Starting XI Timnas Indonesia Bermateri Pemain Papua
Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 asuhan pelatih Indra Sjafri memang tampil menawan. Lewat skema yang diusung sang pelatih, dengan bermain dari kaki ke kaki dan membangun serangan dari lini belakang, merupakan warna baru bagi dunia persepakbolaan Indonesia.
Namun pada kali ini, legenda hidup Timnas Indonesia, Elie Aiboy menuturkan kalau ia agak menyayangkan tidak adanya pemain berdarah Papua di skuat Timnas Indonesia U-19 saat ini.
"Kita lihat tak ada satu pun pemain Papua di skuat Timnas U-19. Hal ini tak bisa terjadi. Indonesia adalah dari sabang sampai merauke, sehingga harus ada pemain Papua di dalamnya," kata Elie dilansir dari Jawapos.
Seperti yang sudah diketahui, jika Papua sudah lama terkenal sebagai produsen bibit-bibit sepakbola terbaik di Indonesia. Kualitas dari produk asli para pemain Papua tidak perlu diragukan lagi. Bahkan sering dipanggil skuat garuda.
Selain itu Papua juga memiliki salah satu klub paling hebat dalam sejarah persepakbolaan profesional Indonesia, yakni Persipura Jayapura yang banyak menorehkan tinta emas di Liga Indonesia.
Berangkat dari kegelisahan itu, INDOSPORT coba membayangkan jika starting line up Timnas Indonesia berisikan talenta-talenta berdarah Papua dengan mengusung formasi 4-2-3-1.
1. Hengky Heipon (Pelatih)
Hengky merupakan sosok kapten paling disegani di Persipura pada periode 1968-1977. Hengky merupakan salah satu putra terbaik Papua turut berjasa dalam perkembangan sepakbola di Tanah Air.
Salah satu prestasi terbaiknya saat menjadi pemain adalah keberhasilannya mengantarkan Persipura Jayapura menjuarai Piala Presiden Soeharto pada tahun 1976. Saat itu Persipura sukses mengalahkan Persija Jakarta pada tanggal 19 April 1976 di Senayan, Jakarta.
Hal ini membuat kami memilihnya untuk menangani Timnas rasa Papua.
2. Hendra Mole (Kiper)
Pemain berdarah Papua itu saat ini bermain untuk Perseru Serui dan belum dikenal khalayak banyak. Karena ia memang belum sepenuhnya diturunkan sang pelatih setiap minggunya. Namun pria 23 tahun itu udah mengecap empat penampilan bagi klub berjuluk Kuda Laut Jingga.
Penampilannya memang masih membutuhkan waktu untuk mencapai proses yang matang. Tapi jika terus dipercaya untuk turun sejak menit pertama di setiap laga Gojek Traveloka Liga 1, tidak menutup kemungkinan pemain jebolan PON Papua ini akan menjadi kiper andalan Timnas Indonesia berdarah Papua.
3. Ortizan Solossa (Bek sayap kanan)
Ortizan Solossa merupakan legenda hidup Timnas Indonesia. Pria 39 tahun yang berposisi sebagai bek sayap kanan itu sering dipanggil untuk memperkuat timnas. Ia juga merupakan kakak kandung dari Boaz Solossa.
Ortizan merupakan salah satu pemain asli Papua yang sukses. Ia pernah mengecap tiga gelar Liga Indonesia, satu Inter-Island Cup, dan satu Community Shield. Walaupun beberapa gelar tersebut tak diraihnya bersama Persipura Jayapura.
4. Yanto Basna (Bek tengah)
Yanto Basna lahir di Papua 12 Juni 1995. Namanya melejit ketika ia dinobatkan sebagai pemain terbaik di turnamen Piala Jenderal Soedirman 2015. Basna tampil mengesankan ditiap laga dan selalu membayar kepercayaan pelatih Mitra Kukar saat itu, Jafri sastra.
Gaya bermainnya yang tenang mengawal jantung pertahanan membuatnya mendapat julukan reinkarnasi Aples Tecuari. Aples sendiri merupakan bek andalan Timnas Indonesia era 90-an. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan kalau pemain 22 tahun itu terus berkembang dan melampaui sang legenda.
5. Aples Tecuari (Bek Tengah)
Bagi pecinta sepakbola khususnya timnas Merah Putih era 90-an tentu sangat tidak asing dengan sosok bek tinggi besar penghalau serangan lawan, Aples Gideon Tecuari. Lahir di Jayapura, Papua pada 21 April 1973, Aples bisa disebut sebagai salah satu mutiara Papua yang mampu merentas ke gemerlap panggung sepakbola tanah air.
