Irilah pada Bayern Munchen yang Selalu Elite dan Konsisten
INDOSPORT.COM - Status elite jangka panjang Bayern Munchen tidak diraih begitu saja, ada sejumlah rahasia yang membuat raksasa Bundesliga ini menjadi seperti sekarang.
Bayern Munchen akhirnya resmi mengunci gelar juara Bundesliga Jerman musim 2019-2020 usai menumbangkan tuan rumah, Werder Bremen, dengan skor 1-0 pada pekan ke-32.
Sebanyak 76 poin yang dikumpulkan Munchen tidak bisa dikejar oleh rival terdekatnya, Borussia Dortmund (66) meski laga masih menyisahkan dua pekan.
Ini merupakan gelar Bundesliga kedelapan yang diraih Munchen secara beruntun sejak musim 2012-2013 silam. Capaian luar biasa ini menjadi rekor di Bundesliga yang diyakini sangat sulit dipecahkan tim rival.
Tak cuma menciptakan rekor domestik, musim ini mereka juga berpeluang meraih treble winner kedua mereka sepanjang sejarah. Sebab, Munchen masih berkompetisi di Liga Champions dan DFB Pokal.
Die Roten memang bukan klub sembarangan. Bahkan bisa dibilang, Munchen adalah klub paling elite di Eropa.
Bagaimana tidak, klub yang berdiri sejak 1900 ini tak pernah mengalami masa-masa gurem sejak mengikuti Bundesliga pada 1965. Hampir tiap musim Munchen selalu berhasil meraih trofi.
Tak heran lemari trofi mereka disesaki dengan banyak sekali piala. Di Jerman, mereka telah memenangi 30 gelar Bundesliga. Itu artinya mereka mampu menjuarai 50 persen lebih penyelenggaraan Bundesliga.
Pada kompetisi DFB Pokal Munchen juga memegang rekor dengan 19 gelar. Begitu pun di Liga Champions di mana mereka sukses mengoleksi lima trofi. Meski masih kalah jauh dari Real Madrid, Munchen selalu menjadi favorit tiap musimnya.
Tak cuma itu, mereka juga mengalami empat kali masa keemasan, yakni dari era 1965-1979, 1979-1998, 1998-2007, dan 2007-2019. Masa transisi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun adalah mitos di Munchen.
Klub berjuluk FC Hollywood ini selalu tahu cara untuk mempertahankan kesuksesan dan keelitannya baik di Jerman maupun Eropa yang bahkan tak bisa disamai oleh Barcelona dan AC Milan sekali pun. Sejatinya, apa rahasia Munchen sehingga bisa menjadi klub sepak bola terhebat di Eropa?
Jasa Para Legenda
Bayern Munchen didirikan pada tahun 1900. Namun, mereka baru menjelma menjadi tim raksasa di era 60-an dan 70-an.
Munchen sebetulnya bukan salah satu pendiri Bundesliga. Mereka bahkan baru ikut serta dua tahun kemudian.
Salah satu kesuksesan awal yang dibangun di Munchen adalah dari semangat sepak bola itu sendiri. Klub ini didirikan oleh 11 orang pemain sepak bola yang dipimpin oleh Franz John, sosok pecinta sepak bola sejati.
Semangat yang kuat dari para pecinta sepak bola ini membawa Munchen pada puncak beberapa kejuaraan nasional.
Namun, dekade 60-an menjadi awal dari kisah manis Munchen di Eropa. Beruntung memang, di masa itu Munchen memiliki salah satu bakat terbesar yang pernah dilahirkan oleh Jerman, yakni Franz Beckenbauer.
Bek karismatik yang piawai mencetak banyak gol ini mampu mengangkat kualitas Munchen dan membawa mereka sebagai penguasa Jerman dan Eropa.
Di Era Beckenbauer, Munchen sukses merebut tiga gelar Liga Champions beruntun dan seabrek trofi Bundesliga. Beckenbauer yang bergabung sejak 1964 juga berhasil meraih dua kali penghargaan pemain terbaik dunia.
Memiliki Beckenbauer yang membawa Jerman menjadi juara Piala Dunia 1974 adalah sebuah keuntungan mutlak bagi Bayern Munchen di masa itu.
Munchen pun menyadari hal ini dan memutuskan untuk mempertahankan Beckenbauer di kursi manajemen. Cara ini memang kerap dilewatkan oleh banyak klub Eropa.
