x

3 Kelemahan yang Perlu Dievaluasi Timnas Indonesia U-22

Rabu, 27 Februari 2019 16:30 WIB
Editor: Coro Mountana
Penggawa Timnas Indonesia melakukan selebrasi usai menerima medali

INDOSPORT.COM – Akhirnya Timnas Indonesia U-22 berhasil meraih gelar juara di ajang sepak bola bergengsi, Piala AFF U-22 2019. Kepastian itu didapatkan usai mengalahkan Thailand di partai puncak dengan skor 2-1.

Di pertandingan itu sendiri, sejatinya Timnas sepak bola Indonesia U-22 sempat tertinggal terlebih dahulu melalui aksi kapten Thailand, Saringkan Promsupa dengan sundulan kepalanya di menit ke-57.

Akan tetapi Timnas Indonesia U-22 mampu memberikan reaksi yang cepat.

Baca Juga

Timnas Indonesia U-22 berhasil membalas Thailand dengan dua gol langsung lewat Sani Rizki Fauzi (menit ke-58) dan Osvaldo Haay di enam menit berselang.

Uniknya dua gol balasan yang mengantarkan Timnas Indonesia U-22 juara terjadi tak sampai 10 menit usai Saringkan cetak gol.

Meski berhasil meraih gelar juara Piala AFF U-22, nyatanya Timnas Indonesia U-22 masih menyimpan sejumlah kelemahan. Tentu itu akan menjadi pekerjaan rumah pelatih Indra Sjafri untuk evaluasi kelemahan itu agar dapat sukses di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 dan Sea Games 2017.

Baca Juga

Berikut INDOSPORT mencoba untuk merangkumnya dalam 3 kelemahan yang perlu dievaluasi Timnas Indonesia U-22.


1. Set Piece

Saringkan Promsupa, bek Thailand yang mencetak gol ke gawang Timnas Indonesia U-22 melalui set piece

Sepanjang turnamen Piala AFF U-22 2019, Timnas Indonesia U-22 telah mengalami kebobolan sebanyak 4 gol dari 5 pertandingan yang telah dimainkan. Dengan rincian dibobol Myanmar (1 gol), Malaysia (2 gol), dan Thailand (1 gol).

Setidaknya 3 dari empat gol yang bersarang ke gawang Timnas Indonesia U-22 itu lahir dari situasi bola mati atau set piece. Dengan kata lain 75% dari kebobolan Timnas Indonesia U-22 berasal dari set piece.

Baca Juga

Hanya di pertandingan melawan Myanmar saja Timnas Indonesia U-22 tidak dibobol lewat cara set piece. Tentu ini perlu menjadi bahan evaluasi agar di ajang selanjutnya, Timnas Indonesia U-22 tidak kebobolan lagi lewat situasi bola mati.


2. Tidak Efisien

Aksi selebrasi pemain Timnas Indonesia U-22

Dari 5 pertandingan yang telah dimainkan oleh Timnas Indonesia U-22 di ajang Piala AFF U-22 2019, mereka telah berhasil mencetak 8 gol. Artinya setiap pertandingannya, Timnas Indonesia selalu mampu mencetak setidaknya satu gol.

Sepintas produktivitas Timnas Indonesia U-22 terlihat baik-baik saja, tetapi jika mampu tampil lebih efisien lagi mungkin akan lebih baik lagi. Timnas Indonesia U-22 sebenarnya bermain tak terlalu efisien karena ada sejumlah peluang emas yang harusnya menjadi gol malah terbuang sia-sia.

Seperti peluang di menit ke-87 di mana Osvaldo Haay yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Thailand usai mendapatkan umpan manis dari Todd Rivaldo Ferre. Namun dirinya gagal mengkonversi peluang emas itu menjadi gol.


3. Main Lebih Bersih

Bagas Adi Nugroho, pemain Timnas Indonesia.

Satu evaluasi terakhir terkait Timnas Indonesia U-22 adalah untuk bermain lebih tenang dan bersih ketika menjaga pertahanan. Timnas Indonesia U-22 kerap melakukan pelanggaran keras yang tak perlu di area pertahanan sendiri.

Pelanggaran keras yang tak perlu bisa saja berakibat fatal terhadap tim mengingat Timnas Indonesia U-22 lemah dalam mengantisipasi bola mati. Seperti pelanggaran ceroboh dari kapten Bagas Adi yang melakukan tekel dua kaki kepada pemain Thailand di menit-menit akhir.

Sontak pelanggaran keras dari Bagas Adi itu membuat wasit mengeluarkan ganjaran berupa kartu merah. Beruntung di sisa waktu yang ada, 10 pemain Timnas Indonesia U-22 mampu mempertahankan keunggulan 2-1 atas Thailand dan menjadi juara.

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Timnas Indonesia U-22 dan Piala AFF U-22 di INDOSPORT.COM.