x

Kembali Tukangi Timnas, Luis Milla Wajib Buat 3 Perubahan

Selasa, 28 Agustus 2018 21:13 WIB
Editor: Gerry Crisandy
Pelatih Timnas U-22, Luis Milla.

INDOSPORT.COM - Badan sepak bola Indonesia, PSSI, resmi mengambil keputusan untuk memperpanjang abdi Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia. Dengan ini, Milla masih akan berada di pinggir lapangan saat Indonesia berpartisipasi di Piala AFF 2018.

Perpanjangan kontrak Luis Milla dikonfirmasi oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Keputusan ini diambil melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Selasa (28/08/18).

Edy mengakui bahwa terdapat perundingan dari berbagai sisi terkait nasib Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia.

Baca Juga

"Kami berdebat dengan Exco, membicarakan keuntungan dan kerugian (perpanjangan kontrak Milla) dan dari hasil rapat, Luis Milla tetap diberikan kepercayaan, khususnya di Piala AFF 2018 yang segera dilaksanakan pada bulan November," ungkap Edy.

Milla akan mendapatkan tambahan durasi dalam kontraknya selama satu tahun ke depan. Sebelumnya, kontrak Milla berakhir di Asian Games 2018 -- seiring dengan tersingkirnya Timnas U-23 dari turnamen tersebut.

Milla, bersama dua assistennya Miguel Gandia dan Julio Banuelos, dilaporkan tengah kembali ke Spanyol untuk rehat sejenak.

Dengan Piala AFF 2018 yang telah berada di depan mata, Milla akan memiliki beberapa pekerjaan rumah. Ajang Asian Games 2018 lalu harusnya menjadi pelajaran, terutama di Piala AFF kelak, podium juara adalah target.


1. Bukan Hanya 11 Pemain, tapi Seluruh Skuat

Timnas Indonesia U-23 vs Uni Emirat Arab (UEA)

Di Asian Games 2018, terlihat bagaimana Milla begitu mengandalkan 11 pemain utamanya. Berbeda dengan kompetisi di level klub yang biasanya mendapatkan lebih banyak rehat, turnamen internasional memiliki jadwal yang lebih padat, dengan jarak antar pertandingan yang biasanya hanya dua, tiga hari.

Dengan padatnya jadwal, seluruh pemain yang berada di dalam skuat, harus digunakan sebaik-baiknya. Bukan hanya cedera, persoalan kebugaran pemain juga menjadi alasan. Sepakbola tidak dimenangkan oleh 11 pemain, tapi seluruh personil tim.

Baca Juga

Misalnya bagaimana di Asian Games 2018 lalu, Milla kesulitan untuk merotasi pemain. Perbedaan kualitas antara pemain utama dan pelapis terlihat signifikan di atas lapangan.

Untuk menemukan pemain-pemain pelapis yang dapat diandalkan, seleksi pemain adalah jawabannya. Manfaatkan beberapa bulan tersisa jelang Piala AFF untuk menemukan, bukan 11 pemain, tapi 25 pemain yang jika diturunkan, dapat mengemban tugasnya.


2. Ketergatungan pada Kedua Sayap

Irfan Jaya dan Gavin Kwan selebrasi usai gol dalam laga Indonesia vs Palestina.

Persoalan berikutnya adalah ketergantungan Milla pada pemain-pemain sayap. Memiliki pemain-pemain yang memiliki keunggulan kecepatan dan kemampuan teknis di sisi lapangan, wajar jika Milla mengandalkan pemain-pemain sayapnya.

Bagaimanapun, ketika bertemu dengan tim yang memiliki keunggulan postur tubuh, umpan-umpan silang dari sisi lapangan, menjadi tidak efektif. Misalnya di pertandingan melawan Palestina di penyisihan grup Asian Games 2018 dan melawan Uni Emirat Arab (UEA) di babak 16 besar.

Baca Juga

Di pertandingan melawan UEA, ketika dua pemain sayap andalannya, Febri Haryadi dan Irfan Jaya, tidak dapat memberikan servis pada Alberto Goncalves dan Stefano Lilipaly, Indonesia tidak dapat memberikan serangan berbahaya.

Barulah pada babak kedua, ketika Septian David Maulana masuk, dan sering melakukan tusukan-tusukan (cutting inside) ke tengah, Indonesia mulai mengancam gawang UEA.

Meskipun, di level Asia Tenggara, perbedaan postur tubuh tidak akan setimpang dengan, misalnya negara-negara Timur Tengah, rencana cadangan tetap dibutuhkan.

Milla harus menyiapkan Plan B, bahkan jika perlu Plan C, D dan E, untuk segala situasi di atas lapangan. Hal ini juga ditentukan oleh poin berikutnya.


3. Kenali Lawan

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Luis Milla.

Untuk menyiapkan rencana-rencana cadangan tersebut, Milla terlebih dahulu harus mengenali karakter dan gaya permainan lawan. Tidak seperti yang terjadi jelang melawan UEA terakhir, Milla mengaku buta soal lawan yang akan dihadapinya tersebut.

"Saya tidak tahu UEA main seperti apa, tapi kami punya waktu empat hari untuk istirahat. Namun saya bisa bayangkan kalau mereka tim yang kuat dan budaya sepak bola yang bagus," ungkap Milla usai kemenangan melawan Hong Kong (21/08/18).

Sebagai pelatih asing yang lebih banyak menghabiskan waktunya melalangbuana di persepakbolaan Spanyol, dapat dimaklumi bahwa Milla tidak begitu mengenal sepakbola Asia. 

Tapi kini ia dipercaya untuk menukangi Timnas Indonesia, mengemban tugas dari jutaan pendukung, maka sudah tugasnya untuk mempersiapkan timnya jelang pertandingan, termasuk data mengenai lawan.

Ia tidak harus melakukannya sendiri. Milla dapat mengirimkan salah satu scout ke pertandingan calon-calon lawan dan memberikan laporan padanya -- dibandingkan menonton video rekaman lawan beberapa hari jelang pertandingan.

Baca Juga

Bagaimanapun, kini Milla akan berada di kursi kepelatihan Tim Garuda selama satu tahun ke depan dan ia seharusnya mendapatkan dukungan penuh dari seluruh rakyat nusantara. 

Banyaknya suara-suara yang menginginkan Milla untuk tetap melatih timnas adalah bukti tersendiri, bahwa ia telah membawa Indonesia ke jalur yang lebih baik.

IndonesiaAsian Games 2018Luis MillaPiala AFF 2018

Berita Terkini