Ini Alasan SMeCK Tak Ikut Ricuh di Laga PSMS vs PSM
INDOSPORT.COM - SMeCK sempat diejek tidak solider karena menghindar dari aksi ricuh di laga PSMS vs PSM.
Bentrokan yang terjadi antara salah satu suporter PSMS dan petugas kepolisian yang bertugas mengamankan jalannya laga antara PSMS Medan kontra PSM Makassar masih menyisakan cerita.
Ya, salah satu satu suporter dengan basis masa terbesar, Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) memilih menghindar dan tidak ikut terlibat dalam aksi bentrok.
Alhasil, tudingan miring terhadap kelompok SMeCK pun menggema di sejumlah media sosial khususnya instagram.
Netizen menuding bahwa SMeCK telah menerima bantuan dari pengurus, bahkan tak sedikit juga yang menganggap jika SMeCK sudah deal dengan pengurus. Hal itu pun langsung dibantah keras Ketua SMeCK, Lawren Simorangkir.
Bukannya tak menunjukkan kepedulian terhadap sesama suporter, namun ada beberapa alasan yang membuat mereka tak ingin terlibat.
"Kita bukan tak peduli dan tak solider tapi sebelum laga ini kita sudah membuat kesepakatan dengan pihak pengurus."
"Ada beberapa kesepakatan yang kita ambil dalam hal mengkritisi beberapa kebijakan mereka," sebut Ketua SMeCK, Lawren Simorangkir, saat ditemui INDOSPORT, Selasa, (24/07/18) sore.
1. Tuntut Profesionalisme
Bahkan dalam beberapa pertemuan itu sambung Lawren, pihaknya membuat beberapa poin kesepakatan dengan pihak pengurus terutama untuk keterbukaan.
"Jadi ada beberapa poin yakni menuntut profesionalisme pengurus terutama dalam hal keterbukaan ke publik."
"Kita juga menuntut managemen untuk memenuhi keinginan tim pelatih mendatangkan pemain pilihannya dan memperbaiki kinerja dalam hal mendongkrak posisi PSMS di klasemen liga."
"Semua akan dibuat di atas hitam dan putih. Jika dilanggar kita akan bertindak," tegas Lawren.
Karena bilang Lawren, tujuan kritik yang disampaikan adalah demi memajukan PSMS agar bisa bersaing dan bertahan di Liga 1 sebutnya.
"Semua kritik kita untuk kemajuan PSMS, gak ada niat lain. Kalau tuntutan untuk pengurus mundur tetap kita suarakan. Laga terakhir tadi malam saja kita masih menyuarakannya dan satu stadion juga dengar," sebutnya.
2. Hargai Kesepakatan
Bahkan Lawren sempat marah dan kecewa dengan sikap pengurus yang menghentikan jatah tiket bagi suporter PFC.
"Kami bahkan marah dan kecewa dengar kabar tiket distop untuk PFC. Malah kita meminta pengurus untuk memanggil mereka (PFC) untuk duduk bersama dan membahas hal ini."
"Namun pengurus beralasan jika pak Doddy Taher (CEO)masih berada di luar kota dan menanti kepulangannya," sebut Lawren.
Intinya, pihaknya masih menghargai perjanjian yang dibuat dengan pihak pengurus sembari menanti kepulangan CEO sebelum ditandatangani di atas materai.
"Kita hargai kesepakatan dalam pertemuan itu untuk segera ditindaklanjuti dan tak ada hal menyalah ayas apa yang dituduhkan," ucapnya.
Apalagi bilang Lawren, dirinya tidak bisa mengambil putusan sesuka hati, karena mereka punya garis koordinasi dalam organisasi.
"Kita punya pembina, penasehat, ketua di setiap basis dan para senior. Ini juga harus dihargai sebelum mengambil keputusan apapun," tutupnya.