Joko Susilo: Jika Mundur dari Arema, Berarti Saya Banci

Bagi publik sepakbola Malang Raya, figur seorang Joko Susilo sangat lekat dengan Arema FC. Hampir satu dekade kariernya sebagai predator gol, dihabiskan untuk membela tim berjulukan Singo Edan itu.

Maka tidak heran jika Joko Susilo menegaskan dirinya adalah bagian dari sejarah perjalanan panjang klub Arema. Dan baginya, jiwa singa adalah yang secara jantan mengakui kesalahannya.

"Singa tidak akan takut pada hal apa pun. Jika memang salah, maka singa itu akan dihukum," ungkap Pak Thuk, panggilan akrabnya di hadapan awak media di Malang.

1. Meneguhkan Diri

Keteguhan hati itulah yang membuatnya dengan tegas untuk tidak mengundurkan diri dari nakhoda tim Arema FC. Meski ia pun mengakui bahwa upayanya membawa kejayaan Arema gagal di seperempat jalan musim ini.

Menjalani delapan pekan kompetisi Liga 1, Arema FC baru mengumpulkan 6 poin hasil dari satu kemenangan, 3 imbang, dan 4 kali kalah. Alhasil, posisi Arema juga semakin sulit untuk beranjak dari dasar klasemen.

2. Mundur Berarti Pengecut

Pelatih kelahiran Blora, Jawa Tengah itu pun punya alasan kuat di balik antipatinya terhadap berbagai desakan mundur yang disuarakan publik melalui media sosial dan beragam media lainnya.

"Bagi saya, mundur adalah gambaran seorang pengecut. Kalau dalam situasi seperti ini mundur, berarti saya banci," tandasnya.

"Justru kalau saya dipecat, itu adalah hal yang gentle. Selama belum dipecat, saya tidak akan meninggalkan tim dengan kondisi apa pun," Pak Thuk menambahkan.

3. Tugas Baru

Meski tugasnya memimpin Arthur Cunha dkk disudahi manajemen Arema FC, Pak Thuk dipastikan tetap akan menjadi bagian dari perjalanan tim di musim ini. Selain menjadi asisten Milan Petrovic, ia juga kembali fokus sebagai Direktur Teknik Akademi Arema FC untuk pembinaan pemain muda.