Termasuk Match Fixing, Ini Transformasi Rivalitas Manchester United vs Liverpool
INDOSPORT.COM – Jagat sepak bola Inggris bakal terhenyak untuk sementara waktu ketika Manchester United menghadapi Liverpool di lapangan hijau. Rivalitas tiada henti dari dua tim tersukses di Inggris itu sejatinya tidak bermula dari sepak bola.
Mundur ke tahun 1894, permusuhan yang terjadi antara Manchester United dengan Liverpool berawal ketika ada permasalahan perdagangan di pelabuhan. Saat itu Liverpool dikenal sebagai kota pelabuhan karena kedekatannya dengan laut.
Liverpool yang merasa di atas angin pun mematok cukai yang mahal untuk ekspor impor barang yang melalui pelabuhan mereka. Hal itu membuat para pedagang Manchester mencak-mencak dan sangat membenci Liverpool.
Lantas karena merasa tidak terima, dibangunlah kanal perkapalan terbesar di dunia oleh Manchester yang sontak langsung membuat Liverpool merugi karena pelabuhannya menjadi sepi. Hal itu membuat para penduduk di Liverpool jadi membenci Manchester hingga lahirlah rivalitas itu.
Persaingan dan permusuhan di pelabuhan terbawa sampai ke lapangan hijau setiap kali Manchester United dan Liverpool bertemu. Namun, sejarah mencatat bahwa penggawa kedua tim pernah melakukan persengkongkolan jahat yang menodai nilai luhur sepak bola, apa itu?
1. Match Fixing di laga Manchester United vs Liverpool
Sepak bola Indonesia saat ini sedang dalam berada pada titik nadir di mana tingkat kredibilitas PSSI di mata masyarakat sangatlah rendah. Hal itu disebabkan karena adanya indikasi terjadi match fixing di sepak bola Indonesia.
Match fixing atau yang biasa dikenal dengan pengaturan skor merupakan sebuah fenomena yang sangat menodai nilai luhur sepak bola. Nyatanya match fixing pernah terjadi di laga sebesar Manchester United vs Liverpool, bahkan parahnya lagi kedua tim bekerja sama untuk melakukan itu.
Tepatnya pada 2 April 1915, berlangsung laga sengit antara Manchester United menghadapi Liverpool di Old Trafford. Sebanyak 18.000 pendukung Manchester United yang datang ke stadion merasakan ketegangan yang luar biasa karena timnya harus menang agar tidak terdegradasi.
Pertandingan pun berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Manchester United atas Liverpool. Tetapi, tercium kabar tak sedap jika pertandingan itu telah terpapar dengan match fixing yang membuat investigasi pun dilakukan untuk menyelidikinya.
Hasilnya, pada 23 Desember 1915, tersiar berita kalau memang telah terjadi match fixing di laga tersebut. Hal itu terungkap dari sebuah fakta para pemain Manchester United dan Liverpool berkumpul di The Dog and Partridge untuk mengatur hasil pertandingan 2-0 untuk tuan rumah.
“Terbukti bahwa sejumlah uang berpindah tangan dan beberapa pemain (Manchester United dan Liverpool) mendapat untung. Dengan tindakan mereka, mereka berusaha untuk merusak seluruh permainan dan mendiskreditkan kejujuran dan keadilannya." ungkap komisi investigasi, seperti yang dinukil dari Express.
Akhirnya empat pemain Liverpool yaitu Tom Fairfoul, Tom Miller, Bob Purcell, dan Jackie Sheldon terbukti bersalah dan dihukum seumur hidup. Sementara itu, pemain Manchester United seperti Enoch West, Sandy Turnbull, dan Arthur Whalley juga mendapat hukuman serupa.
Rivalitas yang terjadi antara Manchester United dengan Liverpool ternyata tak menghalangi keinginan untuk melakukan match fixing.
2. Persaingan Soal Gelar Juara
Selepas dihukumnya para pemain Liverpool dan Manchester United terkait match fixing, kedua tim pun melanjutkan persaingannya dari sisi gelar juara. Hingga periode 1960-an, rivalitas kedua tim sangat panas dan berimbang dengan sama-sama mengoleksi tujuh gelar.