Bersama timnas Indonesia, Aples ialah palang pintu yang sangat tangguh. Pada 1995, ia bersama dengan Chrisleo Yarangga dan Alexander Pulalo berguru ke Italia. Aples juga terkenal dengan gaya bermainnya yang keras, tanpa kompromi, sekaligus agresif membantu penyerangan.
6. Erol Iba (Bek sayap kiri)
Bek sayap asal Jayapura ini adalah salah satu pemain yang mendapat nilai A dari pelatih Peter Withe (kala melatih timnas). Kontribusinya dari sisi sayap kiri dinilai dominan sepanjang turnamen. Hal itu membuatnya langganan membela sang merah putih.
Pemain jebolan Diklat Papua dan Ragunan itu pernah mengantarkan Arema menjadi kampiun Copa Indonesia 2005. Bahkan berkat performa apiknya ia sempat dilirik klub Liga Australia, Newcastle Jets namun ia lebih memilih bermain di tanah air.
7. Vendry Mofu (Gelandang tengah)
Pria kelahiran Wamena ini merupakan gelandang serang andalan Semen Padang. Permainannya pun semakin kesini semakin matang dalam segala hal. Bahkan ia sempat mengantarkan Kabau Sirah bertengger diperingkat ke empat Indonesia Super League musim 2010/2011.
Vendry Mofu tampil untuk pertama kali di ajang internasional saat melawan Korea Utara, 10 September 2012. Dia mencetak gol pertamanya saat pertandingan melawan Brunei Darussalam yang berakhir 5-0 untuk kemenangan Indonesia.
8. Ian Louis Kabes (Gelandang tengah)
Gelandang senior tim Mutiara Hitam berusia 31 tahun tersebut menjadi nyawa lini tengah pasukan Mutiara Hitam. Debut pertamanya bersama Timnas Indonesia pada 9 November 2007 saat melawan Suriah di babak kualifikasi Piala Dunia 2010.
Bersama Persipura ia meraih beberapa gelar bergengsi, yakni Liga Indonesia (2005), dua Indonesia Super League (2010 dan 2011), Community Shield Indonesia (2011), Inter Island Cup (2011), dan Juara ISL (2013).
9. Elie Aiboy (Sayap kanan)
Elie Aiboy saat ini berusia 38 tahun. Ia merupakan legenda hidup Timnas Indonesia yang lahir di Jayapura. Pemain jebola Diklat Ragunan itu pernah bermain di klub Malaysia, Selangor FC dan meraih treble winners dengan menjuarai Liga Perdana Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala FA Malaysia.
Ia memulai menjalani debut bersama skuat Garuda pada 1999 dengan membukukan delapan gol dari 42 penampilan. Bahkan pada ajang Piala Asia 2007 ia dipercaya Ivan Kolev untuk ikut bagian perjuangan merah putih.
10. Imanuel Wanggai (Gelandang serang)
Pemain 29 tahun ini merupakan pemain andalan di lini tengah Persipura Jayapura. Selain membela tim "Mutiara Hitam" ia juga beberapa kali terpilih untuk memperkuat tim nasional Indonesia di beberapa ajang kejuaraan.
Salah satu kelebihan pria 29 tahun ini adalah dalam hal penguasaan bola, stamina yang kuat, memberikan umpan akurat, dan teknik individu yang di atas rata-rata. Bahkan dengan kemampuan apik yang dimilikinya, ia pernah digoda klub asal Timor Leste, Carsae FC.
11. Yohanes Pahabol (Sayap kiri)
Pemain kelahiran 16 Januari 1992 ini merupakan bibit dari tanah Papua. Banyak yang menilai kalau Pahabol mempunyai kecepatan, kelincahan dalam menggirim, juga ketajamannya untuk mencetak gol.
Ia juga ikut andil ketika Persipura juara Liga Super Indonesia (2013). Bahkan pemain bertubuh mungil itu disebut-sebut sebagai salah satu pemain yang akan meneruskan tongkat estafet dari generasi Boaz Solossa, untuk membawa Persipura terus berprestasi.
12. Boaz Solossa (Penyerang)
Boaz adalah adik kandung dari Ortizan Solossa dan merupakan pemain terbaik sepakbola Indonesia. Pria 31 tahun tersebut memang dikenal sebagai striker tajam di kotak penalti lawan karena memiliki naluri mencetak gol bagaikan predator.
Debut internasional Boas adalah melawan Turkmenistan pada tahun 2004 untuk kualifikasi Piala Dunia 2006 di mana Indonesia menang 3-1 dan Boas membuat dua assist untuk rekan setimnya Ilham Jaya Kesuma. Dia juga dijuluki sebagai anak ajaib oleh Peter Withe.