3 Kasus Pengaturan Skor Level Dunia, Marak di Asia Tenggara
INDOSPORT.COM - Jelang laga terakhir Liga 1 (kasta tertinggi bola Indonesia) dan Liga 2 musim 2018, kisruh terkait pengaturan skor semakin memanas.
Terakhir, manajer salah satu klub di Liga 2, Januar Herwanto dari Madura FC membongkar jika ia pernah ditawari salah satu orang internal PSSI untuk pengaturan skor.
“Ada yang meminta agar Madura FC mengalah, nanti gantian PSS Sleman akan mengalah di Sumenep. Tapi saya tidak mau. Saya ditawari Rp 100 juta,” ujar Januar saat sesi wawancara di salah satu program stasiun televisi swasta.
Pernyataan kontroversial ini membuat status PSS Sleman semakin dipertanyakan, padahal tim yang berjuluk Elang Jawa tersebut telah memastikan satu tiket promosi ke Liga 1 musim 2019.
Tak hanya di Indonesia, rupanya kasus pengaturan skor telah lama terjadi dan sudah marak di beberapa turnamen level internasional, bahkan di Asia Tenggara.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum 3 kasus penggaturan skor level dunia:
1. 1. Sierra Leone vs Afrika Selatan (2008)
Kasus pengaturan skor di Sierra Leone dapat dikatakan sebagai kasus terparah di dunia, karena melibatkan pemain dan ofisial terbanyak.
Pada tahun 2008 saat laga Kualifikasi Piala Afrika antara tuan rumah Sierra Leone vs Afrika Selatan, setidaknya ada 15 pemain dan ofisial yang terlibat dalam skandal pengaturan skor pertandingan sepak bola. Lebih mengejutkan lagi karena 15 pemain dan ofisial tersebut datang dari satu pihak, yakni Sierra Leone.
Mereka yang terlibat skandal pengaturan skor membuat laga kontra Afrika Selatan berakhir imbang tanpa gol. Namun hukuman pada ke-15 pemain itu masih ditangguhkan hingga saat ini sampai waktu yang belum ditentukan.
2. 2. Malaysia vs Timor Leste (SEA Games 2015)
Pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara juga tak lepas dari pengaturan skor. Laga sepak bola antara Malaysia vs Timor Leste ternodai karena adanya manipulasi skor. Bermain di Singapura, saat itu Malaysia mampu unggul tipis 1-0 dari Timor Leste.
Namun yang menjadi sorotan tentu saja penampilan Timor Leste yang bermain ogah-ogahan, meski saat itu mereka berpeluang untuk menang saat Malaysia hanya turun dengan 10 pemain.
Saat diusut AFC, rupanya manajer Timor Leste, Orlando Marques telah menerima suap untuk mengatur hasil pertandingan dari Bandar judi sebesar 11 ribu USD. Ia pun mendapat sanksi tidak boleh terlibat dalam dunia sepak bola seumur hidup.
3. 3. Laos vs Sri Langka (AFC Solidarity Cup 2016)
Masih dari kawasan Asia, kasus pengaturan skor juga pernah menodai ajang sepak bola AFC Solidarity Cup 2016 di Malaysia. Saat itu tengah dihelat laga pembuka Grup B antara Laos vs Sri Lanka.
Laos keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1, meski secara statistik peringkat Sri Lanka jauh lebih baik dari Laos. Hasil ini lantas membuat AFC curiga.
Setelah investigasi, didapati empat pemain Laos yang terlibat skandal pengaturan skor laga sepak bola. Mereka adalah Chintana Souksavath, Saynakhonevieng Phommapanya, Phattana Syvilay, dan Moukda Souksavath.
Tak hanya itu, keempat pemain itu dicurigai telah melakukan manipulasi pertandingan yang melibatkan Laos sejak tahun 2010 lalu. AFC pun memastikan akan memberikan hukuman tegas kepada empat pemain itu.
Penulis: Martini.
Terus Ikuti Update Berita Sepak Bola Internasional Lainnya di INDOSPORT.COM