3 Fakta Menyedihkan Thailand Usai Kalah dari Timnas Indonesia U-22
INDOSPORT.COM – Mimpi Thailand untuk mempertahankan gelar juara Piala AFF U-22 harus gagal usai alami kekalahan dari Timnas Indonesia U-22 di babak final.
Padahal Thailand awalnya sempat unggul terlebih dahulu melalui sang kapten, Saringkan Promsupa melalui sundulan di menit ke-57. Namun tak sampai 10 menit, Timnas Indonesia U-22 berhasil membalasnya dengan dua gol melalui Sani Rizky dan Osvaldo Haay.
Keberhasilan Timnas Indonesia U-22 merengkuh gelar juara sekaligus memupus keinginan Thailand untuk mempertahankan gelar juara Piala AFF U-22. Sebelumnya pada edisi 2015, Thailand meraih gelar juara Piala AFF U-22 2005.
Kegagalan untuk mempertahankan gelar juara tersimpan dalam 3 fakta menyedihkan yang dialami oleh Thailand. Berikut INDOSPORT mencoba untuk merangkumnya dalam 3 fakta menyedihkan Thailand usai kalah dari Timnas Indonesia U-22.
1. Senjata Makan Tuan Marco Ballini
Thailand di Piala AFF U-22 2019 memiliki pertahanan terbaik di mana mereka berhasil cleansheet sejak pertandingan perdana hingga babak final. Salah satu sosok kunci di balik ketangguhan lini pertahanan Thailand ternyata adalah berkat Marco Ballini.
Pemain naturalisasi Thailand dari Italia ini memiliki postur badan menjulang hingga 1,98 meter yang membuat dirinya dengan mudah mengawal lini pertahanan. Akan tetapi di babak final, sebuah sepakan kencang dari Sani Rizky yang mengenai badannya justru berbelok arah dan berujung gol.
Itu menjadi senjata makan tuan bagi Thailand yang mengandalkan Marco Ballini malah membuat sepakan Sani Risky berbelok arah sehingga kiper Thailand terkecoh. Di pertandingan itu sendiri, Marco Balllini tampil sangat baik dengan mampu selalu memenangi duel dengan Marinus Wanewar.
2. Hanya Timnas Indonesia U-22 yang Mampu Jebol Thailand
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Thailand tidak pernah kebobolan sama sekali di sepanjang turnamen Piala AFF U-22 2019 hingga babak final. Akan tetapi begitu sampai di partai puncak, Thailand ternyata harus kebobolan sebanyak dua gol yang langsung membuat mereka kalah.
Faktanya Thailand tidak mampu mempertahankan gawangnya kala diserang secara bombardir Timnas Indonesia U-16. Lebih menyedihkan lagi, duet bek tengah Thailand yaitu Saringkan Promsupa dan Marco Ballini malah kalah duel udara dengan Osvaldo Haay di gol kedua Timnas Indonesia U-22.
Padahal Ballini memiliki tinggi hingga 1,98 meter dan Saringkan dengan lompatan luar biasa justru harus kecolongan oleh Osvaldo Haay yang hanya berpostur 1,74 meter yang memang di posisi lebih baik untuk menyambut bola. Ini membuktikan posisi saat duel udara lebih penting dari tinggi badan.
3. Tak Memainkan Penyerang Murni Sejak Awal
Jika melihat susunan pemain Thailand, maka ada keanehan karena mereka bermain tanpa satu pun penyerang murni. Strategi yang diincar Thailand kala bertanding dengan Timnas Indonesia U-22 adalah bertahan, serangan balik cepat, dan eksekusi bola mati.
Padahal Thailand memiliki penyerang tengah yang sangat handal dalam diri Korrawit Tasa yang sempat mencuri perhatian di Piala Asia U-19 2018 di Jakarta lalu. Pada saat itu Korrawit Tasa berhasil menjadi top skor Thailand di Piala Asia U-19 2018 dengan torehan 3 golnya.
Begitu Thailand tertinggal 1-2 dari Timnas Indonesia U-22, barulah Korrawit Tasa dimasukan sebagai supersub. Hasilnya Korrawit sempat merepotkan lini pertahanan Timnas Indonesia U-22 namun itu sudah terlambat.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Timnas Indonesia U-22 dan Piala AFF U-22 2019 di INDOSPORT.COM.