Sejarah Pesepak bola Asia Terbaik Abad Ini Taklukkan Eropa, Cha Bum-kun
INDOSPORT.COM - Cha Bum-kun. Nama ini begitu melegenda, baik di negeri asalnya, Korea Selatan, maupun tempat ia menghabiskan sebagian besar karier profesional, yakni Jerman, bareng SV Darmstadt, Eintracht Frankfurt, dan Bayer Leverkusen.
Organisasi riset sejarah dan statistik sepak bola (IFFHS) bahkan sampai melabeli Cha dengan predikat Pemain Asia Terbaik Abad Ini. Dia juga mendapatkan julukan Tscha Bum (Kaboom) berkat kepiawaian melepas tembakan superkencang bak halilintar.
Para juniornya seperti Ali Daei (Bayern Munchen), Hidetoshi Nakata (AS Roma), Park Ji-sung (Manchester United), dan Son Heung-min (Tottenham), barangkali merumput di klub besar, tapi tidak ada satu pun yang mampu melampaui atau bahkan menyamai prestasi Cha Bum-kun.
Dia masih berhak menyandang status pesepak bola Asia tersukses di kompetisi Eropa. Pria yang kini terlibat aktif dalam pembinaan usia dini di Korea Selatan tersebut pernah dua kali menggenggam trofi Piala UEFA pada edisi 1979-1980 dan 1987-1988.
Hebatnya lagi, Cha memegang peranan krusial di dua partai final bersama Eintracht Frankfurt dan Bayer Leverkusen, bukan sekadar pelapis atau cadangan. Edisi 1979-1980 terbilang lebih istimewa lantaran menandai cengkramannya di Benua Biru.
Cha tampil sejak menit pertama dalam dua pertemuan (final Piala UEFA memakai sistem kandang-tandang hingga 1989) menghadapi sesama wakil Jerman, Borussia Monchengladbach, yang kala itu berisikan pemain-pemain legendaris sekaliber Lothar Matthaus dan Wilfried Schaefer.
Final pertama berakhir dengan kekalahan 2-3 di markas Monchengladbach. Tabungan gol tandang membuat Frankfurt tinggal membutuhkan kemenangan tipis 1-0 untuk memastikan titel juara Piala UEFA 1979-1980.
Target itu terpenuhi berkat kegemilangan Cha, 21 Mei 1980. Dia bermain apik dan merepotkan barisan pertahanan Monchengladbach sepanjang laga sekaligus terlibat dalam proses gol tunggal Frankfurt yang lahir pada menit ke-81 via sepakan jarak dekat Fred Schaub.
“Cha Bum-kun merupakan nyawa permainan Frankfurt. Dia cepat, berteknik tinggi, serta memiliki dribel yahud. Yang terpenting, dia mampu melebur sempurna dengan tim," kata Lothar Matthaus menilai permainan sang rival seperti dilansir ESPN FC.
Eintracht Frankfurt pun merengkuh juara. Semakin lengkap mengingat Cha terpilih sebagai man of the match final kedua. Sebuah momentum bersejarah yang nantinya berpengaruh besar terhadap ekspansi pemain Asia ke klub-klub Eropa.
1. Disanjung Legenda
Salah satu striker legendaris Jerman era 1990-an, Jurgen Klinsmann, bahkan sempat melontarkan pujian setinggi langit kepada Cha Bum-kun beberapa waktu lalu.
"Banyak orang menyebut saya pesepak bola hebat, tapi sejujurnya level permainan saya dulu belumlah setara dengan Cha Bum-kun," cetus Jurgen Klinsmann.
Secara keseluruhan, Cha Bum-kun menorehkan 372 penampilan plus 121 gol di semua ajang sepanjang berseragam tiga klub Jerman periode 1978-1989, masing-masing untuk Darmstadt 98 (1; 0 gol), Eintracht Frankfurt (156; 58 gol), dan Bayer Leverkusen (215; 63 gol).
Susunan Pemain:
Eintracht Frankfurt (4-4-2): 1-Pahl; 2-Ehrmanntraut, 5-Pezzey, 4-Koerbel, 3-Neuberger; 7-Hoelzenbein, 6-Lorant, 8-Nachtweih (15-Schaub 77'), 11-Cha Bum-kun; 10-Nickel, 9-Borchers
Cadangan: 16-Funk, 12-Lottermann, 13-Kuenast, 14-Trapp
Pelatih: Rausch
Borussia Monchengladbach (4-4-2): 1-Kneib; 2-Fleer, 4-Hannes, 5-Ringels, 3-W. Schaefer; 7-Boedeker, 6-Matthaus (15-Thychosen 86'), 8-Kulik, 11-Lienen; 9-Nickel, 10-Nielsen (14-Del'Haye 68')
Cadangan: 16-Sude, 12-Klinkhammer, 13-F. Schaefer
Pelatih: Heynckes
Stadion: Waldstadion (59.000)
Gol: Schaub 81'
Wasit: Ponnet (Blg)
Kartu Kuning: Hoelzenbein, Borchers, Cha Bum-kun (F)/Fleer, Hannes, Boedeker (G)
Kartu Merah: -