5 Tanda-tanda Liverpool Bakal Bertemu Roma di Final Liga Champions
Mungkin hanya segelintir orang yang memprediksi di awal musim bahwa pertandingan antara Liverpool melawan AS Roma bisa tercipta di babak final Liga Champions. Namun, setelah melewati berbagai kejadian mengejutkan musim ini, akhirnya kemungkinan itu pun bisa menjadi kenyataan.
Roma berhasil menjungkalkan Barcelona dengan aksi comeback luar biasa di Olimpico. Sementara itu Liverpool mampu memupus impian Manchester City lewat kemenangan di laga kandang dan tandang.
Sementara keempat klub tersisa menunggu hasil drawing semifinal, kami pun menerawang sejarah Liverpool ketika bertemu AS Roma dan alasan mengapa kedua tim tersebut telah ditakdirkan untuk bertemu di babak final.
1. Perempatfinal "Spesial" untuk Liverpool
Di musim 1983/84 ketika Liverpool berhasil menggondol gelar Liga Champions ke-4 nya, The Reds melewati skenario perempatfinal yang mirip dengan musim ini di mana mereka menang agregat 5-1. Ketika itu Liverpool berhasil melibas klub Portugal, Benfica. sementara musim ini, Liverpool berhasil meghancurkan Man City dengan agregat 5-1 melalui kemenangan kandang dan tandang. Hal yang istimewa adalah, di musim 1983/83, Liverpool bertemu dengan AS Roma di babak final.
2. Sejarah Comeback AS Roma
AS Roma berhasil melakukan comeback luar biasa saat menghadapi Barcelona di Stadion Olimpico. Bahkan, aksi AS Roma ini bakal tercatat sebagai salah satu aksi comeback di perempatfinal yang paling dikenang. Namun, tahukah Anda? Comeback epik di Liga champions bukan sekali saja pernah Roma lakukan.
Pada tahun 1984 (tahun di mana Roma melenggang ke final dan jumpa Liverpool) klub asal ibu kota Italia itu sempat melakukan comeback ketika menghadapi wakil Skotlandia, Dundee United. Saat itu Roma sempat tertinggal 2-0 di leg pertama. Roma, yang butuh tiga gol, akhirnya berhasil menang 3-0 di leg kedua yang membuat agregat kedua tim menjadi 3-2 untuk keunggulan Il Lupi.
3. Pemain Liverpool yang Mencetak Lebih dari 40 Gol Semusim
Musim 1983/04 menjadi musim gemilang dari penyerang tajam Liverpool, Ian Rush. Kala itu, Rush berhasil mencetak 47 gol dari 65 laga. Kondisi ini mirip dengan yang ada saat ini di mana Mohamed salah mampu mencetak 40 gol di segala kompetisi musim ini. Di kompetisi edisi 1983/84 ini Liverpool masuk ke final dengan menantang AS Roma. Lalu, bagaimana dengan musim ini? Apakah akan terulang?
4. Tradisi Liverpool tiap bertemu Tim Italia
Prestasi-prestasi tertinggi Liverpool di Liga Champions sering melibatkan tim-tim Italia di dalamnya. Liga Champions musim 1984 menjadi bukti awal ketika mereka bertemu dengan AS Roma di babak final. Setelah itu, Liverpool masih melewati dua babak laga final Liga Champions yang keduanya sama-sama bertemu dengan raksasa Italia, AC Milan.
5. Kecenderungan Liverpool untuk Selalu "Melibatkan" AS Roma di Momen-momen Kejayaannya di Eropa
Liverpool telah bertemu dengan AS Roma sebanyak lima kali di sepanjang sejarah. Dua di antaranya terjadi dalam perjalanan Liverpool merengkuh juara Piala UEFA/Liga Europa tahun 2001.
Liverpool yang dilatih Gerard Houllier ketika itu menghadapi AS Roma di babak keempat kompetisi Piala FA di mana leg pertama digelar di Olimpico, Roma. Sisa pertemuan melawan Roma sendiri terjadi di ajang Liga Champions 1977 dan 1984 yang mana kedua tahun tersebut Liverpool berhasil menjadi juara.