Patut Ditiru, 4 Cara Mengatasi Suporter Rusuh dari Sepak Bola Inggris
INDOSPORT.COM - Sepak Bola Indonesia kembali dalam sorotan. Rentetan kericuhan menghiasai muka persepakbolaan Indonesia di musim 2018 ini.
Teranyar, Komisi Disiplin PSSI baru saja memberikan sanksi kepada Arema terkait insiden kericuhan usai laga melawan Persebaya.
Arema harus menerima sanksi denda dan larangan tanpa penonton hingga akhir musim. Dua suporternya, Yuli Sumpil dan Fandi, dilarang masuk ke stadion seumur hidup.
Apa yang terjadi di laga Arema ini seakan membuat miris lantaran masih segar diingatan kita insiden memilukan yang menimpa suporter Persija, Haringga Sirla, yang menjadi korban kebrutalan suporter rusuh Persib.
Entah sampai kapan suporter Indonesia mau dewasa, namun yang jelas di negara-negara dengan sepak bola mapan seperti Eropa, sejumlah langkah-langkah telah dilakukan jauh-jauh hari demi mengikis tindakan suporter rusuh dari para suporter.
Mengatasi kerusuhan yang disebabkan suporter memang pekerjaan sulit. Jumlah yang ditangani bukanlah puluhan melainkan ribuan penonton baik yang di dalam stadion maupun yang tak tertampung di luar stadion.
Demi jadi bahan pembelajaran bersama, berikut ini INDOSPORT ulas secara singkat langkah-langkah yang telah diambil sepak bola Inggris dalam mengatasi ulah hooligan alias suporter yang kerap berbuat rusuh.
1. 1. Menyusup (Infiltrasi) ke Barisan Suporter Klub
Walau memiliki liga sepak bola terbaik di dunia, Inggris tetap tak terbebas dari ulah-ulah suporter rusuh.
Bahkan, istilah hooligan yang kini dipakai secara umum pun awalnya merujuk pada ulah pendukung garis keras klub yang brutal.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mengantisipasi tindakan yang mengarah rusuh adalah dengan membiarkan aparat keamanan (berpakaian preman) melakukan penyusupan ke barisan suporter klub.
Cara ini sudah dilakukan sejak awal tahun 1986 sebagai usaha Inggris dalam mereformasi keamanan di stadion menyusul tragedi Heysel di awal 80-an.
Social Issues Research Centre (SIRC) melaporkan cara yang digunakan pihak keamanan di stadion Inggris ini efektif. Banyak penggerebekan yang akhirnya dilakukan polisi terhadap para hooligan usai penyusupan dilakukan.
Provokator memegang peranan penting dalam memantik keributan. Daripada berurusan dengan puluhan atau ratusan suporter dalam kerusuhan, lebih baik mengamankan satu atau dua orang provokatornya terlebih dahulu.
2. 2. Penggunaan Steward dan CCTV
Penggunaan steward bisa menjadi pengganti peran polisi di dalam stadion. Steward memiliki hak untuk mengeluarkan suporter rusuh yang melanggar aturan di dalam stadion.
Keberadaan mereka mesti independen terbebas dari kepolisian. Di Inggris, steward bisa juga ditempatkan sebagai pagar betis yang memisahkan suporter dua kubu di dalam stadion.
Selain keberadaan steward yang siap memantau tiap detik gerak-gerik suporter, FA Inggris juga menerapkan penggunaan kamera pengawas (CCTV).
Penggunaan teknologi ini sudah dipakai sejak akhir dekade 80-an. Namun semakin masif seiring modernitas sepak bola saat ini.
Teknologi ini digunakan untuk mempermudah pengawasan terhadap suporter. Ada ruangan khusus yang bisa memantau tiap sudut penting di stadion via CCTV.
Hampir semua stadion klub profesional di Inggris memiliki CCTV, bahkan klub divisi bawah sekali pun. Sayangnya, di Tanah Air hanya beberapa stadion saja yang menerapkan teknologi CCTV secara efektif.
3. 3. Keamanan Stadion Menjadi Syarat Mutlak
Di Inggris ada Badan Otoritas Lisensi yang tugasnya memberi atau bahkan mencabut izin sebuah stadion dalam menyelenggarakan pertandingan sepak bola.
Di Indonesia mungkin mirip tugas PT. LIB dalam menilai stadion yang layak untuk Liga 1.
Hanya saja, di Inggris syarat yang diterapkan lebih ketat dan disiplin. Terlebih lagi, keamanan menjadi aspek nomor satu dalam menentukan apakah stadion tersebut layak menggelar pertandingan atau tidak.
Inggris tidak ingin tragedi Heysel atau pun Hillsborough kembali terulang.
Mungkin untuk konteks Indonesia yang tingkat kesadaran suporternya jauh lebih rendah dari Inggris, tingkat pengamanan pun harus lebih ekstra.
Sejumlah pengamanan stadion yang paling penting adalah pagar pembatas antara tribun dan lapangan, pagar pembatas antara dua tribun (terutama yang membatasi suporter tuan rumah dan tamu), serta kelayakan bangunan.
Keamanan juga merambah area luar stadion. Hal ini sangat diperhatikan oleh klub-klub di Inggris.
Di luar stadion, ratusan bahkan ribuan polisi bisa diturunkan demi memecah massa yang mencoba rusuh. Di sini polisi juga bisa menangkap provokator.
Untuk pengamanan di luar stadion, pihak kepolisian Indonesia sudah cukup baik. Namun, apa yang menimpa Haringga patut dijadikan evaluasi kembali bagi pihak pengamanan di luar stadion ke depannya.
4. 4. Sanksi yang Sangat Berat
Sanksi memainkan peranan penting dalam memberikan efek jera maupun memberikan pelajaran bagi suporter.
Para suporter yang terlibat kerusuhan di Inggris wajib dihukum keras, termasuk di antaranya tak boleh menonton di stadion manapun seumur hidupnya. Klub di Inggris pun juga aktif bekerja sama dalam mencari pelaku dan juga mendukung sanksi yang diberikan FA.
Untuk Indonesia yang tingkat kesadaran suporternya masih rendah, sanksi memainkan peranan penting.
Dalam dua bulan ini, PSSI telah mengeluarkan peraturan keras bagi sejumlah suporter berupa larangan datang ke stadion seumur hidup. Tentunya hukuman ini juga bersandingan dengan hukuman pidana jika suporter berkaitan melakukan tindakan kriminal seperti penganiayaan.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Inggris Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.