5 Transfer Klub Terburuk di Era Liga Primer Inggris
INDOSPORT.COM – Bursa transfer waktunya klub belanja pemain. Tetapi, tidak semua pembelian berhasil, tak peduli seberapa mahal "harga" sang bintang.
Kadang tak habis pikir klub-klub sepakbola rela menghabiskan uang dengan jumlah fantastis untuk membeli pemain. Saat ini, nilai ratusan miliar bahkan triliunan rupiah sudah jadi hal yang lumrah.
Liga Primer Inggris bisa dikatakan liga paling boros dalam urusan beli pemain. Musim jelang musim 2017/18 mulai, data Deloitte menunjukkan klub-klub Liga Primer Inggris memecahkan rekor transfer dengan menghabiskan dana lebih dari 1 miliar pounds atau Rp18 triliun.
Sayangnya, tidak semua pemain-pemain yang dibeli menunjukkan performa maksimal. Penyebabnya bisa banyak faktor, misalnya cedera, sulit menyesuaikan dengan taktik pelatih dan lainnya.
Klub-klub Liga Primer Inggris ini pernah mengalami pembelian terburuk dalam sejarah. Berikut data yang INDOSPORT rangkum dari Sportskeeda.
1. Leicester City (2016/17)
Leicester City bukan siapa-siapa dibanding dengan Chelsea atau Manchester City yang punya pemain bintang dan dana melimpah. Tetapi, musim 2015/16 The Foxes mengejutkan dunia dengan menjadi juara Liga Primer Inggris.
Pelatihnya saat itu masih Claudio Ranieri. Kisah “Cinderella” tentu diharapkan berlanjut lagi, namun beberapa pemain sudah keluar saat itu.
Musim jelang musim 2016/17, The Foxes menghabiskan 82,44 juta pounds atau Rp1,5 triliun dengan kurs saat ini untuk beli pemain-pemain baru.
Ada Nampalys Mendy (10 juta pounds) dari OGC Nice untuk menggantikan N’Golo Kante yang hijrah ke Chelsea. Strikers Ahmed Musa (17 juta pounds dari CSKA) plus Islam Slimani (20 juta pounds dari Sporting CP) diboyong untuk menambah variasi serangan.
Awalnya, semua terlihat baik-baik saja. Tetapi, Leicester juga terbebani dengan status juara bertahan dan akibatnya, baik pemain-pemain lama dan pendatang baru, tampil tidak maksimal.
Plus, mereka juga tak mampu menyesuaikan taktik baru Ranieri. Dampaknya, klub yang bermarkas di King Power Stadium ini nyaris di peringkat tiga terbawah jelang paruh musim.
Ranieri akhirnya dipecat. Leicester sendiri mengakhiri musim itu dengan finish di posisi 13 klasemen Liga Primer Inggris.
2. Liverpool (2014/15)
Masa-masa trio SSS (Luis Suarez, Raheem Sterling, dan Daniel Sturridge) membuat Liverpool menjadi tim yang disegani di Liga Primer. Namun, semua berubah saat Suarez hengkang ke Barcelona dan Sterling dipinang Manchester City (yang nilai transfernya dianggap kemahalan).
Liverpool (yang saat itu masih dilatih Brendan Rodgers) gerak cepat cari pengganti. Mereka pun menghabiskan 117 juta pounds atau Rp2,2 triliun (kurs saat ini) untuk membeli pemain-pemain baru.
Mereka yang diboyong adalah Mario Balotelli, Ricky Lambert, Lazard Markovic, Adam Lallana, dan Dejan Lovren. Lalu, bagaimana kiprah mereka?
Balotelli terbukti kesulitan menggantikan peran Suarez atau Sterling. Lallana dan Markovic saat itu belum siap dan Steven Gerrard yang selalu menginspirasi usianya tidak muda lagi.
Kehilangan Suarez dan Sterling, Sturridge seperti mati gaya. Dia jadi rentan cedera dan sekalipun masih bertahan di Liverpool, penyerang yang pernah merumput di Chelsea ini tidak sekinclong dulu.
