3 Hal Konyol yang Bisa Gagalkan Ambisi Juara Bali United
INDOSPORT.COM - Bali United menjadi satu dari beberapa klub yang terlihat sangat ambisius menyambut Liga 1 2019. Sejauh ini, Bali United telah memboyong banyak nama-nama beken, termasuk sektor pelatih.
Tercatat, Bali United telah mendatangkan William Pachecho, Paulo Sergio, Gunawan Dwi Cahyo, hingga pelatih yang membawa Persija juara musim lalu, Stefano Cugurra Teco.
Kedatangan nama-nama beken ini telah disambut oleh pemain-pemain yang mumpuni seperti Stefano Lilipaly, Melvin Platje, Yabes Roni, sampai Irfan Bachdim.
Namun begitu, bukan berarti langkah Bali United merebut tangga juara akan mulus. Secara teknis mungkin Bali akan menjadi salah satu yang tertas, namun hal itu bisa saja buyar akibat hal-hal non-teknis yang terjadi.
Apa saja hal-hal non-teknis yang bisa menggagalkan ambisi juara Bali United? Berikut ulasannya.
1. 1. Sanksi Penonton
Bali United merupakan salah satu klub di Indonesia yang memiliki barisan suporter militan. Sama seperti Persib, Persija, maupun Persebaya, suporter klub Bali United juga tak lepas dari sanksi-sanksi.
Seperti yang terjadi musim lalu di mana Bali United diganjar sanksi denda hingga Rp200 juta akibat ulah Semeton Dewata.
Para suporter setia Bali United ini menyalakan flare, kembang api, hingga bom asap di stadion yang membuat jalannya pertandingan terganggu. Persitiwa ini sendiri terjadi di laga Bali United vs Persija Jakarta.
Bukan tak mungkin hal serupa bisa terjadi lagi di musim 2019 nanti. Jika demikian, maka sebuah kerugian bagi Bali apabila Stadion Kapten I Wayan Dipta harus dikosongkan lantaran suporter dilarang menonton.
Dengan stadion yang kosong, otomatis kekuatan Bali United untuk merengkuh target juara pun harus berkurang.
2. 2. Match Fixing
Match Fixing atau pengaturan skor di sepak bola Indonesia nyata adanya. Sudah terungkap, ada banyak klub yang terlibat praktik keji ini. Bahkan, sejumlah nama dari PSSI pun ikut terciduk.
Satgas Anti-Mafia bola saat ini juga tengah mencium adanya gelagat-gelagat pengaturan skor di level Liga 1.
Sebuah hal yang sangat disayangkan jika persaingan sengit di Liga 1 harus dinodai oleh praktik pengaturan skor.
Jika isu 'klub pesanan juara' benar-benar ada di Liga 1, maka ambisi dan kerja keras Bali United dalam mengejar tangga juara bisa kandas begitu saja.
3. 3. Tekanan untuk Juara
Ya, cukup pantas jika tekanan target juara menjadi hal 'konyol' berikutnya yang bisa menjegal ambisi Bali United.
Sungguh disayangkan jika keberadaan skuat dan pelatih mumpuni harus disia-siakan karena terbeban oleh tuntutan suporter.
Namun, dalam sepak bola hal-hal berkaitan dengan psikologis nyata adanya.
Semeton Dewata dikenal sebagai pendukung yang memiliki tuntutan tinggi terhadap klubnya.
Hal ini bisa dirasakan pada musim lalu saat mereka melakukan protes di laga Bali United vs Persija menyusul hasil buruk yang didapatkan Bali United di Liga 1 2018.
Tekanan yang sama atau bahkan lebih besar pun bakal dibebankan kepada Teco dan kolega. Apalagi klub sudah berbelanja besar-besaran musim ini.
Jika manajemen, pelatih, dan pemain tak fokus dan tenang dalam mengatasi tekanan ini, maka sangat mungkin Bali United akan kehilangan poin-poin krusial di klasemen nanti.
Ikuti Terus Berita Liga Indonesia dan Sepak Bola Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM