Dinilai Sembarangan, FIFA Diminta Perketat Naturalisasi
Ilija Spasojevic baru saja usai menjalani proses naturalisasinya. Pemain kelahiran Montenegro ini kini berpeluang untuk membelas Timnas Indonesia di masa depan.
Pasalnya, Spaso, sapaan akrabnya belum memiliki caps bersama Timnas Montenegro sebelumnya. Berdasarkan aturan FIFA, pemain yang kini membela Bhayangkara FC ini pun sah saja jika kemudian bermain untuk Timnas Indonesia.
Spaso bukan yang pertama di Indonesia, karena sebelumnya ada belasan pemain yang sudah lebih dulu memegang paspor Indonesia dan membela panji Merah Putih di kancah internasional. Belakangan, Stefano Lilipaly dan Ezra Walian menjadi dua pemain yang cukup populer di kalangan pencinta sepakbola nasional setelah menjalani naturalisasi.
Indonesia juga bukan satu-satunya negara yang 'mencomot' pemain asing sebagai warga negaranya demi kebutuhan sepakbola. Di kawasan Asia Tenggara, Singapura menjadi salah satu negara dengan pelopor naturalisasinya di era Fachruddin Mustafic dan Daniel Bennett sebagai generasi pertama.
Lalu, dalam 5 tahun terakhir, Filipina menjelma menjadi salah satu kekuatan baru di Asia Tenggara dengan program tersebut. Bedanya, dua negara ini mengadopsi dwi kewargenaraan bagi para pemain yang membela Timnas mereka.
Hal ini juga yang kerap kali terjadi di negara-negara Eropa dalam kebijakan mereka soal sepakbolanya. Lihat saja bagaimana negara sekelas Spanyol memiliki Marcos Senna dan Diego Costa yang merupakan pemain kelahiran Brasil.
Italia juga memiliki Mauro Camoranesi, Amauri Carvalho, dan kini Jorginho, sebagai pemain Timnas yang beraroma asing. Meski nama terakhir hanya merasakan 2 caps saat berlaga di pertandingan uji coba tak resmi.
Polemik ini kemudian menjadi perhatian dari dunia sepakbola internasional. Pasalnya, para pemain di negara yang menerima dwi kewarganegaraan, proses berganti jersey Timnas amat mudah terjadi.
Mereka yang telah berlaga di uji coba tak resmi atau membela Timnas Junior, masih diperbolehkan untuk membela negara barunya di level senior. Fakta paling aktual adalah yang terjadi pada Samir Ujkani.
Kiper yang kini bermain di Serie A Italia bersama Frosinone ini sempat membela Timnas Albania. Namun, setelah Kosovo mendapat restu FIFA usai memisahkan diri, Ujkani pun diizinkan untuk bermain bagi Timnasnya.
Kini, pembahasan soal aturan kewarganegaraan akan kembali dibahas di lingkungan FIFA. Induk sepakbola tertinggi di dunia ini tengah mempertimbangkan aturan yang lebih ketat lagi soal kewarganegaraan pemain.
"Banyak sekali permasalahan yang mencuat beberapa tahun belakangan, karena dunia telah berubah, aturan keimigrasian juga ikut berubah," ujar Victor Montagliani, Presiden CONCACAF seperti dikutip dari Reuters.
Montagliani akan mendesak FIFA untuk mengubah atau memperketat aturan ini tanpa mencederai semangat olahraga di dalamnya. Apalagi negara-negara anggota di CONCACAF juga menjadi salah satu yang terdampak pada polemik ini.
"Permasalahan kewarganeragaan semakin bertambah di seluruh dunia, salah satu yang cukup berkembang terjadi di Asia dan CONCACAF, jadi inilah waktu yang tepat untuk melihat kembali permasalahan ini untuk mencari jalan keluarnya, tanpa mencederai nilai integritas sebuah pertandingan," tutur Montagliani.
Kemungkinan besar FIFA akan mempertimbangkan soal aturan kewarganegaraan ini dalam waktu dekat. FIFA disebut akan mempertimbangkan izin bagi seorang pemain membela Timnas yang berbeda jika baru membela satu atau dua pertandingan, dan tak bisa kembali membela negara sebelumnya atau negara baru.