6 Pebulutangkis Indonesia yang Punya GOR Badminton, Termasuk Tunggal Putra Menjanjikan
INDOSPORT.COM - Sejumlah legenda dan pemain bulutangkis Indonesia sudah memiliki badminton hall sendiri.
Sebagian dari mereka menyisihkan penghasilannya untuk bisnis sewa arena badminton, sekaligus mendekatkan olahraga tepok bulu ini ke masyarakat.
Bahkan beberapa dari mereka juga membangun akademi bulutangkis yang bermarkas di badminton hall mereka masing-masing.
Ada yang membangun gedung olahraga tersebut dari nol, tapi ada juga yang membeli gedung yang sudah ada sebelumnya.
Siapa saja mereka? Berikut INDOSPORT merangkum 6 legenda dan pemain aktif yang memiliki badminton hall sendiri.
Marcus Fernaldi Gideon
Pada Oktober 2020, Marcus Fernaldi Gideon resmi membuka GOR bulutangkis miliknya yang dinamai Gideon Badminton Hall.
Gedung sekaligus akademi bulutangkis ini ini berada di Jalan Swadaya Pabuaran No. 1, Ciangsana, kecamatan Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat.
Diketahui, GOR ini memiliki 10 lapangan bulutangkis indoor, berikut tatanan ruangan yang luas. Dari 10 lapangan ini, partner Kevin Sanjaya tersebut membaginya menjadi enam lapangan reguler dan empat lapangan VIP.
Badminton hall tersebut tak hanya digunakan untuk masyarakat umum bermain, tapi juga dipakai untuk tempat latihan Gideon Badminton Academy.
1. Candra Wijaya
Legenda bulutangkis Indonesia satu ini memiliki hall sendiri yang bernama Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC) di Serpong, Tangerang Selatan. Selain arena bulutangkis, ia juga memiliki klub sendiri dengan nama yang sama.
Fasilitas dari CWIBC ini pun terbilang lengkap. Fasilitasnya adalah tribun penonton yang mampu menampung 1.500 orang, mushola, loker, tempat gym, kolam renang, hingga kantin.
Pembangunan GOR ini dimulai sejak Juli 2015. Ketika itu, Gubernur Banten Rano Karno dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi turut menghadiri peletakan batu pertama.
Selain menyediakan tempat bermain, CWIBC juga menyediakan pelatih, termasuk Candra Wijaya sendiri.
Sarwendah
Sarwendah adalah salah satu dari sekian mantan pemain bulutangkis Indonesia yang memiliki keinginan untuk lanjut menjadi pelatih setelah pensiun.
Ia lalu menerima tawaran PB Tangkas untuk menjadi pelatih tunggal putri. Selain itu, ia juga mewujudkan mimpi lainnya yakni memiliki arena bulutangkis sendiri.
Sarwendah dan suaminya, Hermawan Susanto, akhirnya membeli GOR yang menjadi tempat Sarwendah berlatih di masa kecil dulu.
Ia juga membuka klub sendiri yang dinamai Sarwendah Badminton Club dan sudah berdiri sejak 2010.
2. Sony Dwi Kuncoro
Peraih medali perunggu Olimpiade 2004 ini membangun Sony Dwi Kuncoro Badminton Hall di kota kelahirannya, yakni Surabaya, Jawa Timur.
Arena bulutangkis ini memiliki luas bangunan yang mencapai 1.300 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 3.400 meter persegi. Di dalamnya terdapat 6 lapangan bulutangkis dengan kualitas tinggi, yang disewakan ke masyarakat umum.
Taufik Hidayat
Legenda tunggal putra Tanah Air Taufik Hidayat memang enggan untuk menjadi pelatih usai gantung raket. Namun, ia membangun arena bermain badminton yang mewah untuk disewakan ke masyarakat umum.
Taufik Hidayat Arena atau TH Arena diresmikan pada 2012, setahun sebelum Taufik memutuskan pensiun sebagai atlet bulutangkis.Hall tersebut dibangun di atas tanah seluas 6.600 meter persegi dan terletak di bilangan Ciracas, Jakarta Timur.
TH Arena bukanlah sembarangan hall. Hall tersebut memiliki fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari tempat parkir luas, fitness center, hingga lapangan bulutangkis berstandar internasional.
Christian Adinata
Pebulutangkis nasional Christian Adinata, juga sudah memiliki badminton hall sendiri di usianya yang baru menginjak 21 tahun.
Ia memiliki gedung olahraga yang berada di kota kelahirannya, yakni Pati di Jawa Tengah sejak 2022 lalu.
Christian mengaku biaya pembangunan GOR tersebut dikumpulkannya dari menyisihkan hadiah sejumlah turnamen.
Christian Adinata sendiri adalah pemain di sektor tunggal putra. Pada tahun lalu, ia menggondol gelar di Italian International 2022 usai mengalahkan pemain Denmark, Magnus Johannesen.