Presiden FIFA Kritik Ketegangan Iran dan Arab Saudi
Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan pada hari Kamis kemarin (1/3/2018) bahwa perpecahan diplomatik dua tahun antara Arab Saudi dan Iran seharusnya tidak dibiarkan begitu saja agar tidak menghalangi sepakbola, lapor AFP.
Klub-klub Saudi menyatakan menolak bermain di Iran sejak negara kerajaan tersebut memutuskan hubungan diplomatik pada Januari 2016 yang memaksa pertandingan Liga Champions Asia dengan klub-klub Iran dimainkan di Oman sebagai negara netral.
“Sangat jelas bahwa politik harus tetap berada di luar sepakbola dan sepakbola harus tetap berada di luar politik,” kata Infantino pada sebuah konferensi pers bersama di Iran dengan Menteri Olahraga Iran Massoud Soltanifar.
“Tentu saja ada masalah politik antar negara di seluruh dunia tapi ini seharusnya tidak berdampak pada turnamen sepak bola,” tambahnya seperti yang dilansir dari Timesnownews.
"Solusinya selalu hanya untuk bermain di rumah dan bertandang seperti di setiap kompetisi di setiap negara.”
Kepala FIFA tersebut mengakui bahwa Arab Saudi telah menyuarakan masalah keamanan setelah para terdapat protes keras atas eksekusi ulama Syiah yang menyerang kedutaan dan konsulat di Iran, sehingga mendorong negara kaya minyak itu untuk memutuskan hubungan diplomatik.
“Tentunya jaminannya harus ada, keamanannya harus ada,” imbuh Infantino.
Menteri Pemuda dan Olahraga Iran, Masoud Soltanifar, menyambut pendekatan non-politis FIFA dan telah membantah masalah keamanan secara resmi.
Iran juga meminta kepada presiden FIFA untuk menjadikan negaranya sebagai tuan rumah pertandingan tanpa dengan aturan atau larangan khusus terkait ketegangan politik di putaran berikutnya pada Liga Champions Asia.
Infantino sendiri dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani sebelum menyaksikan pertandingan derby antara rival Persepolis dan Esteghlal di Teheran.