Teori Konspirasi di Balik Kegemilangan Ronaldo de Lima (Part I)
Legenda sepakbola asal Brasil, Ronaldo Luis Nazario de Lima merayakan ulang tahunnya beberapa waktu lalu. Tepatnya pada 18 September 2016 lalu, Ronaldo menginjak usia 40 tahun.
Nama mantan striker Tim Nasional Brasil itu sudah tidak asing di telinga penikmat bola. Bahkan tak hanya penikmat bola yang familiar dengan namanya, pria atau wanita, tua atau muda di seluruh dunia mungkin sudah tak asing mendengar nama Ronaldo.
Meski pada era ini sebutan Ronaldo lebih akrab diberikan kepada bintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo. Tetap saja, kisah dan karier Ronaldo dari Brasil selalu menarik untuk disimak.
Ronaldo yang membela tujuh klub semasa aktif menjadi pesepakbola profesional mengukuhkan dirinya sebagai salah satu yang terbaik pada masanya.
Untuk merayakan bertambahnya usia salah satu nama besar sepakbola dunia, INDOSPORT membagikan beberapa cerita dari Ronaldo di dalam dan di luar lapangan. Berikut ini adalah kisah menarik yang jarang kita temui dari legenda bernama Ronaldo.
1. Depresi dan Masalah Kesehatan Lain
Nyawa Ronaldo sempat terancam saat menderita sebuah serangan kejang pada malam final Piala Dunia 1998. Tim dokter Brasil yang saat itu dipimpin oleh Dokter Lidio Toledo mengungkapkan bahwa kondisi Ronaldo sesaat sebelum menjalani final Piala Dunia 1998 itu memang cukup mengkhawatirkan.
Napas Ronaldo berat dan liur terus keluar dari mulutnya. Ronaldo kemudian dikirim ke rumah sakit untuk melakukan tes saraf. Untung saja, hasil tes menunjukkan bahwa kondisi tubuhnya tidak apa-apa. Toledo, Mario Zagallo yang bekerja sebagai tim medis dan trainer, dan Ronaldo memutuskan bahwa kondisinya memungkinkan untuk membela Selecao di laga final melawan Prancis.
Namanya pun tak dicoret dari daftar starting line-up. Tapi, kondisi Ronaldo yang tidak fit berpengaruh besar pada performa timnas. Brasil pun tak mampu mencetak satu pun gol pada laga itu. Seperti yang kita semua tahu, Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998 dengan mengalahkan Brasil tiga gol tanpa balas.
Dilaporkan dari sebuah media Brasil, Folha de Sao Paolo, Ronaldo diduga mengalami depresi berat sebelum dan setelah laga tersebut. Seminggu sebelum laga itu, dia menunjukkan tanda-tanda stres seperti emosi yang tak stabil. Dikabarkan oleh Folha, Ronaldo melempar sepeda ke dinding karena emosinya yang tak stabil itu.
Depresi ini yang kemudian diduga menjadi sumber masalah kesehatan yang terjadi di malam final tersebut. Setelah laga tersebut, tim Samba pun pulang dengan tertunduk malu dan tanpa pesta penutupan yang menjadi ciri khas tim sepakbola Brasil.
Memasuki era sepakbola 2000an, Ronaldo mengalami permasalahan terkait berat badannya. Sebagai seorang atlet, Ronaldo dianggap berbadan tambun. Ini mengkhawatirkan para pelatih di skuat yang dia bela, terutama karena posisi Ronaldo sebagai penyerang.
Dari hasil sebuah tes lab kesehatan saat masih berada di AC Milan, Ronaldo dinyatakan memiliki metabolisme lebih lambat dari normal. Kelenjar tiroid di dalam tubuhnya tidak bekerja cepat yang menyebabkan dirinya mudah bertambah berat badan.
