Krisis Figur Penjaga Gawang adalah Dosa Lama Persija
Tersingkir dari Piala AFC memang mungkin tidak menjadi akhir dari segalanya bagi Persija Jakarta.
Tim Macan Kemayoran masih harus menatap perhelatan Liga 1 Indonesia, di mana saat ini Persija masih mengantongi dua laga lebih sedikit dibandingkan sebagian besar klub-klub yang berpartisipasi.
Bagaimanapun, penampilan yang ditunjukkan di lapangan melawan Home United, terutama di leg kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno, merefleksikan satu masalah besar yang menjadi tembok di hadapan Persija.
Masalah tersebut adalah krisis figur di bawah mistar gawang.
1. Cedera Panjang Kiper Utama
Tiga bulan -- durasi yang diprediksi anak-anak asuh pelatih Stefano Cugurra Teco akan tanpa penjaga gawang utamanya, Andritany Ardhiyasa.
Andritany harus absen lantaran cedera yang dialaminya saat mengenakan seragam Garuda, kebanggaan Timnas Indonesia.
Bukan cedera main-main, ia menderita retak di tulang wajahnya, bahkan harus menjalani operasi.
Hasil-hasil buruk Persija dengan ketidakhadiran Andritany di belakang para pemain bertahan menunjukkan ketergantungan klub Ibu Kota ini pada kiper berusia 26 tahun tersebut.
Permasalahan mengakar yang seharusnya dibenahi bertahun-tahun yang lalu.
2. Tanpa Pelapis Sepadan
Sejak tahun 2012, Andritany menjadi kiper utama Persija. Selama enam tahun, Persija terus bertumpu pada Andritany, tanpa mencari pelapis sepadan.
Sepakbola tidak hanya dimenangkan dengan 11 pemain, tapi seluruh skuat. Tanpa pemain-pemain pelapis, terutama dengan padatnya jadwal tim seperti Persija, masalah seperti yang dialami saat ini hanya menunggu waktu.
Daryono dan Rizky Darmawan merupakan dua kiper muda. Penampilan keduanya juga mencerminkan kurang berpengalamannya kedua shot stopper ini.
3. Pelatih Akui Kiper Pelapis Tak Siap Mental
Rizky harus kebobolan total enam gol di dua pertemuan melawan Home United di Piala AFC. Bahkan dua di antara gol-gol tersebut dapat disebut sebagai kesalahannya dalam mengantisipasi bola.
Sementara, Daryono, yang dikartu merah di bangku cadangan di leg kedua Piala AFC, gagal mengawal gawang saat Persija ditaklukkan Madura United di laga kandang.
Keduanya dinilai memiliki bakat dan pekerja keras. Namun bahkan sang pelatih tak dapat menampik fakta bahwa keduanya belum siap secara mental.
"Rizky kiper muda, punya kualitas," ujar Teco di konferensi pers usai dipermalukan Home United (15/05/18).
"Tapi mungkin dia sekarang belum punya mental yang siap."
"Di sepakbola, ketika kehilangan satu pemain terbaik, seperti Andritany, akan susah," tambahnya.
4. Kesalahan Ada pada Persija
Kehilangan Andritany bukanlah kesalahan Persija, tapi tidak memiliki rencana cadangan harus menjadi introspeksi klub.
Bagaimana mungkin dua kiper berusia 24 tahun, yang selama ini lebih banyak menonton dari pinggir lapangan, siap di laga-laga krusial dan bergengsi seperti melawan Home United atau Madura United?
Untuk hal-hal seperti ini lah pelatih-pelatih elite seharusnya menyiapkan skema rotasi pemain -- memberikan jam terbang pada pemain-pemain muda, sehingga kesenjangan antara kesebelasan utama dan bangku cadangan tidak terlalu lebar.
Kini, moral Rizky dan Daryono pun sedang berada di ujung tanduk. Keduanya mendapat kecaman dari para suporter yang merasa dikecewakan, tapi Persija tidak punya pilihan, selain mempercayakan dua kiper muda ini menjadi lapisan terakhir tembok pertahanan.