3 Pemain Asia yang Catatkan Nama Besar dalam Sejarah All England, Ada dari Indonesia
INDOSPORT.COM - Turnamen bulutangkis All England 2023 sudah di depan mata, yang mana akan digelar pada 14 sampai 19 Maret mendatang di Birmingham, Inggris.
Sejumlah tim bulutangkis terbaik di dunia termasuk Indonesia tentu berharap banyak pada turnamen bergengsi ini.
Tahun lalu, Indonesia berhasil menempatkan satu wakilnya di podium tertinggi lewat pasangan ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Mereka harus melakoni perang saudara untuk merengkuh gelar itu, dengan menghadapi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di final.
Di sisi lain, gelar All England 2022 juga digondol oleh Viktor Axelsen (Denmark) dan Akane Yamaguchi (Jepang) di sektor tunggal putra dan putri.
Selain Akane Yamaguchi, Jepang juga menasbihkan diri sebagai yang terbaik di All England edisi tahun lalu dengan gelar mereka di ganda putri dan campuran.
Adalah Nami Matsuyama/Chiharu Shida di ganda putri dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang tampil cemerlang dengan raihan gelar juara.
Ya, podium All England 2022 memang didominasi oleh wakil Asia (Indonesia dan Jepang), dan hanya menyisakan satu gelar yang direbut oleh Denmark.
Jika merunut ke belakang pun, kontribusi para pemain Asia baik di daftar juara maupun buku sejarah All England pun nampaknya tidak pernah mati.
Di edisi 2021 saja, keseluruhan gelar berhasil diborong oleh Malaysia, Jepang, dan Indonesia. Begitu pula pada 2019 lalu (Jepang, China, Indonesia).
1. Ada dari Indonesia
Sepanjang sejarah, All England telah menelurkan banyak pemain hebat yang mengisi daftar terhebat mereka dari tahun ke tahun.
Kontribusi para pemain Asia pun tidak pernah ada habisnya, termasuk tiga sosok terbaik ini, yang membawa nama Benua Kuning berkibar di All England. Siapa saja?
Rudy Hartono (Indonesia)
Mari membahas legenda bulutangkis dari negeri sendiri dulu, yakni Rudy Hartono yang mencatatkan namanya sebagai salah satu tunggal putra terbaik All England.
Ia merajai turnamen bulutangkis bergengsi ini dengan meraup delapan gelar tunggal putra, bahkan mengangkangi legenda China Lin Dan (6).
Sebagai informasi, Rudy Hartono berhasil menyabet tujuh gelar beruntun mulai edisi 1968 hingga 1974 dan kembali memenangkannya pada 1976.
Kesuksesan Rudy Hartono ini pun jadi salah satu rekor kemenangan terpanjang di All England bersama pasangan ganda putri China, Gao Ling/Huang Sui.
Bahkan, legenda bulutangkis asal Surabaya ini juga mencatat rekor impresif dengan tampil sebanyak sepuluh kali di final All England.
Sampai sekarang, belum ada satu pun pemain yang mampu menyaingi jumlah raihan gelar milik Rudy Hartono di sektor tunggal putra All England.
Tidak ayal, Rudy Hartono pun menjadi salah satu wakil negara Asia yang punya catatan luar biasa di All England dan layak berada di daftar ini.
Tunggal putra negara Asia yang paling dekat membututinya untuk jumlah gelar adalah Lin Dan (China) plus trio Malaysia: Lee Chong Wei, Wong Peng Soon, dan Choong Ewe Beng.
2. Wong Peng Soon dan Prakash Padukone
Wong Peng Soon (Malaysia)
Meski dari jumlah gelar masih kalah dari Rudy Hartono, Wong Peng Soon juga masuk buku sejarah All England sepanjang masa.
Ia adalah pemain asal Asia pertama yang berhasil juara All England pada tahun 1950 setelah menekuk wakil Denmark, Poul Holm.
Setelah itu, ia juga memenangkan All England di tiga edisi lain: 1951, 1952, dan 1955, yang membuat raihan gelarnya sepanjang masa menjadi empat.
Kesuksesan Wong Peng Soon in pun membuka ‘keran’ Asia untuk menancapkan nama-nama tunggal putra hebatnya di podium All England selama era 1950-an.
Sebut saha Eddy Choong (Malaysia) dan Tan Joe Hok (Indonesia) yang tampil mendominasi sepanjang tahun 1950 hingga 1960.
Dominasi Rudy Hartono sendiri baru mencuat di All England pada 1968 setelah sektor tunggal putra beberapa kali dikuasai oleh wakil Denmark.
Prakash Padukone (India)
Legenda bulutangkis India ini menjadi nama besar tersendiri setelah menjadi pemain pertama dari negaranya yang berhasil menjuarai All England.
Pada 1980, Prakash Padukone menggemparkan jagat badminton dengan ‘menyusup’ ke daftar juara All England sebagai juara tunggal putra.
Ayah aktris cantik Bollywood, Deepika Padukone, tersebut menekuk Lim Swie King di final edisi 1980 dengan skor 15-3, 15-10.
Di edisi 1980 tersebut, Prakash Padukone menjadi wakil Asia yang juara selain pasangan ganda putra Indonesia, Tjun Tjun/Johan Wahjudi.
Sumber: olympics.com, singaporerecords.com