Sejarah Hattrick Keren Juventus dan Rekor Italia di Final Liga Champions
INDOSPORT.COM - Sepanjang sejarah Liga Champions, terdapat lima klub yang mampu menorehkan prestasi spesial berupa hattrick alias tiga musim beruntun menembus partai puncak. Juventus termasuk salah satunya.
Pemilik julukan La Vecchia Signora yang berarti Si Nyonya Tua itu mengekor pencapaian Real Madrid (1956-1960; 2016-2018), Ajax Amsterdam (1971-1973), Bayern Munchen (1974-1976), dan AC Milan (1993-1995).
Juventus masuk daftar istimewa tersebut setelah menyingkirkan wakil Prancis, AS Monaco, pada semifinal Liga Champions 1997-1998. Pasukan Marcelo Lippi mengantongi kemenangan telak 4-1 di leg I dan menelan kekalahan 2-3 di leg II, 15 April 1998.
Pertandingan seru dan menghibur terjadi di leg II saat kedua tim saling bergantian melancarkan tekanan sekaligus berbalas gol. Juventus yang tampil begitu percaya diri berhasil membuka skor terlebih dulu melalui aksi striker pengganti, Nicola Amoruso.
Pemain yang masuk menggantikan Filippo Inzaghi itu meneruskan operan matang dari Alessandro Del Piero dengan sepakan mendatar ke tiang jauh pada menit ke-15.
Ketinggalan satu gol, AS Monaco balas menekan Juventus. Hasilnya, tim asal negara monarki konstitusional itu sukses menyamakan kedudukan pada menit ke-38 lewat tendangan bebas bertenaga Philippe Leonard yang agak berbelok arah akibat membentur pagar betis Juventus.
Memasuki babak kedua, Monaco mengambil inisiatif serangan dan berbalik unggul 2-1 berkat pameran kecepatan Thierry Henry. Dia melepaskan diri dari jebakan offside Juventus lalu mencungkil bola melewati Angelo Peruzzi pada menit ke-50.
Henry tak memperlihatkan reaksi yang berlebihan terhadap gol tersebut. Dia justru bergegas mengambil bola dan menentengnya ke tengah lapangan sebagai bentuk penghematan waktu agar Monaco bisa mengejar ketinggalan agregat.
Nahas, pekerjaan AS Monaco kian berat setelah Del Piero mencetak gol kedua Juventus pada menit ke-74. Torehan striker legendaris Italia itu bahkan terbilang keren karena dilakukan secara voli atau menembak sebelum bola jatuh ke tanah.
"Mencetak gol spektakuler terasa mudah buat Alessandro Del Piero yang kala itu sedang memasuki periode emasnya," ucap salah satu pemain AS Monaco, Stephane Carnot, seperti dilansir Le Figaro.
"Semakin mengerikan karena Juventus punya talenta hebat lain seperti Filippo Inzaghi dan Zinedine Zidane. Harus diakui bahwa kualitas permainan mereka kala itu memang berada di atas kami," cetusnya.
Menjelang penghabisan, AS Monaco mampu menambah satu gol lagi melalui tandukan Robert Spehar. Skor 3-2 berarti Monaco mesti tersingkir dan Juventus melenggang ke final berkat keunggulan agregat 6-4.
1. 7 Musim Beruntun
Sukses Juventus ikut membanggakan Italia. Terhitung sejak 1992-1993 yang berarti tujuh musim beruntun Negeri Pizza menempatkan wakil di final Liga Champions, yaitu Sampdoria (1991-1992), AC Milan (1992-1993, 1993-1994, 1994-1995), dan Juventus (1995-1996, 1996-1997, 1997-1998).
Hal ini menyamai rekor terbaik milik Spanyol yang juga pernah tujuh edisi beruntun menempatkan wakil di final Piala Champions, yakni Real Madrid (1955-1956, 1956-1957, 1957-1958, 1958-1959, 1959-1960, 1961-1961) dan Barcelona (1960-1961).
Sayangnya, Juventus tidak mampu merengkuh gelar juara setelah keok 0-1 dari Real Madrid di final akibat gol tunggal yang diceploskan Predrag Mijatovic.
Susunan Pemain:
AS Monaco (4-3-3): 1-Barthez; 2-Martin, 28-Christanval, 6-Diawara, 17-Leonard (19-Sagnol 65'); 4-Djetou, 8-Benarbia, 7-Collins; 24-Ikpeba (22-Spehar 69'), 9-Trezeguet, 12-Henry
Cadangan: 16-Porato, 11-Carnot, 14-Lefevre, 23-Irles, 30-Courville
Pelatih: Tigana
Juventus (4-4-2): 1-Peruzzi; 3-Torricelli, 15-Birindelli, 13-Iuliano, 6-Dimas; 8-Conte, 20-Tacchinardi, 21-Zidane (5-Pecchia 59'), 22-Pessotto; 10-Del Piero, 9-Inzaghi (16-Amoruso 5' [26-Davids 71'])
Cadangan: 12-Rampula, 7-Di Livio, 18-Fonseca, 27-Zalayeta
Pelatih: Lippi
Stadion: Louis II (15.000)
Gol: Leonard 38', Henry 50', Spehar 83'/Amoruso 15', Del Piero 74'
Wasit: Meier (Swi)
Kartu Kuning: Martin (M)/Conte (J)
Kartu Merah: -