Terbongkar! Ini Awal Mula Gregoria Menjelma 'Monster' Tunggal Putri Dunia
INDOSPORT.COM – Di balik bangkitnya pebulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska hingga jadi ‘monster’ di sektor tunggal putri rupanya bermula dari curhatan di media sosial.
Hal ini diungkapkan oleh Debby Susanto dan dua rekannya, Papham serta Widya Amelia, dalam sesi bincang-bincang PB INA episode 35 di kanal YouTube.
Gregoria Mariska Tunjung, yang merupakan mantan juara dunia junior pada 2017, memang sempat mengalami keterpurukan performa. Alhasil, rankingnya sempat melorot ke posisi 30 dunia.
Namun Gregoria perlahan mulai menunjukkan peningkatan. Jorji – sapaan akrab Gregoria –awalnya selalu kalah di babak-babak awal namun kini percaya diri menapaki turnamen yang dia ikuti.
Terbaru, Gregoria Mariska menyelamatkan muka Indonesia dengan menjadi tunggal putri pertama yang berhasil menembus babak semifinal Swiss Open 2023.
Meski akhrinya terhenti di tangan Pornpawee Chochuwong dari Thailand, namun permainan Gregoria diapresiasi oleh Debby Susanto dan rekan-rekan.
“Dan sekarang kita bisa lihat dia memberikan perlawan yang sangat bisa diperhitungkan. Ibaratnya dia nggak kalah denga pemain-pemain yang ecek-ecek,” ujar Debby Susanto.
Amelia Widya kemudian teringat periode terburuk dalam karier Gregoria sampai akhirnya sang atlet itu nekad mencurahkan keluh kesahnya di akun media sosialnya di Twitter pada Mei 2022.
Dalam curhatannya tersebut, Gregoria kala itu mengakui tengah berada dalam fase stagnan sebagai tunggal putri. Tekanan demi tekanan membuatnya mentalnya begitu down.
“Perjalanan Grego bikin saya terharu, dari awal-awal dia posting di media sosial, itu butuh keberanian luar biasa bagi seorang apalagi publik figur untuk menumpahkan perasaan dia di sosial media,” ujar Amelia Widya.
1. Curhatan di Media Sosial Jadi Cambuk
Wanita yang pernah bekerja di media PBSI tersebut mengatakan curhatan itu awalnya membuat Gregoria panen hujatan namun ada juga yang masih memberi dukungan.
Dukungan dari para penggemarnya inilah yang membuat Gregoria mulai bangkit. Dia mampu menyaingi pemain top dunia seumurannya, Chen Yu Fei hingga menaklukkan Akane Yamaguchi.
“Itu dari situ akhirnya dia dihujat segala macam, akhirnya semua orang mencoba memahami posisi dia, sebenarnya kan nggak semua orang bisa atlet kayak Debby atau Liliyana. Everybody have their own struggle,” lanjut wanita yang akrab disapa Mbak Wid ini.
“Nah dari situ saya melihat Grego mulai bangkitnya dari situ, bahwa sebenarnya banyak orang yang mendukung dia, akhirnya dia aplikasikan ke lapangan. Mungkin mentalnya juga lebih kuat dan sekarang dia buktiin dia bisa bersaing sama Chen Yu Fei,” sambungnya.
“Dia dulu pernah bilang bahwa Chen Yu Fei itu pernah seangkatan sama dia dan sempat merasa kok aku sama dia jauh banget achievement-nya. Tapi pelan-pelan dia bersaing dari permainan,” Debby Susanto menimpali.
Sebelum terhenti di semifinal Swiss Open 2023, Gregoria Mariska juga sempat mencuri perhatian lewat torehannya dengan mencapai perempat final ajang BWF Super 1000 All England 2023.
Terakhir kali wakil tunggal putri Indonesia yang bisa melesat ke perempat final All England adalah Lindaweni Fanetri, tetapi itu sudah cukup lama, pada edisi 2013.
Melansir dari akun Badminton Talk di Twitter, pencapaian Gregoria Mariska di ajang BWF World Tour Super 1000 tersebut menunjukkan ada peningkatan dalam performa sang pemain.
Dari tujuh turnamen sejak menjadi semifinali Hylo Open 2023 pada November lalu, Gregoria Mariska hampir jarang terhenti di babak-babak awal.
Setelah Hylo Open 2023, Gregoria Mariska bahkan berhasil melenggang ke final Australian Open 2022 meski harus puas menjadi runner-up usai dikalahkan An Se-young (Korea).