Namun, setelah itu, Manchester United mengalami puasa gelar juara di Liga Inggris setelah terakhir kali mereka raih pada musim 1966-67. Sebaliknya, memasuki era 1970-an, Liverpool justru menjadi penguasa di Liga Inggris hingga 1990-an dengan total 11 gelar Liga Inggris
Hingga datanglah Sir Alex Ferguson pada 1986 yang pada saat itu bersumpah untuk membuat Setan Merah mengalahkan pencapaian Liverpool dalam hal gelar juara. Hasilnya, Man United berhasil mengakhiri puasa gelar Liga pada tahun 1992/93 atau tepat 26 tahun setelah terakhir kali jadi juara.
Lucunya, Manchester United yang bangkit bersama Sir Alex Ferguson di era 90-an membuat Liverpool gantian yang mengalami puasa gelar Liga Inggris. Puasa itu telah dimulai dari tahun 1989-90 hingga saat ini. Di saat yang sama, Manchester United justru menggondol 13 gelar Liga Inggris.
Dari hal itu terlihat seperti Liverpool dan Manchester United bergantian dalam mendominasi di Inggris. Liverpool berkuasa pada era 1970-an hingga 1990, sedangkan Manchester United mengambil alih dominasi tersebut dari tahun 1990-an hingga awal 2010-an.
Sebagai tim yang menargetkan gelar tiap musimnya, kedua tim terlibat rivalitas yang sangat panas. Buktinya Ferguson yang pernah merasakan treble bersama Manchester United di 1999 dengan menjuarai Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions, masih tidak terima melihat Liverpool bisa meraih tiga gelar pada 2001.
“Oh, jangan mereka (Liverpool). Siapa saja asal jangan mereka,” cerita Ferguson dalam buku autobiografinya soal treble Liverpool di mana sang rival menyabet gelar Piala UEFA, Piala FA, dan Piala Liga.
Di lapangan, para pemain Liverpool dan Manchester United bagaikan anjing dan kucing di mana mereka tidak pernah akur. Mulai dari Jamie Carragher dan Garry Neville hingga insiden Luis Suarez dengan Patrice Evra yang terkait rasisme dan penolakan untuk berjabat tangan.
3. Transformasi Rivalitas Manchester United vs Liverpool yang Menyejukan
Persaingan antara pelatih juga kerap menjadi bumbu dari rivalitas Manchester United dengan Liverpool. Salah satu pertengkaran yang paling sengit terjadi antara Sir Alex Ferguson dengan Rafael Benitez.
“Dia (Benitez) menunjukan kesombongan dan Anda tidak akan bisa memaafkan penghinannya,” ungkap Ferguson, seperti yang disadur dari Guardian.
“Tuan Ferguson itu mengatur semua jadwal Liga Inggris sebelum itu dipublikasikan oleh FA dan itu tidak bisa kita protes,” tegas Benitez kepada Telegraph terkait jadwal yang sangat berat untuk Liverpool.
Dari pernyataan pedas yang dilontarkan dari kedua mantan pelatih itu sudah cukup untuk menggambarkan betapa panasnya rivalitas Manchester United dengan Liverpool. Akan tetapi, rivalitas yang sudah dibahas panjang lebar tadi ternyata sudah memasuki babak baru yang lebih sejuk.
Tepatnya transformasi rivalitas yang panas berubah menjadi lebih menyejukan beberapa tahun terakhir, termasuk sejak nahkoda Manchester United diambil alih oleh Ole Gunnar Solskjaer dan Liverpool dipimpin oleh Jurgen Klopp.
Kedua pelatih malah melontarkan pujian untuk satu sama lain.
“Gaya permainan sepak bola Jurgen Klopp sangat menginspirasi,” puji Solskjaer jelang pertemuannya dengan Liverpool asuhan Klopp, dilansir dari Liverpool Echo.
Mendapatkan pujian dari lawannya, Jurgen Klopp juga membalas Solskjaer dengan menyatakan bahwa orang Norwegia itu bakal segera menjadi pelatih tetap Manchester United untuk musim depan.
Kedua pelatih yang ada saat ini tidak lagi saling menghujat seperti zaman Ferguson dan Benitez, Solskjaer dan Klopp mengambil jalannya yang berbeda dari pendahulunya. Mereka justru saling melempar pujian, sebuah transformasi rivalitas yang sangat menyejukan bukan?
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Premier League dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.