x

Terakhir Kali Main di Liga Europa, Juventus Tersingkir dengan Cara Aneh

Minggu, 23 Mei 2021 18:15 WIB
Editor: Coro Mountana
Terakhir Kali Main di Liga Europa, Juventus Tersingkir dengan Cara Aneh

INDOSPORT.COM - Juventus harus mati-matian di pekan terakhir Serie a Italia agar bisa menghindari terjun bebas ke Liga Europa musim depan.

Pekan terakhir Serie A Italia memang sudah tak bisa membuat Juventus jadi juara Serie A Italia. Tapi tetap saja pertandingan melawan Bologna akan menjadi sangat penting bagi Juventus.

Soalnya Juventus diwajibkan meraih kemenangan sembari berharap Napoli dan AC Milan tepeleset. Sehingga Juventus bisa lolos ke Liga Champions musim depan.

Baca Juga
Baca Juga

Tapi jika skenario itu gagal terwujud, maka Juventus akan dipastikan bakal terjun bebas ke kompetisi Liga Europa musim depan. Tentu itu menjadi sebuah penurunan bagi Juventus yang biasanya selalu main di Liga Champions.

Main di Liga Europa sebenarnya juga bukan merupakan turnamen yang asing bagi Juventus. Terbukti sejak main di kompetisi Liga Europa pada 1971/72, Juventus sudah mencatatkan diri juara sebanyak 3 kali.

Terakhir kali Juventus jadi juara terjadi pada edisi 1992/93 usai mengalahkan Borussia Dortmund dengan agregat 6-1. Tapi perlu diketahui juga kalau terakhir kali Juventus main sejak babak awal Liga Europa berakhir dengan tragis.

Baca Juga
Baca Juga

Pasalnya pada saat itu, Juventus harus tersingkir dengan cara yang sangat aneh. Apapun itu, Juventus harus menghindari terjun bebas ke Liga Europa, karena turnamen itu sebenarnya tidak ramah untuk mereka.


1. Tersingkir Meski Tak Pernah Kalah

Logo Juventus.

Sebenarnya terakhir kali Juventus main di Liga Europa tersingkir dengan cara yang wajar. Soalnya Juventus kala itu kalah di semifinal dari Benfica pada edisi 2013/14, tapi bukan ini yang kami maksud.

Soalnya pada edisi itu, Juventus sebenarnya main di Liga Europa karena tersingkir dari fase grup Liga Champions. Sedangkan yang kami maksud adalah terakhir kali Juventus main di Liga Europa sejak babak awal yaitu pada edisi 2010/11.

Pada saat itu, Juventus harus main dari kualifikasi ketiga dan play-off baru bisa ke babak grup. Shamrock Rovers dan Sturm Graz yang menjadi lawan Juventus pada fase kualifikasi berhasil dibngkam dengan mudah oleh Juventus.

Masuk ke babak grup, Juventus masuk ke grup yang relatif mudah karena hanya bertemu Manchester City, Red Bull Salzburg dan Lech Poznan. Juventus pun dijagokan bakal lolos dengan mudah ke babak 32 besar bersama Manchester City.

Soalnya Juventus saat itu masih diperkuat Gianluigi Buffon, Giorgio Chiellini, Alessandro Del Piero, Vincenzo Iaquinta, hingga Milos Krasic. Tapi ternyata yang terjadi malah antiklimaks di mana Juventus harus tersingkir dengan cara yang aneh.

Menjadi aneh karena sebenarnya Juventus tidak pernah kalah di fase grup termasuk saat lawan Manchester City yang sudah diperkuat David Silva. Tapi, Juventus juga tak pernah menang sama sekali, alias selalu bermain imbang sepanjang turnamen.

Tercatat Juventus imbang dengan Manchester City (1-1, 1-1), Lech Poznan (3-3, 1-1) dan Red Bull Salzburg (1-1, 0-0). Padahal Juventus tidak pernah kalah, tapi faktor tak pernah menang juga membuat mereka akhirnya harus tersingkir dengan cara yang aneh nan unik.

Tentu momen seperti itu tak boleh terulang lagi bagi Juventus, apalagi kalau gagal masuk ke Liga Champions musim depan. Itu artinya Juventus bakal main di Liga Europa seperti musim 2010/11.

Ketika harus main dari babak awal Liga Europa tapi langsung tersingkir meski tak pernah kalah sekalipun. Sebuah memori buruk yang sebenarnya bisa dihindari oleh Juventus jika saja bisa lolos ke Liga Champions musim depan.

Selain menghindari memori buruk harus main di Liga Europa sejak babak awal sekaligus juga menjaga martabat Juventus sendiri. Pasalnya sangat aneh juga melihat Cristiano Ronaldo (jika bertahan), bakal main di Liga Europa musim depan.

Manchester CitySerie A ItaliaLiga EuropaLiga ChampionsJuventusLech PoznanIn Depth SportsBola InternasionalFeatureRed Bull Salzburg

Berita Terkini