Media Asing Tuntut PSSI Atas Ricuhnya Laga Arema FC vs Persib Bandung
Laga antara Arema FC melawan Persib Bandung pada pekan keempat Gojek Liga 1 2018 yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (15/04/18) malam, berakhir dengan skor 2-2.
Pertandingan tersebut harus dihentikan lantaran ada sejumlah penonton yang masuk ke dalam lapangan. Namun usai dihentikan oleh petugas, para suporter lainnya tak terima melihat rekannya ditangkap secara paksa.
Apalagi beberapa suporter juga melakukan aksi pelemparan kepada Arema FC dan Persib Bandung. Pelatih Roberto Carlos Mario Gomez pun menjadi korban atas kericuhan tersebut. Kepalanya mendapat luka dari aksi kurang terpuji dalam laga.
1. Hentikan Kekerasan
Di sisi lain, salah satu media asing ternama mengangkat aksi kurang mengenakan tersebut. Media massa tersebut adalah Fox Sport Asia. Jurnalis Fox Sport Asia, John Duerden, yang pernah berkunjung ke Indonesia menyorot aksi kekerasan tersebut.
John Duerden bersikeras bahwa kekerasan sepakbola di Indonesia harus dihentikan. Hal itu diperlukan agar sepakbola Tanah Air tengah berkembang dari segala kesulitan yang terjadi.
2. Mengenang Korban Berjatuhan
Selain itu John Duerden juga sedikit menceritakan kalau kejadian tersebut memakan korban jiwa dari pihak suporter. Dan bukan untuk kali pertama, sudah sangat banyak pertandingan sepakbola Indonesia memakan korban.
Dirinya memberikan contoh kasus salah satu Bonek Mania yang tewas ketika pergi ke Bantul untuk menyaksikan laga Persebaya Surabaya melawan tuan rumah PS TIRA.
"Micko Pratama telah pergi ke Solo untuk menyaksikan timnya Persebaya mengambil PS Tira di Bantul. Dia tidak pernah berhasil pulang dan terbunuh. Menurut ibunya yang hancur, dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17 dua hari kemudian," tulis John Duerden.
3. Denda Klub Tak Mempan
Menurutnya lagi, denda yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI kepada klub-klub yang melanggar tampaknya tidak mempan. Sebab selalu saja terjadi lagi dan lagi. Walaupun dilarang adanya penonton, tetap saja setelah melewati masa tersebut penonton kembali membuat ulah.
"Ini adalah bagian dari budaya pendukung Indonesia yang harus berhenti. PSSI harus membuang buku itu di Arema dan tim mana pun yang melanggar untuk menjelaskan bahwa para penggemar tidak memasuki area bermain," jelas John Duerden.
"Untuk melihat seorang pria berusia 61 tahun (Mario Gomez) di pertandingan sepakbola, pendarahan adalah gambar yang sangat tidak nyaman," sambungnya lagi.
4. Bertolak Belakang
Belum lama ini sepakbola Indonesia memberikan kabar baik kepada dunia lewat aksi koreografi Persija Jakarta kala melawan Johor Darul Takzim di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Akan tetapi beberapa hari kemudian, wajah sepakbola Indonesia kembali muram akibat ulah suporter yang membuat kericuhan ketika Arema FC melawan Persib Bandung.
"Hanya seminggu setelah menunjukkan kepada dunia sisi indah sepakbola Indonesia, sisi buruknya telah kembali dengan sepenuh hati. Ini tidak bisa terus terjadi," tutup John Duerden.