3 Taktik Jitu yang Bisa Dipakai Pep Guardiola untuk Mengalahkan Liverpool
INDOSPORT.COM – Kompetisi sepak bola paling bergengsi di Inggris, Premier League bakal memasuki masa-masa krusialnya karena sudah melewati paruh musim. Untuk sementara Liverpool masih nyaman berada di puncak klasemen sementara dengan perolehan 54 angka.
Liverpool masih unggul 6 angka atas Tottenham Hotspur dan masih memegang rekor sebagai satu-satunya tim Premier League yang masih tak terkalahkan. Akan tetapi, berbagai pencapaian Liverpool itu bakal mendapat ujian berat di pekan ke-20 dengan melawat ke kandang Manchester City.
Manchester City sendiri merupakan satu dari tiga tim yang tidak bisa dikalahkan oleh Liverpool musim ini. Dalam pertemuan terakhir di Anfield, Manchester City sukses meredam penyerangan Liverpool dan nyaris membawa pulang kemenangan andai sepakan penalti Riyadh Mahrez tidak melambung jauh.
Tentu bukan pekerjaan mudah bagi Manchester City untuk memberikan kekalahan perdana bagi Liverpool di musim ini. Tapi setidaknya ada 3 taktik jitu yang bisa dilakukan oleh pelatih Manchester City, Pep Guardiola untuk mengalahkan Liverpool.
Berikut INDOSPORT.com ulas dalam 3 taktik jitu yang bisa dipakai Pep Guardiola untuk mengalahkan Liverpool.
1. High Press ke Pemain Tengah dan Bertahan Liverpool
Seperti yang kita tahu, Liverpool tidak bermain dengan seorang playmaker, mereka praktis mengandalkan tiga gelandang pekerja keras untuk bertahan dan menyerang. Bagi seorang pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana, justru itu menjadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan.
“Pada saat pemain belakang Liverpool memegang bola, pemain tengah dan bertahan yang lain harus dijaga secara high press,” jelas Justinus Lhaksana dalam akun Youtube pribadinya.
Alasannya sederhana, lini tengah yang menjadi mesin dinamo pemainan Liverpool dibuat tak berfungsi, begitupun pemain bertahan yang lain harus dijaga secara high press. Praktis Liverpool mau tidak mau harus memberikan umpan jauh yang mana bukan merupakan bola kesukaan Mohamed Salah dan Sadio Mane karena postur tubuh yang kecil.
2. Pemain Bertahan Menjaga Secara Man to Man Marking
Jika strategi high press berhasil dilakukan oleh Manchester City, otomatis Liverpool akan melakukan umpan jauh seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Bola jauh yang dikirimkan oleh lini pertahanan Liverpool itu akan menjadi perebutan antara tiga striker dengan 4 pemain belakang Manchester City.
Menurut Justinus Lhaksana, itu justru keuntungan bagi Manchester City karena unggul jumlah pemain ketika berduel dengan lini serang Liverpool. Secara teori, jika sudah unggul jumlah pemain, maka taktik defence yang sebaiknya diterapkan adalah man to man marking atau penjagaan masing-masing lawan.
Alasannya, taktik zona marking terbukti gagal total dengan Arsenal dibantai 1-5 oleh Liverpool yang pemain depannya seperti 'dibiarkan bebas' memegang bola. Dengan man to man marking, harapannya adalah lini serang Liverpool tidak bisa mengontrol bola dengan nyaman di lini pertahanan Manchester City.
3. Bermain Pragmatis
Satu taktik lagi yang bisa dipakai oleh Pep Guardiola adalah sesuatu yang sudah ia jalankan di pertemuan terakhir yaitu dengan bermain pragmatis. Pada pertandingan yang berakhir dengan imbang tanpa gol di Anfield itu, Manchester City bermain pragmatis dengan hanya menempatkan 3-4 pemain saja di lini serang.
Sisanya? Ditugaskan untuk bertahan menjaga kedalaman agar tak tercipta ruang-ruang kosong yang bisa dieksploitasi oleh lini serang Liverpool. Taktik itu terbukti ampuh dengan tidak berkembangnya permainan Liverpool di sepanjang laga pada saat itu.
Hanya saja taktik ini jelas bertentangan dengan filosofi yang diyakini oleh Pep Guardiola yaitu bermain menyerang habis-habisan seperti gurunya, Johan Cruyff. Tapi tampaknya bagi Guardiola, Jurgen Klopp tidak bisa dilawan secara frontal sehingga mau tak mau ia memakai taktik ala Jose Mourinho.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Seputar Liga Inggris dan Lainnya Hanya di INDOSPORT