Kisah Paddy Lacey, Eks Wonderkid Liverpool yang Jadi Petinju Profesional
INDOSPORT.COM – Banyak pemain yang kesuksesannya tak didapatkan di sepak bola, namun justru di bidang lain. Hal ini juga didapatkan oleh Paddy Lacey, eks Liverpool yang kini jadi petinju.
Sepak bola bisa dikatakan dunia yang kejam bagi para pemainnya. Sedikit kesalahan saja bisa menghancurkan karier seorang pemain, bahkan sebelum berkembang.
Tak jarang pemain harus merasakan pedihnya terlempar dari sepak bola karena sederet masalah, seperti cedera ataupun kenakalan di masa muda.
Salah satu yang harus merasakan dirinya terlempar dari dunia sepak bola adalah Paddy Lacey, pemain muda yang pernah menimba ilmu di Liverpool dan menjadi buruan klub-klub top.
Paddy Lacey merupakan pemain asal Inggris yang pernah menimba ilmu di akademi Liverpool. Ia seangkatan dengan Conor Coady dan Jon Flanagan saat muda.
Bahkan Paddy Lacey pernah berlatih bersama tim muda Manchester United yang saat itu dihuni Michael Keane, Jesse Lingard, dan Ravel Morisson.
Namun kariernya tak berjalan baik. Ia bahkan memulai dari tim kasta bawah seperti Accrington Stanley di kasta keempat. Tapi di klub itu, ia mendapat sorotan setelah tampil cemerlang.
Meski demikian, Paddy Lacey harus menerima ia dilarang bermain sepak bola selama 14 bulan dan kontraknya diputus oleh Accrington Stanley.
Kejatuhan di sepak bola itu pun kini tak lagi ditanggapi Paddy Lacey. Sebab, kini ia menggeluti olahraga lainnya yakni tinju. Bagaimana kisahnya?
1. Akibat Narkoba dan Cedera hingga Banting Setir ke Dunia Tinju
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kontrak Paddy Lacey harus usai bersama Accrington Stanley karena ia dihukum 14 bulan dilarang bermain sepak bola.
Penyebab ia mendapat larangan tersebut karena kenakalannya di luar lapangan. Paddy Lacey diketahui terciduk mengonsumsi narkoba yang teridentifikasi dari darahnya.
Setelah kontraknya diputus oleh Accrington Stanley, tak berselang lama ia diciduk kepolisian akibat ditemukannya kokain dan uang palsu sebesar 500 poundsterling saat hadir di Glastonbury Festival.
“Saya berada di mode penghancuran diri saat itu. Semua seperti berjalan begitu saja dan saya tak bisa menghentikannya. Itulah saya di masa terendah saya,” kenang Paddy Lacey.
“Hakim saat itu mengatakan saya membuat kesempatan yang tak bisa didapatkan orang lain. Saya bukan anak kecil, tapi saya memilih jalan yang salah. Saya harus dihukum,” kenangnya lagi.
Alhasil Paddy Lacey harus merasakan dinginnya jeruji besi selama lima bulan. Setelahnya ia dilepas jelang natal di mana ia bisa berkumpul bersama keluarganya.
Jalan untuk kembali ke sepak bola hadir saat Paddy Lacey ditawari bermain di klub amatir, Dovecot. Ia pun berlatih untuk memulihkan kondisinya.
Sayang, kariernya tak kembali pulih akibat cedera yang ia dapat. Pasca sembuh, ia mendapat kesempatan lain dengan trial di Yeovil Town.
Tapi lagi-lagi, cedera menghentikan kariernya. Tak tanggung-tanggung, cedera yang ia derita adalah ACL yang memaksanya istirahat 9 bulan.
“Itu menakutkan. Kulit saya menguning, saya tak bisa makan, saya berkeringat setiap hari dan malam. Saya berakhir di kamar mandi dan berakhir di rumah sakit beberapa minggu,” lanjutnya menceritakan pengalaman saat menjalani rekonstruksi ACL.
Karena cedera ACL itu, Paddy Lacey tak bisa berkarier profesional. Kini ia hanya bermain di level amatir dan bekerja sebagai di perusahaan karpet.
Meski demikian, Paddy Lacey tak menyerah di dunia olahraga. Ia pun kini banting setir menjadi petinju profesional di mana ia akan bertanding pada Desember 2021 mendatang.
“Gila bukan? 6 tahun lalu saya pergi ke New York untuk menonton Chris Algieri melawan Amir Khan. Saya bahkan belum menggeluti dunia tinju amatir dan sekarang saya di tinju profesional di kampung halaman saya,” tukas Paddy Lacey.
Ya, Paddy Lacey akan bertarung di sebuah arena bernama Liverpool’s M&S Bank Arena di mana di arena itu juga akan mempertandingkan laga Conor Benn dan Katie Taylor yang merupakan juara dunia kelas ringan asal Irlandia.
Memang tak ada yang tahu karier seseorang. Tapi berkaca pada pengalaman Paddy Lacey, ada baiknya mulai memilah hal yang baik dan buruk di usia matang agar takdir seseorang tak berakhir menyedihkan.