Vikash Dhorasoo: Bollywood, AC Milan, dan Spesialis Bangku Cadangan
INDOSPORT.COM - Sungguh perjuangan yang berat untuk mendapat sebuah pengakuan. Setidaknya itulah yang sempat dirasakan eks pemain AC Milan, Vikash Dhorasoo.
Lahir di Harfleur, Prancis, ia memiliki darah India dari salah satu moyangnya yang berasal dari Andhra Pradesh. Dhorasoo sendiri baru lahir setelah keluargnya yang bermigrasi ke Mauritius kembali pindah ke luar negeri, kali ini ke Prancis.
Dhorasoo memulai kariernya di dunia sepak bola dengan membela sebuah klub bernama Le Havre pada tahun 1993 sampai dengan 1995. Saat itu, ia mungkin tidak menyangka perjalanannya sebagai pemain bakal begitu berat.
Vikash Dhorasoo, pemain ini adalah satu dari sekian bintang lapangan hijau yang menghabiskan sebagian besar waktunya di bangku cadangan. Bisa dibilang, ia adalah spesialisnya.
Tentu, pesepak bola mana yang tidak ingin turun bermain dan menunjukkan kehebatannya entah itu mendribel bola, melakukan tekel, maupun mencetak gol. Sayangnya, nasib kurang beruntung harus menghinggapi Dhorasoo.
Tumbuh sebagai keturunan berdarah India, Dhorasoo pernah bermimpi menjadi seorang megabintang Bollywood, cita-cita yang cukup populer di kalangan anak-anak dan remaja Negara Anak Benua.
Ketika di banyak sudut India, para kaum muda terhipnotis dengan pelajaran tari dan akting, Dhorasoo tidak pernah merasakannya. Namun sejak kecil, ia memang sudah sangat tertarik dengan banyak hal.
Selain ingin terjun ke industri Bollywood, Dhorasoo juga menyukai politik dan sastra. Ia bahkan berbakat di bulutangkis dan kriket, yang notabene dua cabor paling terkenal, populer, dan andalan di India.
Akan tetapi, takdir ternyata menuntunnya ke sepak bola. Olympique Lyon, AC Milan, dan Paris Saint-Germain adalah tiga klub besar yang pernah dibelanya.
Saat berseragam Lyon, Dhorasoo sempat jadi pemain pinjaman ke Bordeaux pada tahun 2001 sampai dengan 2002 dan menciptakan duet yang lumayan dengan pemain asal Portugal, Pauleta.
Kembali ke Lyon, Dhorasoo merasakan revolusi Jean-Michel Aulas yang membawa kemajuan untuk klub Prancis tersebut bersama pelatih mereka, Paul Joseph Marie Le Guen.
Tapi sayang, Dhorasoo mulai dihantam cedera yang membuatnya harus menghuni bangku cadangan cukup lama. Alhasil, ia harus rela kehilangan tempatnya oleh Mahamadou Diarra.
Dhorasoo baru bisa meraih kesempatan bermain ketika Diarra absen lantaran melakukan tugas negara. Bahkan, ketika Lyon berlaga di ajang Liga Champions 2003-2004 sampai fase perempatfinal, ia jarang dimainkan.
Setelahnya, Dhorasoo pun terpaksa menatap pintu keluar dari Lyon dan AC Milan adalah pelabuhannya selanjutnya.
1. Perjalanan Vikash Dhorasoo sebagai Pemain Pinjaman Terus Berlanjut
AC Milan
Pindah ke AC Milan pada tahun 2004, Vikash Dhorasoo sadar betul ia akan berada di tim yang sama dengan sejumlah pemain seperti Andrea Pirlo dan Clarence Seedorf.
Sempat merasakan seperti apa menderitanya jadi spesialis bangku cadangan saat di Lyon, tentu kenyataan ini tidak akan mudah diterima Dhorasoo. Persaingan ketat pun cukup meghambat lajunya untuk membuktikan diri di lapangan.
Mungkin salah satu momen yang paling berharga selama Dhorasoo berseragam AC Milan adalah menerima medali runner-up Liga Champions 2004-2005, meski ia hanya menghabiskan waktu di bangku cadangan selama satu laga penuh.
Walau sebentar, kepindahan ke kubu Rossoneri menandai awal petualangan Dhorasoo di luar Prancis, meski pada kenyataannya ia juga tidak banyak dipakai sebagai starter di klub raksasa Liga Italia tersebut.
Setelah AC Milan, Dhorasoo mencoba peruntungan di Paris Saint-Germain pada 2005, namun lagi-lagi nasibnya kurang beruntung. Ia berseteru dengan sang pelatih, Guy Lacombe, yang mengakibatkan kontraknya diputus.
Timnas Prancis dan Film tentang Pemain Cadangan
‘Karier’ sebagai pemain cadangan ternyata tidak hanya dihadapi Dhorasoo di Lyon dan AC Milan, melainkan juga Timnas Prancis. Malahan, eksistensinya di sana lebih diabaikan lagi.
Ia sudah berkali-kali dipinggirkan oleh para pelatih Prancis, yang lebih memilih Zinedine Zidane, pemain yang sempat memutuskan pensiun pada tahun 2004 menyusul Lilian Thuram, Bixente Lizarazu, dan Marcel Desailly.
Kedatangan Raymond Domenech awalnya menjadi harapan Vikash Dhorasoo berjaya di Les Blues setelah absennya Zidane. Akan tetapi, sebuah kejadian drastis telah merenggut kebahagiaan tersebut.
Zidane kembali dan bahkan mengklaim posisinya di tim, sampai akhirnya memenangkan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2006 di Dublin.
Selama gelaran sepak bola empat tahunan ini, Dhorasoo pun tidak mendapat sambutan yang apik dari para penonton yang memenuhi stadion saat pertandingan melawan Meksiko. Pada waktu itu, Dhorasoo masuk menggantikan Zidane.
Saking seringnya menghuni bangku cadangan, kisah Vikash Dhorasoo ini pun diangkat menjadi sebuah film yang diberi judul Substitute.
Akhirnya, mimpi sang pemain untuk terjun ke industri layar lebar terkabul juga, meski ada sedikit kepedihan di balik film tentang dirinya tersebut.
Rilis pada tahun 2008, Substitute menampilkan rekaman-rekaman yang diambil Dhorasoo ketika berpartisipasi di Piala Dunia 2006. Film ini merupakan kerja sama antara dirinya dengan seorang seniman bernama Fred Poulet.
Meski jadi langganan bangku cadangan, Vikash Dhorasoo sudah menyaksikan cukup peristiwa bersejarah di dunia sepak bola. Dua di antaranya adalah kekalahan menyakitkan AC Milan di final Liga Champions 2005, lalu Prancis di Piala Dunia 2006.
Ia juga layak diapresiasi sebagai salah satu pemain India yang menggebrak Eropa, mengingat sepak bola bukan olahraga utama di negara Bollywood ini.