Dilansir dari Four Four Two, para ahli kesehatan Milan pada saat itu menganjurkannya untuk memberikan levothyroxine untuk memicu kerja kelenjar tiroid seraya menyeimbangkan berat badannya. Namun, secara kontroversial, Komisi Olimpiade Internasional (IOC) melarang solusi kesehatan itu dilakukan Ronaldo.
Berat badan pria yang disapa dengan nama Ronnie itu pun kian bertambah. Dengan beban tubuh bagian atas yang melebihi proporsi normal, persendian lutut Ronaldo mulai terganggu. Inilah yang membuat performanya terus menurun dan pada akhirnya mengalami cedera lutut berkepanjangan.
Ronaldo bahkan hampir tidak dipanggil oleh pelatih Tim Nasional Brasil, Carlos Alberto Parreira untuk memperkuat tim di Piala Dunia 2006 di Jerman. Cedera ini yang menjadi salah satu faktor Ronaldo menggantung sepatu pada Februari 2011 silam.
2. Teori Konspirasi Piala Dunia 1998
Terkait kondisi kesehatan Ronaldo sebelum menjalani laga final Piala Dunia 1998 di Prancis, beredar sebuah tuduhan yang mencemari karier sepakbolanya di timnas Brasil.
Tak hanya Ronaldo yang dikabarkan terlibat, namun timnas Brasil secara kesatuan pun menerima tuduhan yang tak enak.
Dalam sebuah teori konspirasi, diduga nama Ronaldo tetap dimasukkan ke dalam line-up Brasil meski kesehatannya sedang terganggu, karena politik uang yang dilakukan FIFA.
Teori tersebut lebih lanjut menduga bahwa Brasil diminta sengaja mengalah dengan imbalan 23 juta dollar atau sekitar Rp297 miliar dari FIFA. Kemenangan Prancis sebagai tuan rumah pada saat itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi presiden baru FIFA kala itu, Sepp Blatter yang berasal dari Negeri Menara Eiffel itu. Teori ini dikabarkan oleh TV Globo.
Selain imbalan dana, FIFA juga disangka menjanjikan jalur mulus bagi Brasil untuk bisa menang di Piala Dunia 2002 Korea-Jepang.
3. Daya Tarik di Dunia Hiburan
Nama besarnya tak hanya menjadi sorotan di dunia sepakbola, Ronaldo juga menjadi langganan bagi produk-produk industri hiburan. Meski tidak berwajah tampan dan berbadan seksi, Ronaldo tetap memiliki nilai jual tinggi.
Bersama rekan saat masih Real Madrid, Raul Gonzales dan David Beckham, dia tampil dalam sebuah film berlatar sepakbola berjudul 'Goal'. Ronaldo, Beckham, dan Raul muncul di film yang dirilis pada tahun 2005 itu sebagai diri mereka sendiri.
Namun, bukan berarti Ronaldo tak mampu berakting. Dia pernah menguji kemampuannya di depan kamera dalam sebuah sinetron lokal Brasil berjudul 'Young Hearts' sebagai karakter Robertinho di tahun 1997.
Ronaldo pernah muncul di salah satu serial kartun terkenal di Amerika Serikat, The Simpsons.
Karakter kartun Ronaldo muncul di serial The Simpsons.
Dokumenter tentang dirinya pun dirilis dengan judul 'A Life for A Goal'. Film ini menyoroti bagaimana Ronaldo bisa mencetak gol bahkan di dalam situasi yang sulit sekali pun. Terbukti dengan pencapaian gol luar biasa, meski sudah dianggap tidak prima.
Tak hanya dunia hiburan di luar negeri saja yang terpikat dengan pesona Ronaldo, Indonesia pun tak ketinggalan membuat beberapa karya berdasarkan cerita dan karier pria 40 tahun itu. Sebut saja sinetron Ronaldowati yang menceritakan seorang bocah perempuan penggemar berat mantan striker Brasil itu.
Sinetron Indonesia yang terinspirasi Ronaldo, Ronaldowati.