3. Chelsea (2017/18)
Chelsea baru saja meraih gelar Liga Primer Inggris di musim 2016/17, yang juga menjadi debut Conte di tanah Inggris. Tetapi, masalah berikutnya adalah mencari pengganti Diego Costa yang akan hengkang akibat ribut dengan eks pelatih Juventus itu.
Akhirnya, Alvaro Morata tiba dengan nilai transfer 70 juta pounds atau Rp1,3 triliun. Ini sedikit mengejutkan karena sebelumnya striker tampan eks Real Madrid ini dikabarkan akan direkrut Manchester United atau kembali ke Italia bersama AC Milan.
Di musim panas, Chelsea juga merekrut Tiemoue Bakayoko, Antonio Rudiger, dan Emerson Palmieri. Bagaimana hasilnya?
Morata bagus di beberapa laga awal. Tetapi di paruh musim, kinerjanya melorot dan Chelsea akhirnya merekrut striker Arsenal yang terlupakan, Olivier Giroud dengan harga “murah” yaitu 18 juta pounds.
Bakayoko tidak terlalu istimewa. Secara kualitas, jelas dia masih dibawah Kante (apalagi dibanding dengan Paul Pogba).
Para fans Chelsea justru mengkritik mengapa The Blues tidak memulangkan pemain pinjamannya Ruben Loftus-Cheek yang saat ini merumput bersama Crystal Palace.
Saat Loftus-Cheek tampil gemilang di laga persahabatan, fans Chelsea “ribut” di Twitter mendesak manajemen memulangkan pemain usia 22 tahun ini. Loftus-Cheek dan Tammy Abraham (saat ini di Swansea City) jauh lebih layak masuk tim utama ketimbang harus beli Bakayoko.
Chelsea finish di posisi lima alias harus melupakan keinginan berlaga di Liga Champions. Memang Eden Hazard dan kolega berhasil meraih gelar Piala FA di akhir kompetisi, tetapi itu sudah tak berarti apa-apa bagi Conte.
4. Tottenham Hotspur (2013/14)
Fans Tottenham sangat kehilangan saat idola mereka Gareth Bale tergiur tawaran Real Madrid sebesar 85 juta pounds yang menjadikannya pemain termahal dunia pada 2013. Akibatnya, The Lily Whites pusing mencari penggantinya.
Roberto Soldado, Erik Lamela, dan Christian Eriksen didatangkan. Tetapi, nama pertama ini berakhir mengecewakan sementara dua nama terakhir masih bertahan hingga saat ini.
Sepanjang musim, Soldado yang didatangkan dari Valencia hanya mencetak enam gol. Itu pun empat dari titik putih.
Soldado kembali ke Spanyol pada 2015. Sementara Eriksen makin menunjukkan kestabilan penampilan selama di Spurs, namun Lamela sempat terhambat cedera.
5. Arsenal (2011/12)
Arsenal kehilangan Cesc Fabregas yang pulang kampung ke Barcelona dan Samir Nasri yang tergiur tawaran Manchester City. Tetapi, pelatih saat itu, Arsene Wenger mencoba untuk tidak terlalu panik atas situasi tersebut.
Saat kompetisi mulai bulan Agustus, hanya bek kanan Cark Jenkinson (dan Charlton Athletic) dan sayap Alex Oxlade-Chamberlain (dari Southampton) yang direkrut.
Hasilnya, tidak istimewa. Dua laga pertama berakhir imbang (lawan Newcastle) dan kalah dari Liverpool di Emirates.
Tetapi, yang membuat Arsenal menjadi bulan-bulanan publik adalah kekalahan telak 8-2 dari Manchester United. Muncul lelucon bahwa skor tersebut seperti skor rugby, bukan sepakbola.
Gervinho, Park Chu-Yung, Mikel Arteta, Per Mertesacker, dan Andre Santos kemudian diboyong. Hasilnya beragam tetapi tidak terlalu oke juga.
Arsenal mengakhiri musim tersebut dengan berada di posisi tiga. Memang masih di atas Tottenham, tetapi bagi tim sekelas Arsenal, penampilan sepanjang musim itu dianggap tidak mencerminkan level The Gunners.
4 Pesepakbola Ini Terpincut dengan Wanita yang Lebih Tua
Terus Ikuti Berita Sepak Bola dan Olahraga Lain di INDOSPORT