x

3 Manfaat Besar jika Liga 1 2019 Hanya Diikuti 10 Klub

Minggu, 27 Januari 2019 14:06 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
Ilustrasi logo Liga 1 2019.

INDOSPORT.COMBadan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) sempat menyinggung wacana penyelenggaraan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia Liga 1 yang diikuti 10 klub. Hal itu berdasarkan jumlah klub yang memiliki lisensi profesional dari AFC.

Wacana tersebut turut didukung oleh klub Persipura Jayapura. Mereka menyetujui wacana tersebut, namun tidak untuk diimplementasikan dalam waktu dekat.

"Kalau mau diberlakukan harus disampaikan dari sekarang dan diberlakukan tahun depan, kalau sekarang terkesan mendadak," ujar Asisten Manajer Persipura Bento Madubun kepada awak media olahraga, Minggu (27/01/19).

Baca Juga

"Kita Persipura memang tenang-tenang saja karena kita sudah punya lisensi, tapi itu tidak adil bagi klub lain kalau diberlakukan sekarang."

Liga 1 tercatat sebagai kompetisi kasta tertinggi dengan jumlah peserta terbanyak di Asia Tenggara. Di kawasan Asia, setidaknya hanya tiga negara, termasuk Indonesia, yang memiliki 18 peserta, yakni J1 League (Jepang) dan Liga Champions Sri Lanka.

Sejauh ini, banyak keluh-kesah mengenai banyaknya kontestan Liga 1. Hal tersebut berdampak terhadap lamanya jadwal liga bergulir sehingga tak khayal banyak agenda yang saling berbenturan dan molornya pelaksanaan liga.

Baca Juga

Selain itu, agenda tim nasional terkadang kerap dikorbankan. Ujung-ujungnya Timnas Senior tampil di Piala AFF sementara liga masih tetap saja bergulir.

Pengurangan jumlah peserta liga dianggap menjadi solusi untuk menyudahi permasalahan yang kian lama semakin memuakkan bagi pencinta sepak bola Indonesia.

Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum tiga manfaat besar jika Liga 1 hanya diikuti 10 klub.


1. Keseriusan Klub

Pertemuan PSSI dan AFC soal lisensi klub.

Liga 1 yang hanya diikuti klub profesional berlisensi tentu menjadi wujud keseriusan PSSI dalam membangun kompetisi. Klub benar-benar dituntut memenuhi aspek yang diwajibkan oleh AFC dan FIFA.

Selama ini, klub baru mengejar lisensi apabila hendak bertanding di kompetisi Asia saja. Selebihnya, mereka yang tidak punya tendensi ke arah sana enggan mengurus lisensi klub profesional.

Baca Juga

Klub yang bertanding di kasta tertinggi memang seharusnya tim yang layak secara manajemen, administrasi, fasilitas, finansial, dan pembinaan.

Dengan demikian, klub sudah benar-benar siap berkompetisi dan tidak asal jalan tanpa ada perencanaan matang hingga akhir musim.


2. Efisiensi Waktu dan Finansial

Harga tiket pesawat naik, akankah Liga Indonesia kembali dua wilayah?

Jumlah peserta klub yang lebih sedikit tentu membuat jadwal liga berlangsung lebih cepat. Jika ada 10, klub setidaknya hanya bertanding sebanyak 18 laga.

Liga kemungkinan hanya akan menghabiskan waktu kurang lebih 18 pekan ditambah jeda kompetisi dan agenda internasional FIFA.

Baca Juga

Jumlah kontestan yang lebih sedikit juga menguntungkan klub dari segi finansial. Mereka tentu tidak akan mengeluarkan biaya akomodasi besar dengan jalannya kompetisi yang lebih singkat.


3. Menguntungkan Timnas

Ratu Tisha perkenalkan Simon McMenemy sebagai pelatih baru Timnas Indonesia Senior.

PSSI selama ini kerap melupakan jadwal uji coba di kalender FIFA. Kalaupun mengadakan laga persahabatan, partai tersebut tetap digelar bersamaan dengan jalannya liga.

Hal tersebut tentu merugikan klub karena mereka kehilangan pemain kunci. Permasalahan itu telah menjadi kasus kronis menahun di sepak bola Indonesia.

Baca Juga

Dengan jumlah peserta 10 klub, PSSI tentu akan punya banyak waktu untuk mengutak-atik jadwal antara liga dan tim nasional.

Jadi, tidak ada lagi alasan Timnas Indonesia gagal berprestasi di Piala AFF karena liga belum selesai atau pemain tidak diizinkan membela Timnas senior karena tidak mendapat izin dari klub.

Ikuti Terus Berita Sepak Bola Liga Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM

Liga IndonesiaLiga 1TRIVIA

Berita Terkini