Mengenal Perseru Serui, Kuda Hitam Liga Indonesia yang Terancam Mundur Akibat Masalah Finansial
INDOSPORT.COM - Kabar buruk tengah menimpa salah satu tim kuda hitam Liga 1 (kasta tertinggi bola Indonesia) 2019 asal Papua, Perseru Serui yang menyatakan mundur akibat masalah finansial. Namun bagaimanakah perjalanan dan perjuangan Perseru, selama tampil di kasta tertinggi Liga Indonesia?
Seperti diketahui sebelumnya, tim Perseru Serui dikabarkan mundur dari Liga 1 lantaran klub yang bermarkas di stadion Marora tersebut tak mempunyai sponsor dan dana yang cukup untuk berkompetisi.
Keputusan tersebut tentu sangat merugikan, baik bagi dunia sepak bola Indonesia maupun pecinta klub Perseru Seru khususnya penggemar tim asal Papua.
Andai benar mundur, kompetisi Liga 1 musim depan dipastikan hanya akan dihuni oleh satu tim asal Papua yang diwakilkan Persipura Jayapaura.
Jelang keputusan mundur atau tidaknya Perseru Serui, berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum kisah perjalanan dan perjuangan tim berjuluk Cendrawasih Jingga itu selama berkompetisi di kasta tertinggi Liga Indonesia.
1. Sejarah dan Profil Klub
Perseru Serui memiliki kepanjangan Persatuan Sepakbola Serui. Tim ini mulai didirikan pada tahun 1970. Sejak awal didirikan, tim sepakbola Indonesia tersebut hanya mengikuti pertandingan berskala kecil yang berada di Papua dan Maluku saja.
Perseru Serui mulai menjadi populer setelah berhasil meraih gelar runner-up Liga 1 Indonesia pada tahun 2009-2010. Pada pertandingan yang berlangsung pada tahun 2013 lalu, Perseru Serui ditumbangkan Bhyangkara FC dengan skor 2-0.
Hasil tersebut membuat Perseru Serui promosi ke Liga Super Indonesia, dan namanya pun mulai dikenal meski berstatus tim debutan di kasta teratas Liga Indonesia.
Dengan menghabiskan uang kurang lebih Rp 5 Miliar untuk mengarungi Divisi Utama musim 2013 lalu, Perseru Serui yang tak diunggulkan justru mampu tampil impresif.
Sebagai informasi, modal Perseru selama mengarungi kompetisi musim 2013 lalu berasal dari uang sponsor bank Papua, PT Liga Indonesia dan pemerintah daerah.
Pengeluaran terbesar mereka berada di sektor transportasi. Tak adanya bandara memadai membuat Perseru harus melakukan perjalanan lama setiap kali tandang.
2. Pemain Bintang
Sebagai tim debutan yang tak banyak di dengar namanya bahkan di persepakbolaan Nasional, Perserui Serui tak memiliki cukup banyak legenda namun beberapa pemain bintang sempat lahir dan bermain di stadion Marora.
Pada musim 2013 lalu tepatnya saat mereka meraih gelar runner up Divisi Utama Liga Indonesia, terdapat sosok Marco Orland Etogou yang cukup impresif bahkan menjadi top skor kedua dengan raihan 11 gol.
Pada musim 2017, meski tak banyak dana yang dimiliki mereka masih dapat mendapatkan pemain-pemain asing berkualitas antara lain Silvio Escobar asal Paraguay, Omar zein eldine dari Lebanon, Ryutaro Karube dan Kunihiro Yamashita dari Jepang.
Bahkan dua nama terakhir menjadi buah panas dan laku di bursa transfer saat ini, Ryutaro Karube contohnya yang sudah resmi berseragam Kuala Lumpur FA di kasta tertinggi Liga Malaysia.
Sedangkan Kunihiro Yamashita tinggal selangkah lagi bergabung dengan tim penuh bintang, Persib Bandung bahkan Kunihiro Yamashita telah melakukan latihan bersama dengan Maung Bandung.
3. Sejarah Manis di Liga 1
Meski tak mampu menorehkan sejarah sebagai juara, namun Perseru Serui memiliki beberapa cerita manis kala tampil di kasta teratas Liga Indonesia.
Mungkin lebih tepatnya kisah mujur, lantaran mereka mampu bertahan di Liga 1 setelah di awal musim hanya menjadi bulan-bulanan dan lumbung gol tim lain.
Cerita bermula di musim 2017, atau saat kompetisi kembali resmi dijalankan PSSI setelah mendapat sanksi dari FIFA. Saat itu, tim asal Papua tersebut berada diujung tanduk dan harus menang dalam dua laga terakhir.
Uniknya, mereka harus menaklukan tim yang berstatus raksasa Liga Indonesia Persib Bandung dan berharap Semen Padang meraih hasil negatif.
Namun Semen Padang meraih kemenangan dan nasib Perseru ditentukan oleh mereka sendiri, Perseru wajib menang kontra Persib Bandung. Ajaibnya, Perseru Serui menaklukan Persib Bandung dengan skor 2-0 di Stadion Si Jalak Harupat dan finish di peringkat ke-15 (batas akhir zona degradasi).
Certia tersebut kembali terulang pada musim 2018 lalu, dimana Perseru Serui kembali membuat kejutan dengan menaklukan tim sekuat Persipura Jayapura di Stadion Mandala juga dengan skor yang juga sama, 2-0.
Hasil tersebut membuat Perseru menutup musim di peringkat ke-14 dan kembali bertahan di Liga 1 musim depan. Sebagai catatan, Perseru Serui menjadi tim yang belum pernah degradasi sejak mendapat promosi pada musim 2013 lalu.
Terus Ikuti Perkembangan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM.