Jonatan-Ginting Jangan Panik, 5 Legenda Tunggal Putra Ini Juga Tak Pernah Juara All England
INDOSPORT.COM - Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting tidak boleh panik dan tertekan. Sebab, lima legenda tunggal putra ini juga tak pernah juara All England.
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting akan menjadi tumpuan Indonesia di All England 2023, yang akan dihelat tanggal 14-19 Maret di Utilita Arena, Birmingham.
Dengan status Jonatan Christie sebagai tunggal putra nomor dua terbaik dunia, disusul Anthony Ginting di urutan ketiga, tentu ada beban lebih di pundak mereka.
Namun Jonatan dan Ginting tidak boleh merasa tertekan, sehingga berdampak pada permainan mereka di All England.
Pasalnya, beberapa legenda tunggal putra berikut ini juga tak pernah merengkuh trofi juara All England di sepanjang kariernya. Berikut rangkuman INDOSPORT.
1. Taufik Hidayat
Taufik Hidayat belum pernah naik podium tertinggi All England. Hasil terbaiknya yakni saat menjadi finalis pada edisi 1999 dan 2000, tetapi ia hanya meraih medali perak.
Pada final All England 1999, Taufik Hidayat sempat memberikan perlawanan sengit ke babak rubber, tetapi ia harus mengakui keunggulan Peter Gade, skor 11-15, 15-7, 10-15.
Sementara di partai final All England 2000, Taufik Hidayat menghadapi pemain China, Xia Xuanze. Hanya saja, ia langsung kalah dua set dengan skor 6-15 dan 13-15.
2. Hendrawan
Legenda tunggal putra Indonesia yang pernah melatih Pelatnas bulutangkis BAM Malaysia, Hendrawan, juga belum pernah naik podium tertinggi All England sebagai atlet.
Namun, ia pernah membawa anak asuhnya, Lee Zii Jia menjadi juara All England 2021.
Kini, Hendrawan bertekad untuk membawa anak asuhnya lagi, Ng Tze Yong menjuarai All England 2021. Hal ini sekaligus menjadi ancaman serius bagi Jonatan dan Ginting.
1. 3. Alan Budikusuma
Mundur ke generasi sebelumnya, sosok legendaris Alan Budikusuma juga belum beruntung bisa naik podium tertinggi All England. Pencapaian terbaiknya adalah semifinal pada tahun 1992 dan 1994.
Pada tahun 1992, Alan Budikusuma harus mengakui keunggulan pemain China, Zhao Jianhua, dengan skor 12-15 dan 10-15.
Sementara pada tahun 1994, Alan harus kalah dari kompatriotnya, Haryanto Arbi, dengan skor telak 5-15 dan 7-15. Saat itu, Arbi dinobatkan sebagai juara All England.
4. Icuk Sugiarto
Icuk Sugiarto, ayah dari pebulu tangkis Tommy Sugiarto juga sempat melegenda pada masanya. Namun, Icuk belum pernah menjuarai ajang All England yang prestisius.
Pencapaian terbaik Icuk Sugiarto adalah menjadi runner-up All England 1987. Kala itu, ia berhadapan dengan legenda Denmark, Morten Frost di babak final.
Nahasnya, Icuk Sugiarto justru dibombardir habis-habisan oleh Morten Frost, hingga menuai kekalahan 10-15, 0-15. Beruntung Icuk bisa balas dendam pada Frost dan mengalahkannya di final French Open 1988.
5. Joko Suprianto
Joko Suprianto juga merupakan salah satu legenda bulutangkis yang kini melahirkan generasi penerus di sektor tunggal putri. Sang anak, Bilqis Prasista, bahkan sudah masuk dalam daftar pemain Pelatnas PBSI.
Joko Suprianto sangat berharap pada sang putri, lantaran sebelumnya ia sudah banyak mengoleksi gelar, tetapi luput membawa pulang medali emas dari All England.
Joko sempat melenggang ke babak final All England 1990. Namun saat itu ia kalah dari Zhao Juanhua, pebulu tangkis asal China, dengan skor telak 4-15, 1-15.