada 3 Januari 1931 dari pasangan Dirk Jan Sonneville dan Leoni Elizabeth.
Bakat bulutangkis Ferry Sonneville datang dari kedua orang tuanya yang juga sangat dekat dengan olahraga tepok bulu serta raket.
Ayahnya adalah juara tenis di Jakarta, sementara ibunya aktif dalam Bataviaasche Badminton Bond (Perkumpulan Badminton Batavia) yang sempat menjuarai turnamen pada tahun 1935.
Dalam karier di bulutangkis, Ferry Sonneville sukses mencuri perhatian lantaran mampu memenangi sejumlah turnamen internasional seperti Selangor Open, Dutch Open, hingga US Open.
Torehan gelar internasional pertama Ferry Sonneville terjadi pada tahun 1954. Kala itu Ferry meraih juara Selangor Open setelah mengalahkan Ong Poh Lim di final (15-11 dan 15-8).
Setahun berselang, Ferry Sonneville sukses membawa gelar Malaysia Open 1955 setelah mengalahkan tunggal Denmark, Jørn Skaarup dengan skor 15–5, 15–4 di final.
Tak cuma gelar juara individu, Ferry Sonneville juga mampu mengharumkan nama Indonesia dengan membawa tim Merah Putih hattrick gelar Piala Thomas pada 1958, 1961, dan 1964.
Selain tangguh di nomor tunggal, Ferry Sonneville juga sempat meraup beberapa gelar di sektor ganda putra bersama pemain Malaysia, David Choong, dan bermain ganda campuran bareng Yvonne Theresia Sonneville, pemain yang akhirnya menjadi sang istri.
Dari sekian banyak peran dan sepak terjangnya di dunia bulutangkis, Ferry Sonneville juga dipercaya dalam memimpin organisasi bulutangkis dunia (BWF) saat pensiun sebagai atlet.
Ferry Sonneville sempat menjadi Presiden dari International Federation Badminton (IBF) sekarang dikenal dengan nama BWF antara 1971-1974, dan membuatnya sebagai orang Indonesia pertama yang menempati posisi tertinggi tersebut.
Sementara di dalam negeri, Ferry Sonneville turut andil dalam mendirikan PB PBSI pada tahun 1951. Dirinya juga ikut mendirikan KONI di tahun 1966 dan dipercaya sebagai ketua umum KONI tahun 1970.
Setelah itu, di tahun 1981 Ferry dipercaya menjadi ketua umum PBSI menggantikan Dick Sudirman hingga sampai tahun 1985.