Kian Harum, Pemain Ini Bawa Nama Batak di Semifinal Liga Champions
AS Roma memberi kejutan dengan berhasil melakukan comeback dan memenangkan laga kala Edin Dzeko dkk berhasil mengalahkan Barcelona 3-0 di Stadion Olimpico, Rabu (11/04/18).
Dengan hasil ini, Roma berhasil menang dengan agregat 4-4 dan lolos berkat gol tandang. Dengan hasil itu, Roma berhasil melenggang ke semifinal Liga Champions bersama Real Madrid, Liverpool, dan Bayern Munchen.
Ini merupakan kali pertama I Giallorossi berada di semifinal Liga Champions, sejak musim 1983/84 silam. Selain itu, terdapat hal unik lainnya di balik keberhasilan wakil Italia tersebut menginjakkan kakinya di partai semifinal. Ada satu nama pemain berdarah Indonesia yang akan menghiasi laga semifinal Liga Champions 2017/18. Siapa lagi kalau bukan Radja Nainggolan, gelandang sekaligus jenderal lini tengah AS Roma.
Sebelumnya ada nama Giovanni Van Bronckhorst yang saat itu bermain untuk Arsenal dan Kenny Tete, yang bermain untuk Olympique Lyonnais. Keduanya adalah pemain Indonesia keturunan Ambon, Maluku.
1. Berhasil Bawa Roma Lolos ke Semifinal
Di leg pertama, Nainggolan tak berkesempatan main kala AS Roma bertandang ke Camp Nou beberapa waktu lalu, tepatnya pada Kamis (05/04/18).
Namun di leg kedua, pemain yang lahir 4 Mei 1988 dapat turun dan menjadi starter serta berhasil mengantarkan Roma menjadi pemenangnya. Di leg pertama sendiri lini tengah Gialorossi seolah berantakan tanpa dirinya. Terbukti, di leg kedua berhasil comeback dan melaju ke semifinal.
2. Pernah Memperkuat Timnas Belgia
Gelandang yang sudah memiliki seorang putri ini juga sempat memperkuat Timnas Belgia sejak dirinya berusia 16 tahun. Total ia sudah mencatatkan enam gol dari 29 laganya bersama Timnas Belgia.
3. Ayahnya Berdarah Batak
Pemain berusia 29 tahun ini memiliki ayah yang asli orang Indonesia, yaitu Marius Nainggolan. Lalu sang ayah menikah dengan seorang wanita asal Belgia yaitu Lizi Bogaerd.
Namun sang ayah pernah meninggalkan Radja sejak dirinya berusia lima tahun. Baru pada Desember 2007 lalu saat umur Radja 18 tahun, sang ayah menemuinya. Marianus bertolak dari tempat tinggalnya di Bali ke Piacenza, tempat tinggal Radja kala itu.
“Di Jakarta kami juga berjumpa dua kali,” kata Radja saat berkunjung ke Indonesia tahun 2013 lalu.