Sejarah Pupusnya Pesta HUT Seabad Juventus Akibat Ulah Borussia Dortmund
INDOSPORT.COM - 1997. Tahun ini bermakna ganda bagi para Juventini alias tifosi Juventus karena terdapat momen spesial sekaligus momen pahit dalam waktu bersamaan, yakni hari jadi ke-100 dan kekalahan di final Liga Champions.
Juventus berpeluang mengukir rekor abadi sebagai tim pertama yang mampu menjuarai Liga Champions secara beruntun. Semakin terasa istimewa mengingat klub berjulukan La Vecchia Signora alias Si Nyonya Tua ini juga sedang merayakan ulang tahun seabad sejak 1897.
Kendati begitu, rencana pesta Juventus hancur berkeping-keping akibat ulah Borussia Dortmund, khususnya tiga nama, yaitu Karl-Heinz Riedle, Andreas Moller, dan Lars Ricken. Kolaborasi trio Jerman ini berbuah kemenangan 3-1 bagi timnya, 28 Mei 1997.
Riedle menyumbangkan dua gol, masing-masing pada menit ke-29 dan 34. Striker yang identik dengan nomor punggung 13 itu dapat menggetarkan gawang Angelo Peruzzi berkat bantuan assist brilian Moeller.
Kejeniusan Andreas Moeller melepas operan akurat kembali terlihat selepas turun minum. Kali ini dia mengirimkan assist kepada wajah muda jebolan akademi Borussia Dortmund, Lars Ricken.
Para penonton yang turut menyaksikan momen bersejarah itu hampir tak percaya. Juventus sebetulnya lebih mentereng secara materi pemain karena diperkuat oleh Zinedine Zidane, Didier Deschamps, Alen Boksic, Christian Vieri, dan Alessandro Del Piero, tapi tetap saja keok.
Pembunuh mental bertanding Juventus malam itu adalah Ricken. Kabarnya seluruh Juventini masih bernyanyi sebelum gol ketiga Dortmund, namun segera pulang berbondong-bondong begitu timnya ketinggalan 1-3.
“Mungkin kalian tidak percaya, tapi Riedle sempat bercerita tentang mimpinya semalam sebelum laga final. Dia bermimpi mencetak dua gol dan hal itu menjadi kenyataan,” cetus bek Borussia Dortmund, Stefan Reuter.
Juventini boleh kecewa, tapi fans Dortmund langsung menggelar pesta besar-besaran. Kapan lagi mereka bisa merengkuh trofi Liga Champions di markas milik musuh bebuyutan, Bayern Munchen. Momen serupa belum tentu terjadi setiap 50 atau bahkan 100 tahun.
1. Kuning Satu-satunya
Terdapat sisi lain di balik kesuksesan Borussia Dortmund edisi 1996-1997. Mereka adalah tim penyandang warna kuning pertama, bahkan satu-satunya hingga kini, yang sukses membawa pulang trofi Liga Champions.
Sudah rahasia umum bila Liga Champions didominasi oleh klub pengusung nuansa merah atau putih dalam jerseynya. Tengok saja pengoleksi trofi terbanyak, seperti Real Madrid (putih), AC Milan (merah-hitam), Bayern Munchen (merah), Liverpool (merah), dan Barcelona (biru-merah).
Dortmund sejajar dengan pengusung warna 'asing' lain, yakni Glasgow Celtic (hijau). Jagoan Skotlandia itu merengkuh trofi Si Kuping Besar pada edisi 1966-1967.
Jejak kesuksesan Dortmund kemudian diikuti oleh Villarreal, yang juga identik dengan warna kuning, musim ini, meski sebatas menjuarai Liga Europa usai mengalahkan Manchester United via drama adu penalti, Rabu (26/5/21).
Susunan Pemain:
Borussia Dortmund (3-5-2): 1-Klos; 15-Kohler, 6-Sammer, 16-Kree; 7-Reuter, 14-Lambert, 10-Moller (8-Zorc 89'), 19-Sousa, 17-Heinrich; 13-Riedle (11-Herrlich 67'), 9-Chapuisat (18-Ricken 70')
Cadangan: 12-De Beer, 23-Tretschok
Pelatih: Hitzfeld
Juventus (4-3-1-2): 1-Peruzzi; 5-Porrini (19-Del Piero 46'), 2-Ferrara, 4-Montero, 13-Iuliano; 7-Di Livio, 14-Deschamps, 18-Jugovic; 21-Zidane; 15-Vieri (16-Amoruso 71'), 9-Boksic
Cadangan: 12-Rampula, 22-Pessotto
Pelatih: Lippi
Stadion: Olympia Munchen (59.000)
Gol: Riedle 29', 34', Ricken 71'/Del Piero 65'
Wasit: Puhl (Hgr)
Kartu Kuning: Sousa, Ricken (D)/Porrini, Iuliano (J)
Kartu Merah: -