Serupa Perseru, 3 Klub Papua Ini Telah Sayonara dari Kasta Teratas Liga Indonesia
INDOSPORT.COM - Klub sepak bola nasional Perseru Serui dikabarkan mundur dari kompetisi Liga 1 2019. Ternyata ada 3 klub Papua yang serupa ikut sayonara (selamat tinggal dalam Bahasa Jepang) dari liga teratas Indonesia.
Kabar mundurnya Perseru Serui dicetuskan langsung oleh salah satu akun media sosial Twitter @kotaserui, Sabtu (09/02/19) lalu dan membuat publik gempar.
Mereka menyebut Perseru Serui akan meninggalkan atau mengundurkan diri dari Liga 1 2019. Alasan finansial dan tidak adanya sponsor menjadi penyebabnya.
"Karena alasan Finansial dan tidak adanya sponsor maka Perseru Serui akan meninggalkan atau keluar dari Liga 1/liga dengan kasta tertinggi persepak bolaan Indonesia, sayonara Perseru, sayonara Stadion Marora @PSSI @KEMENPORA_RI @IDFreeport," tulis akun tersebut.
Kabar mundurnya Perseru Serui dari Liga 1 2019 mmembuat banyak rumor yang beredar kalau klub tersebut akan di jual ke pengusaha asal Lampung.
Meski begitu, isu ini tidak bisa dijabarkan dengan pasti. Lantaran belum ada pernyataan umum secara langsung dari pihak Perseru Serui.
Alasan finansial memang kerap kali melanda klub-klub dari Indonesia Timur, tepatnya daerah Papua. Lantaran butuh dana besar untuk bisa mengarungi satu musim kompetisi.
Kendati demikian ternyata, sebelum Perserui Serui, ada beberapa klub asal Papua yang telah lebih dulu sayonara dari liga teratas sepak bola Indonesia.
1. 1. Persiwa Wamena
Klub Papua yang telah mengucapkan selamat tinggal pada kompetisi liga teratas sepak bola Indonesia adalah Persiwa Wamena.
Klub yang berdiri sejak 1925 ini ternyata pernah tampil di liga teratas Indonesia. Tepatnya 14 tahun sebelumnya atau pada musim 2005.
Setelah promosi Persiwa Wamena menjadi tim tangguh yang kerap merepotkan klub-klub lain. Pada musim 2006 Persiwa finis diperingkat lima, lalu di 2007 berhasil tembus ke babak delapan besar.
Di musim 2008, Persiwa berhasil menagkhiri musim dengan posisi runner up di bawah Persipura dan urutan ketiga di musim 2011/2012.
Hingga pada akhirnya di 2013, Persiwa terdegradasi dari kasta teratas Liga Indonesia. Di musim selanjutnya Persiwa sempat promosi tetapi gagal karena tidak memenuhi syarat.
Usai turun kasta, pada Juli 2018 lalu, Persiwa sempat dihebohkan dengan kabar bakal merger ke klub Bina Putra Cirebon. Tetapi hal tersebut dibantah.
"Tidak benar itu beritanya. Tak ada akuisisi apalagi jual beli saham. Bahkan tak ada pergantinan nama juga," tutur manajer Persiwa Burgo Pane, Juli 2018 lalu.
2. 2. Persidafon Dafonsoro
Kemudian klub Papua yang juga telah mengucapkan sayonara pada kompetisi sepak bola teratas Indonesia adalah Persidafon Dafonsoro.
Klub yang berdiri pada 1970 ini berhasil promosi ke dari kasta kedua pad musim 2010 lalu. Di musim selanjutnya Persidafon malah sukses bertahan usai finis diperingkat 10 klasemen.
Akan tetapi di musim 2013 lalu, Persidafon Dafonsoro tak mampu menandingi para rival. Hasilnya adalah mereka degradasi ke kasta kedua usai finis di urutan ke-17.
Bahkan pada 2017 lalu, Persidafon sempat akan dibangkitkan lagi tajinya oleh calon Bupati Kabupaten Jayapura Yanni dan wakilnya Zadrak Afasedanya.
"Persidafon merupakan roh, identitas sepak bola di Kabupaten Jayapura, sehingga perlu diperhatikan dan dibangkitkan kembali agar bisa berjaya seperti beberapa tahun lalu," janji Yanni di Jayapura, Rabu (08/02/17).
Akan tetapi janji tersebut tak kunjung berbuah manis. Kini Persidafon Dafonsoro bermain di Liga 3 dalam piramida sepak bola Indonesia. Klub ini semakin tenggelam dan mungkin ceritanya bisa hilang jika tak lagi mampu promosi.
3. 3. Persiram Raja Ampat
Klub asal Papua terakhir yang telah meninggalkan kompetisi kasta teratas sepak bola Indonesia adalah Persiram Raja Ampat. Klub ini baru didirikan pada 2004 lalu.
Pada musim 2011/2012 lalu, Persiram Raja Ampat berhasil promosi dari kasta kedua. Tampil perdana di kasta teratas Persiram Raja Ampat sempat finis di posisi 14.
Di musim 2013 malahan membuat Persiram Raja Ampat bisa finis di urutan ke-8. Sampai pada 2016 lalu saham dan lisensi Persiram Raja Ampat dibeli oleh sponsor PS TNI.
“Perseroan telah menerima seluruh uang pembayaran sehubungan dengan penjualan klub berdasarkan perjanjian yang jumlah seluruhnya yaitu sebesar Rp17 miliar sesuai dengan waktu/tanggal, jumlah, dan mekanisme yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian,” bunyi pernyataan PT Persiram Makmur Madani Selviana Wanma, 27 Maret 2016 lalu.
Sehingga catatan sejarah akan kiprah Persiram Raja Ambat telah selesai usai berganti nama menjadi PS TNI. Itulah tadi tiga kisah klub asal Papua yang sempat menghiasi sepak bola Indonesia.
Terus Ikuti Update Perseru Serui dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM.