Keanehan Andreas Pereira, Jagoan Pramusim namun Tersisih di Manchester United
INDOSPORT.COM - Andreas Pereira jadi sorotan utama di laga pramusim Manchester United vs Brentford yang berakhir dengan skor imbang 2-2, Kamis (29/07/21) dini hari WIB.
Sejatinya, Setan Merah berhasil unggul cepat saat laga belum genap berjalan 15 menit, yakni lewat sepakan pemain muda, Anthony Elanga. Namun tidak berselang lama, kedudukan itu pun berhasil disamakan.
Shandon Baptiste mengubah tulisan di papan skor menjadi 1-1 dan Brentford pun mempertahankan hasil ini sampai akhir babak pertama.
Tidak ingin kehilangan muka, Manchester United pun berusaha keras mengembalikan keunggulan mereka di babak kedua, yang ternyata berhasil diwujudkan oleh salah satu pemain terpinggirkannya, Andreas Pereira.
Gol kedua Manchester United dari Pereira terjadi setelah melalui sejumlah kemelut di depan gawang, dimulai dari sepakan Jesse Lingard yang ditepis David Raya, sampai upaya membuang bola oleh Ethan Pinnock dengan sundulan.
Ketika bola mengalir liar, Pereira pun langsung menyambarnya dengan mengeksekusi tendangan kencang spektakuler yang menembus gawang Brentford.
Aksi ini pun menuai banyak pujian dan jadi buah bibir di kalangan suporter Setan Merah, serta tidak ketinggalan pula para penikmat olahraga sepak bola dan Ole Gunnar Solskjaer.
“Tendangan itu di luar nalar. Andreas punya teknik yang bagus dan tendangannya hebat,” ucap Solskjaer seperti diwartakan laman Manchester Evening News.
Namun sayangnya, gol Andreas Pereira tersebut tidak cukup mengantarkan Manchester United memenangkan laga pramusim mereka kontra Brentford.
Skor kembali sama skuat ketika Bryan Mbeumo menyamakan kedudukan jadi 2-2 tidak lama sebelum wasit meniup peluit panjangnya.
Walapun hanya meraih hasil imbang, ada sejumlah poin penting yang bisa digarisbawahi dari laga Manchester United vs Brentford ini, termasuk penampilan Pereira, Anthony Elanga, dan kehadiran suporter di Old Trafford.
1. Spesialis Pramusim
Andreas Pereira lagi-lagi menunjukkan magisnya di laga pramusim Manchester United, terlepas dari nasibnya sebagai pemain yang terpinggirkan di tim ini.
Bahkan, keahlian dan penampilan menterengnya saat sesi pramusim pun membuatnya dipanggil ‘Pre-season Pirlo’ oleh sejumlah suporter.
Semuanya berawal saat pramusim 2015-2016 ketika Setan Merah masih diasuh oleh pelatih lawas mereka, Louis van Gaal. Saat itu, ia yang baru mentas dari akademi berhasil mencetak gol melawan San Jose Earthquake.
Rasa-rasanya hanya tinggal menunggu waktu saja sampai pemain asal Belgia ini mendapat tempat di tim utama Manchester United. Akan tetapi, langkahnya harus terhambat usai pemecatan Louis van Gaal.
Memasuki era Jose Mourinho, Pereira nampak kesulitan untuk unjuk gigi. Akan tetapi, lagi-lagi ia mencatatkan penampilan menjanjikan saat sesi pramusim melawan Wigan Athletic dan membantu Setan Merah menang 2-0.
Namun setelah itu, namanya seperti timbul tenggalam usai The Special One tidak menjadikannya pilihan utama dalam skuat. Alhasil, Pereira pun dipinjamken ke klub Liga Spanyol, Granada.
Di sana, ia ternyata tampil cukup lumayan. Hanya saja, ia harus merelakan Manchester United memenangkan Piala Liga Inggris dan Piala Eropa tanpa dirinya.
Jose Mourinho sebenarnya sempat memberi kesempatan bagi Pereira untuk tinggal di skuat dan berjuang untuk posisinya, tapi sang pemain justru memilih pergi lagi sebagai pemain pinjaman, kali ini ke Valencia.
Keputusan ini pun membuat Mourinho kecewa karena ia meyakini pemainnya tersebut punya peluang besar untuk meraih tempat di skuat asuhannya.
Selain itu, Mourinho juga menyebut Pereira seperti sosok yang tidak siap menghadapi tantangan. Padahal, bertahan di Manchester United bukan hal mudah dan para pemain harus siap berjuang untuk itu.
Spesialis meraih spotlight saat pramusim nampaknya memang layak disematkan pada diri Andreas Pereira, setelah ia lagi-lagi jadi sorotan saat mencetak gol lawan Liverpool di International Champions Cup 2018.
Kini, yang harus dilakukannya adalah terus membuktikan diri di hadapan pelatih agar bisa jadi andalan tim di setiap kesempatan. Apalagi, jika mengingat perjuangannya masuk starting XI sejak dulu terbilang sulit.