Munchen merupakan salah satu klub yang paling getol menjunjung tinggi para legendanya. Sangat jarang tokoh non-sepak bola mengisi jajaran manajemen Die Rotten.
Hampir semua petinggi Munchen adalah mantan-mantan pemain mereka sendiri. Sebut saja Franz Beckenbauer, Karl-Heinz Rummenigge, Uli Hoenes, sampai yang teranyar Hamid Salihamidzic. Nama-nama ini tak pernah tergeser di kursi petinggi Munchen hingga saat ini.
Ternyata, inilah yang menjadi kunci kesuksesan Munchen. Para legenda yang menjadi pimpinan klub ini tahu betul apa yang terbaik untuk Munchen berdasarkan pada pengalaman dan kecintaan mereka untuk sepak bola dan klub.
1. Keuangan yang Stabil
Kunci sukses lain yang tentu berkontribusi bagi kesuksesan klub adalah kondisi finansial yang sehat. Munchen merupakan klub besar Eropa dengan keuangan yang sehat dan stabil.
Ini tak terlepas dari strategi bisnis mereka yang selalu tepat dan menguntungkan. Sejak dulu, mereka dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki keuangan stabil dan rencana bisnis jelas.
Tim sepak bola Bayern Munchen dijalankan oleh FC Bayern Munchen AG. AG merupakan singkatan dari Aktiengesellschaft, sebuah istilah bahasa Jerman kepada badan usaha yang terbatas oleh saham; dengan kata lain dimiliki pemegang saham dan dapat diperdagangkan di bursa saham.
Bayern sendiri dijalankan layaknya perusahaan saham gabungan yang tidak terdaftar di bursa saham publik, tetapi milik pribadi. Sebanyak 75 persen dari saham FC Bayern München AG dimiliki oleh pihak klub, FC Bayern Munchen e.V.
Sedangkan 8,33 persen saham masing-masing dipegang oleh produsen perlengkapan olahraga Adidas, perusahaan mobil Audi, dan sisahnya grup layanan finansial Allianz, yang jika ditotal keseluruhan 25 persen.
Itu artinya, Munchen tidak dimiliki oleh satu perusahaan atau taipan saja. Maka dari itu, mereka tidak pernah jatuh dalam kebangkrutan karena keuangan dikelola dalam bentuk saham gabungan namun milik pribadi dalam payung FC Bayern Munchen AG.
Sebanyak 25 persen saham tersisa pun dimiliki oleh perusahaan-perusahaan raksasa bonafit yang juga menjadi sponsor utama mereka, sebut saja Adidas, Audi, dan Allianz. Allianz bahkan beberapa waktu lalu memberikan pendanaan untuk pembangunan stadion megah mereka yang baru, Allianz Arena.
Sangat sulit membayangkan perusahaan-perusahaan tersebut bangkrut secara bersamaan. Maka dari itu keuangan Munchen pun selalu stabil tiap musimnya.
'Semua Akan Munchen pada Waktunya'
Rahasia sukses terakhir dari Munchen tak lain adalah kehebatan mereka dalam menarik pemain-pemain bintang dari tim rival untuk bergabung.
Sehebat apapun pemain bintang di klub rival mereka di Bundesliga, pada akhirnya mereka akan bergabung dengan Bayern Munchen.
Sebu saja Manuel Neuer (Schalke 04), Matt Hummels dan Robert Lewandowski (Borussia Dortmund), kemudian ada Lucio dan Michael Ballack (Bayer Leverkusen), Miroslva Klose (Werder Bremen) dan masih banyak lainnya.
Maka tak heran mereka terus menguasai Bundesliga dalam waktu lama. Klub-klub pesaing mereka seperti Werder Bremen, Borussia Dortmund, Schalke 04, Sttutgart, dll cuma jadi 'penyusup' di daftar juara Bundesliga.
Bagaimana tidak, ketika pemain bintang mereka bersinar pada satu sampai tiga musim, pemain tersebut sudah bergabung dengan Bayern Munchen.
Hal ini memang menjadi privilage tersendiri bagi Munchen. Selain memang punya kekuatan finansial, mereka juga memiliki daya tarik yang tak dimiliki klub lainnya.
Bayern Munchen adalah tim legendaris di Bundesliga dan Eropa. Nama besar serta target juara yang terus dicanangkan tiap musim menjadi daya tarik utama bagi banyak pemain baik itu di Jerman maupun di Eropa.